Chapter 01 - Surat dari Hogwarts.
Suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer itu menggema di seluruh penjuru manor, bisa di tebak jika sang pemilik sepatu itu sedang berlari kencang.
"Isabelle jangan berlarian di dalam rumah!" Teriak seorang wanita dengan rambut berwarna coklat muda, Bernama Rossie Hawkins yang berperan sebagai ibu.
"Kalau begitu suruh dia mundur dan membuang gunting itu! Aku tak mau memotong rambut ku," Balas anak perempuan dengan rambut sepinggul berwarna merah tua menyala.
Dia adalah Isabelle Hawkins, gadis dengan rambut indah, menawan dan super panjang. Dia juga memiliki kepintaran yang di atas rata-rata anak seusianya.
"Oh ayolah Isabelle, rambutmu itu sudah terlalu panjang. Tidakkah kau merasa gerah?" Ujar lelaki yang 3 tahun lebih tua dari Isabelle.
Dia adalah Sebastian Hawkins berusia 16. Dia juga adalah siswa dari institut Dumstrang.
"Tidak! Jika kau lupa, aku adalah penyihir Jadi aku bisa menyihirnya agar tetap terasa sejuk," bantah Isabelle.
"Tapi aku yang gerah melihatnya! Mama tolong bujuk dia untuk memotong rambutnya," Pinta Sebastian kepada Rossie
Rossie berjalan ke arah sang putri bungsu dan membelai rambut indah itu,"Tidak, lagi pula bukankah rambut putriku indah?"
Isabelle tersenyum kemenangan karena ibunya -selalu- berpihak padanya.
"Well, rambut nya memang indah. Tapi rambut nya harus tetap di potong, jika tidak akan menggangu aktifitas mu," ucap lelaki bernama Charles.
"Papa kau sudah kembali?" Tanya Isabelle mengabaikan ucapan Charles yang mengharuskan dia memotong rambutnya.
"Seperti yang kau lihat. Dan sepertinya kalian tak melihat ada burung hantu yang sejak tadi berada di jendela." ujarnya sambil menunjuk jendela.
"Burung hantu? Jarang sekali ada burung hantu disini." gumam Isabelle.
Isabelle dengan cepat berjalan ke arah burung hantu penghantar surat, mengelus pucuk kepala burung hantu sembari bergumam 'Thank you' setelah mengambil surat yang berada di paruh tersebut.
Isabelle mengeraskan wajahnya saat membaca asal surat tersebut.
"Dari siapa sayang?" Tanya Rossie.
"Hogwarts."
....Isabelle mengunci pintu kamar,tak membiarkan siapapun masuk kemudian duduk di meja belajar. Binggung, marah, sedih, kesal itu yang dirasakan Isabelle sekarang.
Kata 'Hogwarts' lah yang menjadi pemicunya. Dia benci semua yang berhubungan dengan kakek tua itu dan Hogwarts salah satunya.
Namun ini juga satu satu nya cara agar berdekatan dengan musuhnya untuk membalas kan dendamnya yang terpendam 8 tahun.
Isabelle mengambil selembar perkamen dan tinta serta pena bulu. Di gerakannya jari jari itu membentuk sebuah kata, kalimat dan paragraf, sesekali dia celupkan pena bulu indah itu ke tinta hitam legam itu.
Dear Chloe
Bagaimana kabarmu? Kabar ku buruk sekali, liburan musim panas ku kacau. Kau tahu? Aku mendapatkan sebuah surat dari Hogwarts, mereka menginginkan ku untuk menjadi murid disana selama 2 tahun dengan alibi mengundangku sebagai murid pertukaran pelajar.
Aku senang karena akan mendapatkan kesempatan yang ku tunggu tunggu selama 8 tahun. Tapi aku jijik dan marah jika harus mengingat bahwa aku akan berdekatan dengan pembunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Potter
Fanfiction[SLOWBURN] [SLOWUPDATE] Hogwarts kedatangan murid baru karena program pertukaran pelajar yang di setujui 2 sekolah yang sangkutan, Hogwarts dan beauxbatons. Seorang gadis cantik dan pandai yang mampu menarik semua atensi yang ada, bahkan orang orang...