CHAPTER 10

382 36 31
                                    

"Emang kalo sakit jantung bahaya kak?"

Yedam tersenyum.

"Sayang, penyakit jantung itu bukan sembarang penyakit biasa. Kalau tidak rutin atau mendapat pengobatan yang baik, itu bisa menyebabkan kematian. Apalagi kalau tidak mendapatkan donor jantung" jelas Yedam lembut.

"Gitu aja enggak tau Lo bocil" cibir Haruto.

"Ihhhh!! Kak Dammie~ liat kak Haru!" Tunjuk Nadila tepat di depan mata Haruto.

"Lah si anying. Mau nyolok mata gue Lo?" Haruto menurunkan tangan adiknya.

Nadila hanya mengendus sebal. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain sambil melipat tangannya dan menyimpannya di depan dadanya. Tanda bahwa dia marah.

"Haru. Sekali aja jangan isengin adeknya. Demen banget si" ucap Yedam.

"Hehe, iya kak maaf"

••••

"Jelasin sama ayah."

Asahi menatap takut pada Jaehyuk. Asahi tidak tau, apakah. Apakah Asahi harus bercerita kalau dirinya di bully habis habisan oleh teman sekolahnya? Tidak. Asahi tidak mau. Jika iya, maka ayahnya akan tau semuanya. Asahi tidak mau merepotkan Jaehyuk. Iya. Asahi harus mandiri.

"A-ayah maaf. Asa, Asa sering berantem sama temen sekolah. Asa, Asa nakal. Asa udah berani berantem. Asa berandalan. Maaf ayah, Asa maaf. Ayah, Asa maaf" ucapnya lirih sambil beberapa kali bergumam kata maaf.

Jaehyuk menggeleng. Ia lantas membawa Asahi kedalam pelukannya.

"Selama ini Asa nyembunyiin semuanya. Asa takut ayah marah. Asa takut kalau semuanya berakhir disini. Asa. Asa belum siap ayah. Asa takut..." Lirihnya lagi.

Jaehyuk melepas pelukannya. Ia menangkup kedua pipi chubby anaknya.

"Sayang, hey. Sayang, sayang. Dengar ayah sayang. Asa jangan takut ya? Ayah disini sayang. Ayah tidak akan marah pada Asa. Ayah disini menyayangi Asa. Asa jangan merasa sendiri sayang. Jangan menangis ya?" Jaehyuk kembali memeluk Asahi setelah mengatakan hal tersebut.

Yang Jaehyuk tau.

Asahi selalu bertengkar dan saling memukul di sekolahnya. Bukan di bully.

Asahi beruntung Jaehyuk bisa mempercayainya. Tapi Asahi merasa tidak berguna karena dia berani membohongi orang tua sebaik Jaehyuk.



















"Asa takut ayah..."






































Sudah terhitung 1 bulan Jihoon sekarang tinggal bersama Jaehyuk. Jihoon sudah benar benar resmi menjadi adik Jaehyuk dan Junkyu menjadi saudara Asahi juga Hyunsuk. Jaehyuk mengurus hak asuh Junkyu dan di ambil alih oleh nya.

Jaehyuk tidak mau kalau Jihoon harus menjadi seorang ayah di umurnya yang masih terbilang sangat muda. Maka dari itu, sekarang ini. Junkyu, resmi menjadi anak Jaehyuk begitupula Jihoon adalah adik kesayangan Jaehyuk.

Saat ini mereka tengah sarapan. Keadaan meja makan sangat hening, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu saja. Junghwan melirik kanan kiri. Ingin bersuara tapi takut. Kenapa? Pasalnya, peraturan keluarga Yoon kalau makan tidak boleh berbicara kecuali kalau ada hal penting atau semacam hal yang benar benar harus di bicarakan. Seperti sekarang Junghwan ingin membuka suara karena menurutnya ini penting.

"Besok ada turnamen basket. Aku harap kakak datang" ucap Junghwan sambil menatap Jaehyuk.

"Tentu. Apapun untukmu" jawab Jaehyuk.

Rumah Sebenarnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang