e

664 17 3
                                    

Esok paginya, sekolah masih banyak desas desus tentang kasus Jeno Hyunjin. Hari ini juga, Jeno dan Hyunjin yang selalu bersama kemana-mana, berjalan berjauh-jauhan. Karina pun tak tampak saat jam istirahat. Kalau memang tidak keluar saat jam istirahat, ya tidak masuk.

Renjun jadi kepikiran. Jadi Karina punya toxic relationship selama ini? Tapi Jeno keliatan kaya anak baik-baik. Atau memang, jangan lihat dari luarnya saja?

Renjun menghela. Ia tidak menyangka pernah menyukai seorang Lee Jeno.

"Ren, oy!"

Renjun tersentak. "H-hah?"

"Mikir ape lu? Sampe ngelamun. Mikirin gue yaa," Haechan memberi senyum manisnya.

Renjun memutar bola matanya malas. Apa-apaan Haechan ini?

"Ini dia makanannya bapak-bapak," Lia meletakkan nampannya yang berisi satu mangkok dan dua piring ke meja mereka. Lalu duduk di depan Haechan dan Renjun.

Lia tampak melirik Jeno saat kedua temannya mengambil makanan masing-masing. Kepalanya ia tangkup menggunakan kedua tangan. "Hhh, gue masih ga nyangka sama Jeno. Dia kek anak baik-baik anjir. Gue aja pernah ngecrushin dia waktu MOS."

Haechan yang baru saja mengunyah makanannya, melihat Lia. "Lo pernah ngecrushin dia?"

Lia berhenti memperhatikan Jeno. Dia mengambil mi ayamnya. "Iya, walau cuma tiga hari."

"Anjir," reflek Renjun.

Lia hanya cengegesan.

Setelah ke kantin, Renjun dan kawan-kawan kembali ke kelas. Dia tidak bersama Jaemin karena lelaki itu sedang berkumpul dengan teman-teman sesama OSISnya. Mungkin rapat. Entahlah, Renjun tidak tau.

Setelah pelajaran Bu Sooyoung yang membosankan, Jaemin baru kembali ke kelas.

"Kemana aja lo?" Tanya Renjun sinis. Ia tentu tak terima kalau Jaemin tidak menghadapi Bu Sooyoung tadi.

"Rapat. Biasa, gue kan orang sibuk," kata Jaemin sambil menaikturunkan kedua alisnya.

"Nyeh, enak bener lo. Tadi Bu Sooyoung bacot mulu, gila," ujar Renjun malas.

"Lah, kenapa tu orang?"

"Gara-gara kasus Jeno Hyunjin tuh. Bahas cinta segitiga mulu jadinya," Renjun mendelik.

"Yaudah sih. Bu Sooyoung kan emang hobinya bacot."

"Eh, Jaem. Nanti ke rumah gue yuk!"

"Ngapain?"

"Kita nonton. Kata Haechan ada film bagus. Rencananya sih gue mau nonton sendiri aja, tapi katanya lebih bagus kalau nonton sama pasangan. Yaa.. Lo tau lah ya kalau gue ga punya pasangan, jadi lo aja. Mau ya?" Tatap Renjun penuh binar.

Membuat Jaemin mau tak mau, luluh. "Hm."

"Yes!"

...

Renjun mengambil kunci yang diletakkan mamanya di salah satu pot gantung. Lalu membuka pintu rumahnya.

"Tante Wendy ga dirumah?" Tanya Jaemin setelah memarkirkan sepeda motornya.

"Iya, mama pergi ke rumah nenek. Soalnya nenek sakit. Jadi gue sendiri di rumah." Renjun membuka pintu lalu masuk.

Jaemin mengangguk-angguk. Jadi Renjun sendirian di rumah ya? "Sampai kapan tante Wendy di rumah nenek lo?"

"Ga tau. Tapi katanya tiga hari." Renjun melepas sepatunya.

Tiga hari? Berarti gue bisa... Anjir! Gue mikir apaan?! - Jaemin

Jaemren's RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang