▪︎▪︎▪︎
"GUYS, GUYS, GUYS!!! ADA BERITA HOT NYUS!!!"
Seorang ananda puteri dari pemegang tertinggi tahta pergibahan sekolah a.k.a siswi bernama Joy itu memasuki gerbang kantin sambil teriak-teriak pada satu bangku. Kemudian disusul ekspresi dengan mulut komat-kamit yang kental, membuat seisi riuh ini berubah menjadi penasaran. Bahkan beberapa siswi yang semula di meja lain mulai berdatangan dan ikut bergabung membentuk lingkaran yang rapat.
Lisa memutar bola matanya jengah. Sepertinya ia salah memilih tempat. Seharusnya ia pindah saja ke gudang belakang atau uks agar senyap. Nampaknya, hari lepas ini justru malapetaka yang tak jelas baginya. Tapi, bila Lisa pikir-pikir lagi jika ia memutuskan diam di kelas, rekannya itu pasti akan ribut memintanya untuk bersih-bersih. Ah, lebih malas.
Lisa hanya mampu bergeleng-geleng cuek. Di sekelilingnya, pula begitu rekan-rekannya yang sama-sama acuh. Winter, Ryujin, dan Wendy sibuk bermain game. Yujin, Yena, dan Rosé heboh berbalap makan. Sementara Lisa masih planga-plongo mengawasi sekitar.
Belum lama dari keriuhan yang ditimbulkan Joy, muncul lagi manusia biadab seperti Seungkwan dan Bobby yang bila sudah bersatu mampu menggetarkan seisi sekolah.
"DIGEBOY, GEBOY MUJAER!!!"
Lisa praktis memijat pelipisnya melihat lelaki kucrut itu berjoget alay memasuki kantin. Pandangannya sempat bertemu, namun Si Bobby malah menunjuknya sambil terus melanjutkan bait lagunya.
"NANG NING NANG NING EUUU... PAKDULIPAK!!"
"BANG DUNG DING SER!!!"
"LIS, LIS, LIS!!!"
"Tsk, berisik amat sih lo pada!" Wendy langsung mendongak dan tepat menemukan kedatangan Seungkwan dan sekawanannya di belakang mengikut.
"Denger dulu Wen, ada murid baru anying! Buru liat dah, cantik anjir!" Ujar Seungkwan dengan ekspresi yang dibuat takjub.
"Mang iya Ming?" Rosè menoleh pada Mingyu.
"Iye, cantik anjir. Anak Ipa juga tuh, satu jajar dah ama klean!" Mingyu mengangguk.
"Asli inimah cuy, buruan Lis mending lu samperin dulu terus ospek dah bareng-bareng!" Bobby mengangguk juga.
"Lis, Lisa!" Muncul sekumpulan Taeyong dan rekannya lagi. Mendorong Bobby dan Seungkwan, kemudian menggebrak meja.
"Apaan sih ini? Rame amat Bang?" Winter mendengus sebal karena kakak-kakak kelas alias circlenya malah berkerumun tak jelas.
"Murid baru anjing! Cakep inimah! Dapat menggeser tatanan Cuwi ama Diana!" Celetuk Taeyong dengan wajah sama membulat terpesona.
Lisa menanggapinya dengan senyum smirk. Tak ambil pusing sekadar menyeruput kaleng kopinya; gua dah lebih dulu liat.
"Nggak minat."
"Boong anjing!" Yuta menunjuk. "Tau-tau naksir gua mampusin! Awas aja ya lu!"
"Kalo kagak mau yaudah ama gua aja sih." Ten menyeletuk.
"Ambil dah."
"Weits... tenang dulu dong tenang. Johnny katanya nih mau." Jaehyun menepuk pundak Johnny.
"Me? Why me? Mark aja." Johnny bergidik ogah.
"Me? Kagak mau Bang." Mark ikut bergeleng ogah.
"Bubar sana lu pada, makan dulu sebelum ntar sore gua perintah turun tkp." Lisa menggerakan tangannya mengusir mereka.
"Widih, ngajak duel lagi tuh sebelah?" Seungcheol mulai bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Clusther | Jenlisa✔
Fanfic(E-BOOK ONLY) Sebelumnya, Lisa pernah punya motto bahwa kehidupan remajanya hanya tentang tawa dengan rekan-rekan hingga kemudian kedatangan murid baru itu membuat segalanya berantakan tak terkendali. Di antara The Clusther, Black Teeth, dan Veltiz...