6

277 36 0
                                    

Setengah tahun sejak sang ibu tiada, remaja yang baru saja menginjak usia 17tahun menjadi lebih sering keluar rumah. Rumah sekarang bukan lah hal yang membuat nya nyaman, dulu ada sosok yang membuat nya ingin segera pulang. Bahkan dia lebih memilih menyuruh teman-teman nya main kerumah, daripada harus dirinya yang keluar rumah. Ibu nya akan membuatkan kue bolu ala-ala dengan toping pisang atau pun kismis kesukaan ketiga teman nya.

Tetapi itu dulu, sekarang hampir tidak ada seorang teman pun yang menginjak kan kaki di rumah nya, ia yang sengaja melarang.

Seperti sekarang ini, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tetapi remaja itu masih betah menonton balapan liar dengan serunya.

Kalis melambai-lambaikan tangan nya supaya seseorang yang dia tunggu dapat menemukan nya.

"Woy kal" sapa orang itu.

"Akhirnya keliatan juga nih, sibuk banget roman-roman nya, ampe nggak pernah nongkrong" kata Kalis ngegoda temen nya itu.

"Tugas gue numpuk anjir, itu juga gara-gara kebanyakan maen sama lo"

"Alah bawa santai aja, pusing amat"

"Eh kenalin nih rey, Rey kenalin temen gue si Egi" ucap Kalis ngenalin satu sama lain.

"Hai kak, gue Rey"

"Egi. Oh jadi ini yang pengen nyoba malam ini?"

"Hah? Nyoba apaan kak?"

"Lah, kata si Kalis lo mau nyoba balap malam ini. Makanya nih gue sampe dateng kesini nih mau liat anak baru"

Kalis cuma nyengir terus meyakinkan Rey untuk nyoba tanding disini.

Sejak dulu Rey bercita-cita menjadi seorang pembalap hebat, pas masih kecil Rey suka menonton motor GP di televisi bersama dengan kakak laki-laki nya. Tetapi karena sang kakak sudah berkeluarga sekarang dan pindah ke luar kota memboyong istri dan anak nya, dia jadi tidak punya teman untuk sering nonton lagi.

Karena itu sang kakak suka ngajarin Rey mulai dari naik sepeda sampai sekarang naik motor dan mobil.

Ini kali pertama Rey menonton hal semacam ini secara live. Dia mulai tertarik setelah mendengar cerita Kalis yang sudah biasa menonton atau bahkan ikut balapan malam.

Rey pun mempertimbangkan tawaran Kalis itu, tetapi dia masih belum punya keberanian, meskipun dia juga hampir pulang malam dengan sengaja mencari jalan sepi untuk menancap gas sekencang mungkin.

"Emm.. gue masih belum berani kal" jawab Rey.

Kalis dan Egi akhirnya memaklumi keputusan Rey itu, sekarang mereka cuma nyuruh Rey buat lihat teman-teman nya saja.

01:34 PM

Rey memutuskan untuk pulang karena besok dia masih harus masuk sekolah. Kini ia mengendarai Honda CRF 150 berwarna merah putih nya di jalanan pinggir kota, sengaja mencari jalan yang lebih sepi meskipun akan jauh lebih lama sampainya.

"Oke Rey mumpung lumayan sepi sekalian latian aja" gumam Rey mulai mengurangi gigi untuk bersiap-siap.

bremm bremm!!

Rey tersenyum lebar dibalik helm full face milik nya, akhirnya dia berasa seperti seorang pembalap betulan. Akan tetapi dari kejauhan ia melihat sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan, dan ada seseorang di samping mobil tersebut yang melambaikan senter kecil, seperti mengisyaratkan agar seseorang berhenti untuk menolong nya.

Awalnya Rey ragu untuk berniat menolong karena takutnya itu hanyalah jebakan, tetapi dia juga tidak tega masalahnya tempat ini remang-remang dan jarang orang lewat disini pada malam hari.

Senandung Putih Abu-abu || Pecinta Kating Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang