Suasana tegang menyelimuti ruangan yang luas ditengah rumah dengan interior elengan bernuansa putih. Seorang laki-laki berusia 52tahun duduk di sofa sembari membolak-balik halaman demi halaman, memperhatikan dengan seksama isi dari buku bersampul biru tua yang berada di tangan nya tersebut.
Setelah nya ia taruh buku itu pada meja yang berada didepan nya. Sekarang penglihatan nya ia fokuskan pada seorang gadis berambut hitam panjang yang sedang berdiri dihadapan nya.
"Pokoknya papa tidak mau tau, nilai kamu semester ini harus kembali tinggi lagi, kalau perlu melebihi nilai-nilai kamu sebelumnya" ucap sang papa.
"Denger nggak papa ngomong?" tanya sang papa karena tidak mendapat jawaban dari putri bungsu nya.
"Iya pa iya, denger" jawab si anak dengan muka lesu nya.
"Kalau sampai semester ini jeblok lagi, papa bakal pindahin kamu ke sekolah asrama. Biar nggak keluyuran terus" tegas papa.
Kaget dengan ancaman sang papa, si gadis itu menatap papa nya tajam.
"Nggak bisa gitu dong pa, lagian yang minta aku sekolah disana kan juga papa"
"Maka nya kamu belajar yang giat, jangan bikin malu papa. Kamu tau kan disekolah kamu itu ada rekan papa"
" Ck.. " keluh sang anak, tanpa berpamitan dengan sopan gadis itu berjalan keluar rumah begitu saja. Papa nya hanya menggelengkan kepala menatap si putri bungsu nya.
tint tint!!
Suara klakson mobil putih mengkilap yang terparkir didepan rumah gadis yang baru keluar dari rumah nya. Dengan mengenakan dress berwarna hitam, ia masuk ke dalam mobil putih tersebut.
"Lama banget sih man" ucap salah satu teman yang duduk di kursi pengemudi, Karin.
"Iya sorry" jawab Manda, gadis yang baru saja masuk ke mobil dan duduk di samping pengemudi.
"Emang bokap lo ngomong apa aja man" tanya Yessi dari kursi belakang.
"Eh ngobrol nya sambil jalan dong rin" sahut Caca yang duduk disamping Yessi. Karin langsung saja menancap gas.
"Jadi apa yang lo obrolin manda. Diem aja dari tadi"
Manda yang sedari tadi memasang muka lemas nya membuat teman nya makin penasaran, ia menghembuskan nafas pelan.
"Biasa lah. apa sih yang dibahas bokap gue selain urusan nilai-nilai sekolah gue?"
"Capek" keluh nya.
"Emang kenapa? kan nilai lo kemarin juga nggak jeblok-jeblok amat" tanya Karin.
"Gatau deh, lo kaya nggak kenal bokap aja"
"Haduh, masih untung anak nya tuh lo man. Coba kalo caca, bisa stress itu om Ardi" sahut Yessi.
Caca yang sedari tadi hanya menyimak langsung saja memberikan lirikan maut nya pada teman disamping nya itu, "Diem lo"
"Udah lah, nggak usah dipikirin. Pokoknya malam ini kita puas-puasin party, sebelum masuk sekolah lagi. WUUUUU!!" ucap Karin sedikit teriak, kaki nya menambah kecepatan mobil nya.
Ketiga teman Karin ikut tertawa melihat kelakuan si supir itu.
"Bener anjir yang itu mah pikir ntar aja, gampang HAHAHA"
Mobil putih itu melaju semakin kencang, dengan pakaian serba hitam, ke empat gadis yang baru akan memasuki kelas sebelas tersebut menuju sebuah club malam yang biasa mereka kunjungi.
![](https://img.wattpad.com/cover/342580951-288-k979773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Putih Abu-abu || Pecinta Kating
Teen FictionCinta, cita dan cerita memang selalu berjalan beriringan. ⚠️ gxg