3). Manusia Unfaedah

136 21 0
                                    

▪︎▪︎▪︎

Namanya juga anak muda, apa itu siang dan sore? Kalau belum malam mana mau pulang. Apalagi ini baru pukul 2, kesibukannya masih menggunung lebih-lebih dari pejabat. Ada pertemuan dan pembahasan mengenai strategi jalanan yang katanya perlu diperbincangkan.

Di sebuah warung yang sederhana mereka menyisi. Di depan teras dengan satu meja bundar dan alasan duduk yang berserakan, begitu pula mereka yang berpencar duduk namun mengikuti kemana topik sedang dibahas.

"Masa ada murid yang bilang katanya mereka di jalan sempet digangguin Black Teeth. Sampe ditampar cuma gara-gara mereka nantang kita!" Mingyu menjentikan rokok ke atas asbak.

"Samperin lah anjing." Seungcheol bertopang kaki.

"Samperin kagak Lis?" Bobby mengendikan kepalanya ke dalam, dimana anak-anak wanita duduk di sana sambil berbincang lain.

"Apaan?" Lisa yang sedang menyesap vapenya sampai menoleh.

"Black Teeth cari gara-gara lagi nih, samperin kagak?" Ujar Mingyu.

"Siapa yang mulai?"

"Mereka lah, kita mah kagak tau apa-apa!"

"Kontak ketuanya suruh maju!"

"Calm gurls. Ketuanya Taehyung, lu cewek. Boy with boy, girl with girl. Jangan dilawan lagi, lu aja bonyok kemaren." Timpal Yuta.

"Ya kan kemaren anjing, sekarang gua bales dendam!" Lisa meludahkan asap vapenya sambil berdesis.

"Jangan, udah biar sama gua." Seungcheol melambai seolah berusaha menenangkan Lisa yang terlihat akan membusung dada di sana.

"Si Eunseo aja tuh Lis lawan. Songongnya minta ampun dah. Mana katanya dia naksir doi gua." Seulgi memprovokasi.

"Kontak dulu anying anaknya, suruh ketemuan malem ini di belakang ruko ntar!" Lisa menunjuk siapa saja yang sedang berkumpul di depan.

"Ada apaan lagi nih? Berantem mulu nggak capek apa nak-anak..." datang Babeh menaruh gorengan yang baru dijahit ke dekat Lisa dan ke meja depan yang langsung diserbu.

"Mereka yang mulai Beh, kitamah diem-diem bae kalau kagak diserang! Mana cemennya mereka nyerang ke murid yang lain! Kasian lah ntar mereka trauma!" Sungut Mingyu sambil hah-heh-hoh karena bakwannya panas.

"Baikan aja atuh, baikan aja. Kalo dibales terus kan engga akan beres-beres nantinya..."

"Kagak bisa Beh, mereka nanti malah ngelunjak kalau kita nunduk! Emang harus sampe kepala pecah dulu ini! Tapi gapapa, demi anak-anak!" Celetuk Lisa. Sok paling benar saja.

Babeh hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah lelah menceramahi anak-anak tongkrongannya yang keras kepala bila dinasehati. Walhasil daripada pusing memikirkan anak muda, biarlah saja. Biarkan saja apa semau mereka.

Disaat anak-anak lelaki sibuk membincangkan strategi perang juga mengirimi terror pesan pada musuhnya di seberang, para ciwi ini--terutama gegara Seulgi malah jadi bergibah.

"Ada bidadari di kelas gua." Celetuknya sambil mendekat ke arah Lisa.

"Siapa?"

"Murid baru."

"Ini calon-calonnya bentar lagi putus ama Si Chaeryeong." Bisik Winter pada Ryujin.

"Iya njing, padahal temen gua udah bucin parah, goblok ni buibu satu." Ryujin menatap Seulgi tak percaya.

Sedangkan Wendy dan Rosè hanya menyimak dari pojok kursi, memandangi mereka sambil menggigit gorengan dan menyeruput pop ice dengan nikmat.

"Yang mana? Pan ada tiga." Jawab Lisa sambil kembali menyesap vape dan menghembuskannya membentuk O.

The Clusther | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang