Sekarang ini sudah malam. Semuanya berkumpul di ruangan Jihoon. Asahi, Hyunsuk dan Junkyu sudah tidur lebih awal di ruangan khusus milik Yoshi yang kebetulan ruangan kerja Yoshi itu ada kamarnya.
Maklum. Rumah sakit Elit milik Yoshi. Wkwk.
Mereka di kabarkan oleh Yoshi kalau Jihoon sudah bisa berbicara lagi, meski agak terbata bata.
Jaehyuk menatap Jihoon yang terus diam. Semuanya sudah di ceritakan oleh Yoshi. Jaehyuk menunduk.
"J-ji tid-ak semb-uh?"
"Maaf ..."
Jaehyuk menunduk.
Mino menghampiri Jihoon. Ia mengelus lembut surai Jihoon.
"Ay-ah? Bun-da man-a?" Tanya Jihoon lirih.
"A-ah bunda ya sayang? Itu, bunda sedang bekerja dulu. Ji istirahat ya?" Jawab Mino lembut.
Junghwan mendekat.
"Katanya mau ikut turnamen basket? Ayo sembuh"
(\ (\
(„• ֊ •„)"Ayah menangis kan?"
Asahi terbangun tengah malam. Ia menemukan Jaehyuk yang tidur dengan posisi duduk menjaga mereka bertiga di ruangan Yoshi. Jaehyuk juga ikut terbangun saat Asahi tak sengaja menyenggolnya.
"Ayah tidak menangis"
Asahi menunduk.
"Ayah berbohong."
Jaehyuk terdiam. Asahi mendongkak.
"Ayah jangan menangis. Air mata ayah itu berharga sekali. Jangan sampai air mata ayah tumpah di depan mata Asa ya, yah? Sayang air matanya" ucap Asahi.
Jaehyuk tersenyum.
"Iya sayang"
Jaehyuk memeluk tubuh kurus putranya itu.
Hari ini hari Jumat, tepat dimana Junghwan dan Haruto harus bersekolah tanpa bocil mereka. Siapa bocil? Jihoon. Kan Jihoon suka bersikap lucu saat bersama mereka.
Rasanya, rasa semangat untuk bersekolah hilang. Haruto bahkan belajar tidak fokus. Sepertinya, nilai kali ini akan buruk.
"Anak anak, nilai ujian harian kemarin akan bapak bagikan, jadi beritahu orang tua kalian atau siapapun untuk melihat nilai kalian agar mereka tau sampai mana peningkatan belajar kalian"
"Baik pak!!"
Pak Bizan mulai membagikan kertas hasil ujian kemarin. Haruto dan Junghwan menerima kertas 3 lembar. Yang satunya punya Jihoon.
Mereka memandang kertas mereka. Nilai Junghwan dan Haruto hampir sempurna. 70. Tidak apa si, ini kan masih latihan toh. Itu artinya mereka harus lebih giat lagi.
Namun berbeda dengan kertas ujian Jihoon. Jihoon mendapat nilai tinggi sekali.
Jihoon ini memang pintar. Meski dulunya berandal, tapi Jihoon bisa di andalkan. Nilai Jihoon 100, sempurna. Sangat sempurna.
"Sempurna banget nilai Lo, cill"
•••
"IHHH NANAD KYUU TIDAK MOOD MAKAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sebenarnya [END]
FanfictionKalian pernah tidak si merasakan rasanya di sayang dan di perlakukan dengan baik oleh ayah kalian sendiri? Disini, ada dua remaja laki laki yang memiliki ayah yang super hebat. Dimana mereka menemukan sosok yang benar benar menurutnya rumah ternyam...