rumah bukan tempat pulang

3 4 0
                                    

Malam yang dingin menerpa kulit seorang laki-laki yang berada di balkon kamar, bulu kuduk nya sedikit meremang karena dinginnya malam itu.

Krek

Tiba-tiba seorang laki-laki datang dari balik pintu balkon dan menoleh kearah laki-laki tadi "Re, lo ga balik?"

Rehan menoleh kebelakang dan mendapati Derren dengan kaos putih polos dan celana jeans pendek tengah berjalan kearah nya. dia termenung sebentar kemudian mengangguk.

"gue bakal pulang"

Ucapan itu sedikit membuat Derren tertegun, dia kemudian mendekati Rehan dan duduk disebelah laki-laki itu "orangtua lo gak dirumah?"

"mereka diluar kota"

Mendengar itu Derren seketika mengerti, dia sangat tahu keadaan rumah Rehan. rumah yang seharusnya tempat untuk pulang malah rumah yang menjadi asal api kehancuran.

"lo nginep di rumah gue aja, bokap nyokap juga ga masalah" ujar nya sembari menepuk pundak sahabat nya itu. namun dengan cepat Rehan menggeleng

"makasih, tapi gue bakal pulang"

"kemana?"

Rehan terdiam sejenak, dia juga bingung ingin pulang kemana. pasti ada seseorang yang paling dia hindari dirumah saat ini "Rumah" ujar nya pelan.

"gue anter" ujarnya lalu hendak pergi namun dicegat oleh Rehan

"ga usah gue pulang sendiri, lagian gue mau mampir kesuatu tempat dulu"

terdiam sejenak sebelum derren menghembuskan nafasnya "lo yakin?"

Rehan mengangguk mantap kemudian menepuk pundak Derren "gue gapapa"

***

Hari sudah larut, tapi Rehan masih dengan santai mengayuh sepeda nya dalam dingin nya malam. tadi saat pulang dari rumah Derren dia tidak langsung kembali kerumahnya, namun pergi ke taman meski hanya duduk dan hanyut dalam pikirannya selama dua jam lebih.

Saat dia sudah berada didekat minimarket, matanya tertuju pada rumah yang menjulang tinggi didepan nya.

Takut, tidak!
Khawatir,?

Perlahan dia mengayuh kembali sepeda nya hingga masuk kedalam gerbang rumah besar itu. meletakkan sepeda nya kemudian perlahan berjalan hingga di depan pintu. jantung nya berdegup kencang saat memegang kenop pintu.

"Lo bisa Re!"

Krek

Tanpa melihat kesana kemari Rehan segera berjalan, sedikit lagi dia akan sampai di tangga menuju lantai dua, namun sebuah suara langsung menghentikan langkahnya.

"Cih, bajingan ingat pulang juga haha"

Damn!

Rehan tidak menoleh namun sebuah langkah kaki yang datang kearah nya. perlahan Rehan membalikkan tubuhnya dan-

-Bugh

Rehan memegang perutnya yang tertendang, dia menatap kearah laki-laki yang menatap nya remeh. bukan dia tidak bisa membalas, hanya dia tidak mau melakukan nya karena dia tahu alasannya.

"Bangkit lo cupu"

Saat laki-laki itu hendak kembali memukul nya Rehan dengan cepat mencegat nya, dengan sekuat tenaga dia menahan pergerakan laki-laki itu

KAK REHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang