d

537 19 4
                                    

Setelah kejadian kemarin, Jaemin langsung menjadi topik hangat di sekolah. Dimanapun ia berada, banyak pasang mata memperhatikan.

Jaemin sih ga peduli.

Begitu pun saat Jaemin masuk ke kelas. Teman-teman laknatnya langsung mencie-ciekan dirinya.

Renjun yang melihat wajah Jaemin, melengkungkan bibirnya. "Jaemin, maaf."

Renjun memang tidak dijemput Jaemin hari ini. Kalau kata Jaemin, dirinya disuruh sang Bunda mengantar pesanan kue.

Jaemin tidak menghiraukan. Dia tidak mood sekrang. Renjun tambah sedih.

Bel istirahat berbunyi. Teman-teman sekelas Renjun sudah banyak yang keluar. Tersisa Jaemren dan dua murid perempuan di sana.

"J-jaemin.." Renjun mencicit.

Jaemin menoleh. "Kenapa?" Tanyanya selembut mungkin.

"Maafin Renjun, ya?"

Jaemin mengepalkan tangannya.

Perlahan tapi pasti, Jaemin membawa tangannya untuk menyentuh wajah mulus teman kecilnya itu. Mengusap pipi Renjun dengan ibu jarinya. Jaemin mulai mendekatkan wajahnya. Menempelkan bibirnya dan bibir Renjun.

"Jaem? Jaemin!" Renjun melambaikan tangannya di depan wajah Jaemin.

Jaemin tersentak. Oh ayo lah, apakah dia baru saja berhalusinasi tadi?

"Jaemin maafin Renjun ga?" Renjun mengerucutkan bibirnya. Jaemin malah salah fokus ke bibir Renjun.

Gila, ini gila - Jaemin

Jaemin menghela. "Iya, gua maafin."

Renjun langsung tersenyum lebar. "Karena lo udah maafin gue, sekarang traktir!"

Jaemin melebarkan matanya. "Lo mau nraktir gue?"

Renjun yang sudah berdiri, mengerutkan keningnya. "Engga lah, lo yang traktir!" Renjun meninggalkan Jaemin yang masih terdiam.

"Anjir. Huh, untung lucu." Jaemin menghela lalu menyusul Jaemin.

Sementara di kelas.

"Anjir!!! Gila! Mereka gemes banget ajsjdj," Shuhua menggoyang-goyangkan tangan teman di sampingnya.

"Gue sudah kepikiran 1000 kata untuk cerita bl gue," balas Mia.

...

"Gue mau mi ayam!" Tunjuk Renjun pada menunya. "Eum, sama es teh!" Renjun kembali menunjuk ke yang lainnya.

Jaemin hanya bisa menurut lalu memesannya. "Mi ayam 2 sama es teh 2 ya Buk."

Bugh

Jaemin dan Renjun refleks menoleh. Renjun membulatkan matanya saat melihat Jeno tersungkur jatuh sampai kepalanya terbentur ujung meja. Saat lelaki itu bangun, tampak darah mengalir di lehernya.

"Anjing lo!"

Bugh

Satu pukulan mengenai Hyunjin telak. Membuat lelaki itu limbung. Perlahan-lahan semua orang mengerumuni mereka.

Tanpa Renjun sadar, Jaemin sudah memasuki kerumunan. Disusul oleh beberapa anggota OSIS lainnya dan juga teman-teman Jeno dan Hyunjin.

"Bubar! Bubar!" Jaemin mengibaskan tangannya supaya kerumunan siswa itu.

Akhirnya setelah kegaduhan, kantin kembali sepi. Jeno dan Hyunjin sudah dilarikan ke anggota PMR.

"Kenapa Jaem?" Tanya Renjun saat mereka berjalan kembali ke kelas. Pesanan mereka dibatalkan ngomong-ngomong.

Jaemren's RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang