12:18 Dini hari
"Yaudah, kalo udah dapet gue langsung sharelok ke lo"
"Kalo bisa cepetan ya, penting"
"Iya-iya, gue tutup nih ya"
"Oke, thanks ning"
Jean menutup panggilan telefon nya kepada Ning, teman satu kelas nya. Pandangan nya kembali pada gadis cantik yang kini sudah setengah sadar, sedari tadi mengigau tidak jelas.
"Lah, gimana ya gue bawa nya kan gue pake motor" Jean berdialog sendiri.
Dengan susah payah ia menatih gadis itu untuk sampai ke parkiran.
"Untung jaket yang kemaren belum gue keluarin dari jok"
Ting!
Pesan dari Ning masuk, langsung saja Jean klik share lokasi yang di bagikan oleh Ning tersebut.
Setelah memposisikan dengan benar, kini Jean mengikat tubuh gadis itu pada pinggang nya mengunakan jaket nya supaya tidak terjatuh karena gadis itu kini sudah tertidur.
"Man anteng ya, jangan banyak tingkah" gumam Jean.
Dingin nya angin malam membuat Jean sedikit mengigil, di tambah dengan bahu nya merasakan pegal akibat digunakan untuk menopang kepala Manda. Kedua nya bersekolah di tempat yang sama dengan kelas berbeda, Jean hanya sebatas tau nama Manda saja tidak akrab sama sekali, meskipun Manda dan geng nya adalah murid terkenal seantero sekolah.
Sekalipun dingin, Jean tetap menikmati suasana jalanan malam yang sudah lumayan sepi, hanya beberapa motor dan mobil saja yang masih berlalu lalang. Sesekali ia melihat ke spion sebelah kanan nya, memastikan kalau gadis yang dibonceng nya itu tidak oleng.
Menyadari bulan dilangit malam itu terlihat indah, Jean mengurangi kecepatan motor nya lalu berhenti di pinggir jalan untuk memotret bulan sabit dan satu bintang yang menemani bulan tersebut.
"Mundur mundur mundur terus terus, stop"
"Ya elah kok serebu doang sih bang, goceng dong"
"Awas lu ya, kagak usah parkir disini lagi lo. Gue tandain muka lo"
Jean kembali melirik Manda dari spion, kali ini gadis itu mengigau menjadi tukang parkir. Yang di depan tersenyum sambil menggelengkan kepala, lalu kembali melanjutkan perjalanan.
-\\-
Keesokan hari nya
"Si, bangun"
"Ca bangun ca"
"Woy bangun nggak lo berdua, atau gue siram air nih"
Yang sedari tadi dibangunkan sembari tubuhnya di goyang-goyang tetap saja masih berada di dalam mimpi, kedua nya bahkan masih menggunakan pakaian yang semalam dipakai nya party.
Kesal karena dua teman nya itu masih belum bangun padahal saat ini sudah menunjukkan jam sebelas siang, akhirnya karin mengambil air mengunakan gayung lalu ia menyiratkan air tersebut ke muka kedua orang itu.
"Kalau gue guyurin, sayang kasur gue dong" batin nya.
"Rasain nih, rasain. Bangun nggak lo berdua" sambil tangan nya terus menyirat air.
"AAAARRGHH.. KARIN"
"Ih rin apa sih"
"Apasih apasih, bangun nggak lo berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Putih Abu-abu || Pecinta Kating
Teen FictionCinta, cita dan cerita memang selalu berjalan beriringan. ⚠️ gxg