Please be Careful with My Heart 7

238 7 0
                                    

13.36

Crania a la Mode, West Dales, Glenoma

Aku terjebak.

Kupikir Peeps akan langsung mengantarku ke hotel untuk membereskan barang-barangku dancheck-out, tapi ternyata dia malah menyeretku ke butik di sebelah restoran tadi.

“Menurutmu lebih bagus yang hitam atau yang emas, Char?”

“Hitam. Yang emas norak.”

“Hmm… Aku juga lebih suka yang hitam. Tapi belakangan ini warna terang dan metalik sedang populer….”

Rasanya aneh, berdua dengan Peeps di dalam butik, membahas warna heels mana yang lebih bagus. Makin aneh karena gadis itu mengkhawatirkan tren, sesuatu yang biasa kami tertawakan berdua dulu. Seharusnya aku tidak terlalu terkejut dia jadi seperti ini sekarang. Sudah enam tahun. Lagipula kami hampir tidak pernah saling bicara lagi menjelang kelulusan. Dia sudah berubah sejak saat itu.

Dan sekarang... Entahlah. Aku benar-benar tidak menyangka dia akan mengajakku tinggal di tempatnya. Apa itu juga formalitas, sama seperti mengundangku ke acara reuni waktu itu?

Dan dia terang-terangan bilang dulu aku teman terbaiknya. Apa sekarang aku masih 'teman'-nya? Bukan sekedar seorang kenalan sial yang sedang tak punya tempat tinggal, yang harus ia tawari bantuan walau sekedar basa-basi? Ibuku selalu melakukannya, orang-orang di sekitarku selalu melakukannya, dan aku ingat mereka bernapas lega ketika akhirnya si kenalan itu pergi tanpa menerima tawaran yang setengah memaksa walau palsu itu.

 Bagaimana perasaan Peeps ketika aku mengiyakan? Apa dalam hati dia menyesali basa-basinya itu? Atau mengutukku tidak tahu diri?

Sampai saat dia mengajakku tinggal di tempatnya tadi, aku masih merasa canggung dengan kehadirannya. Aku hampir seratus persen yakin dia duduk di mejaku hanya karena dia masih harus menunggu, dan di kota socialite seperti Dales, duduk sendirian di restoran akan membuat siapapun terlihat aneh. Bahkan setelah itu pun aku masih ragu...

Tapi dia jelas-jelas bilang aku temannya. Dia tahu seberat apa arti kata 'teman' bagiku...

"Apa aku ambil yang emas saja, ya?"

"Yang hitam bisa kau pakai ke mana-mana. Yang emas tidak mungkin kau pakai kerja."

"Kau benar... Apa yang hitam saja?"

Penyakit Peeps yang tidak tegas itu masih belum sembuh juga.

"Kau lebih suka yang mana?"

"Hitam lebih keren dan profesional, sih... Yang emas lebih lucu, tapi sepertinya bakal jarang terpakai, ya?"

"Yang kau suka yang mana? Emas atau hitam?"

"...Emas."

"Ya sudah, beli yang emas saja! Nona, kami ambil yang ini," aku langsung memanggil pelayan toko sebelum Peeps sempat berubah pikiran. Dulu juga selalu seperti itu, waktu kami masih ke toko kue berdua tiap Sabtu, Peeps butuh waktu lama sekali untuk memilih. Akhirnya aku harus memaksanya memilih satu dan cepat-cepat memesan sebelum dia sempat menimbang-nimbang lagi.

Kalau dipikir-pikir, kapan terakhir kali aku keluar dengan orang lain hanya untuk bersenang-senang? Di Bel-U, semuanya terlalu sibuk mengejar nilai atau mengurus penelitian. Kalaupun ada yang meluangkan waktu untuk main, definisi 'bersenang-senang' versi mereka berbeda denganku. Waktu kerja juga begitu.

Tentu saja reuni Sabtu kemarin tidak dihitung. Pria sialan itu mengacaukan semuanya.

Dan malam ini aku akan pergi minum dengan orang-orang Dales Tales... Apa mereka juga sama seperti orang-orang di Belystad?

Please be Careful with My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang