Jungkook terdiam selama perjalanan menuju kembali ke apartemennya. Baekhyun masih tertidur, dan Jungkook tidak sanggup melirik lagi kearah anak itu. Oke, kehadiran anak adalah hal pertama dan masuk peringkat paling teratas didaftar hal yang paling tidak diinginkan oleh Jungkook sendiri. Dilihat dari kepribadiannya yang arogan juga merasa paling bisa itu sudah jelas—kalau Jungkook adalah orang yang tidak mau dikalahkan siapapun. Termasuk kerabatnya sendiri. Maksudnya disini adalah kehadiran keluarga lain.
Dilihat betapa egoisnya dirinya, Jungkook jelas anak tunggal. Ibunya memberikan kasih sayang sepenuhnya hanya kepada Jungkook dan anak itu paling benci diabaikan sekalipun perhatian ibunya beralih pada ayahnya. Apalagi seorang adik. Jungkook sudah mengatakan terang-terangan kalau Jungkook akan kabur dari rumah kalau ibunya sampai punya anak lagi. Jelas sekali, Jungkook hanya mau semua perhatian ibunya terpusat pada dirinya. Itu anak kecil sekali.
Dan sekarang, ia membelokkan pada Baekhyun kalau anak itu hanya miliknya. Satu-satunya miliknya dan harus selalu memperhatikannya tanpa melihat kearah siapapun. Jungkook masih berpikir dirinya sakit jiwa, tetapi dirinya tidak memungkiri perasaannya agak tertekan setelah mengetahui kalau Baekhyun adalah laki-laki yang bisa hamil. Itu benar-benar menyiksa.
Semua perhatian harus berpusat padanya. Dan jika ada anak diantara mereka, Baekhyun pasti akan memecah dua kasih sayang untuk Jungkook kepada anak mereka juga 'kan?
Jungkook tidak bisa berpikir lagi karena ia tidak pernah mengira semuanya akan sampai sejauh itu. Ternyata menikahi lelaki tidak mempengaruhi apapun. Apa Jungkook perlu lari ke Laki-laki yang yang tidak bisa hamil? SIAL! Jungkook mencintai Baekhyun dan dirinya tidak bisa melakukan itu.
Jungkook masih menimbang-nimbang apakah seharusnya ia beritahukan kabar yang entah akan menggembirakan atau menjatuhkan Baekhyun karena memikirkan istrinya itu punya rahim.
Yoongi mengintip dari kaca spion tengah dengan mengerutkan kening, Jungkook terlihat sangat aneh. Memang, dirinya membenci segala sifat Jungkook apalagi arogan dan menyebalkan itu. Tetapi, aneh saja kalau Jungkook seperti ini. Sebelum ke rumah sakit, Jungkook terlihat baik-baik saja, bahkan dirinya mengelusi rambut Baekhyun bahkan balik mengabaikan dirinya yang jelas-jelas menjadi manajer paling baik sedunia (Yoongi berpikir seperti itu) karena sudi menjadi pembimbing si sialan Jungkook itu. Tetapi melihat Jungkook yang merenungi kaca membuat Yoongi berpikir ulang, ada apa ini?
"Ada masalah, Jungkook?" Ia bertanya dengan santai, mencoba mengatakannya seperti seseorang yang tidak tahu apa-apa.
Jungkook hanya melihat sebentar kearah Yoongi yang berada tepat didepan Baekhyun, tetapi Jungkook mengabaikannya. Yoongi mendengus.
"..."
"Aku hanya merasa ada sesuatu yang terjadi pada Baekhyun. Ada apa?"
"Baekhyun hanya mengalami jetlag yang berlebihan, okay?" Jungkook menjawab dengan tegas agar Yoongi tidak bertanya dan sok ingin mencari tahu lagi. Jungkook benci orang lain mengais-ngais urusannya.
Akhirnya Yoongi mengalah karena ia sudah terlalu lelah. Dirinya hanya butuh tidur, bukan mengetahui hal-hal tidak jelas yang Jungkook selalu sembunyikan—entah apa itu.
.
.
.
Baekhyun terbangun, kemudian menyadari ia sudah berada diapartemen nya dan Jungkook. Tepatnya dikamar mereka. Lalu ia mencari-cari ke sekeliling, Jungkook tidak berada dimanapun. Baekhyun berusaha berpikir positif kalau-kalau ternyata Jungkook hanya meninggalkan Baekhyun untuk ke toilet atau sejenisnya.
Baekhyun berusaha bangun, tetapi kepalanya masih terasa sangat pusing. Semuanya terasa berputar-putar. Tiba-tiba ia merasa mual lagi, dan mulai mengingat kalau dirinya tadi sempat muntah didalam mobil. Baekhyun langsung lari tanpa mempedulikan keseimbangannya. Dirinya terhuyung sedikit sebelum memasuki toilet lalu—
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
FanfictionWarning!!! Yaoi BxB 🌚🔞 Typo dimana-mana Don't like,don't read Summary : Tentang Baekhyun adalah seorang fanboy yang mengidolakan shining star- jeon jungkook like a maniac yang hampir setiap hari berimajinasi 'sex' dengan sang idola. Berharap suatu...