Episode 2

47 6 0
                                    

Maulana mengeluarkan beberapa sayuran dan daging dalam kulkas lalu mulai memotong sayuran tersebut, di atas penggorengan sudah tersedia bumbu yang akan digunakan setelah selesai dipotong ia memasukkan semua sayuran tersebut dengan senyum manis.

"Belajarlah untuk bersyukur dengan apapun yang kau miliki, Istriku."

Sementara itu di dalam kamar Fira merasa gerah meski telah menggunakan baju dinas dan sudah menghidupkan kipas angin, gadis itu sangat kesal bahkan melempar bantal, menggulung sprei untuk melampiaskan kekesalannya.

"Aku heran, kenapa Papa dan Mama menjodohkan ku dengan pria tua itu?! Bayangkan saja, usia 20 tahun harus menikah dengan pria 30 tahun. Kalau dia tajir si nggak apa ya, ini sudah tua miskin pula." Ia berbicara sambil berkacak pinggang.

Drrt ...

Drrt ...

Fira menoleh pada ponsel di atas meja kecil di samping almari dalam kamar, ia segera meraih ponsel tersebut.

Rasa kesal berubah cerita melihat nama dalam layar, ia tersenyum lalu menjawab panggilan teleponnya.

" Hallo, Sayang." Ia berjalan ke arah tempat tidur lalu berbaring di atas kasur yang sudah berantakan.

"Fir, aku dengar kamu sudah menikah. Apakah itu benar?"

" Mana mungkin, Sayang. Aku tidak akan menikah dengan siapapun selain dengan kamu, kalau pun aku menikah itu juga aku tidak akan jatuh cinta sama Suami tua itu."

Maulana sudah selesai memasak, ia kembali ke kamar untuk memanggil Istrinya, tak sengaja mendengar sang Istri sedang telponan mesrah dengan pria lain.

Maulana mempercepat langkah kakinya dan berhenti di ambang pintu sambil tersenyum licik melihat sang Istri telponan.

" Istri kecil ku Sayang, berani sekali kamu ngobrol mesrah di telpon dengan pria lain. Lihat bagaimana aku mengacaukan kemesraan kalian," batinnya.

Pria itu berjalan santai menghampiri sang Istri lalu merebahkan diri di samping gadis cantik tersebut.

Fira tidak perduli dengan kehadiran sang Suami, ia tetap asik telponan dengan pacarnya dan sangat mesrah.

"Sayang, kamu harus segera kembali. Dengan begitu, aku akan langsung ceraikan Suami tua itu."

"Ahhh ... Ayo Sayank, enak Sayank." Maulana pura-pura mendesah seakan mereka melakukan adegan ranjang.

Fira terkejut dan langsung menutupi ponsel dengan tangannya agar suara desahan sang Suami tidak terdengar di sebrang telpon.

Gadis itu menoleh pada sang Suami dan menatap pria itu galak.

Maulana bukannya takut justru tersenyum manis."Sayang, kau sangat hebat. Aku semakin cinta~ sama kamu."

"Fir, itu tadi suara Suami mu? Kalian sedang bercinta? Bukankah tadi kamu bilang tidak akan pernah mencintai Suamimu, tapi kau malah bercinta di sana. Aku kecewa padamu, Fir. Lebih baik sekarang kita putus." Panggilan langsung diputus sebelah.

Fira kelabakan ingin menjelaskan pada sang kekasih tapi panggilan telpon sudah ditutup dan dihubungi juga tidak bisa.

Gadis itu bangkit dari posisi tidurnya lalu memutar tubuhnya menatap sang Suami dengan aura pembunuhan."Brengsek! Aku akan membunuh mu!"

Maulana segera bangkit dari posisi tidurnya lalu berlari keluar kamar meninggalkan sang Istri dengan suara tawa penuh kepuasan.

Fira semakin kalap, ia pun turun dari tempat tidur lalu mengejar sang Suami sambil membawa guling hendak dilempar pada sang Suami.

"Kemari kamu! Jangan lari setelah menghancurkan hidupku!"

Maulana berhenti sejenak di samping bufet."Sayang, aku bukan menghancurkan hidupmu tapi menyelamatkan pernikahan kita, sekaligus menyelamatkan mu dari api neraka."

Fira semakin naik pitam, ia tidak terima dengan ucapan sang Suami, gadis itu ingin mengejar pria tersebut tapi tubuhnya sangat lelah dan Suaminya terlihat santai tanpa sedikitpun pun kelelahan.

"Hiih dasar sinting!"

"Sinting, juga Suamimu," sahut Maulana santai.

Istri Durhaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang