Part 1 | The New Dream

3 1 0
                                    

Tepat saat mata Aryana tertutup, satu mimpi muncul dan membuatnya mengernyit di dalam tidurnya. Semua berawal saat Aryana terbangun disebuah tempat tidur dengan gaya klasik yang cukup besar, ia mengedarkan pandangannya dan melihat setiap sisi kamar yang di tempatinya. Semua sisi kamar tersebut benar-benar bergaya klasik dan terlihat sangat mewah. Ia merasa mimpi ini sangat aneh dan berbeda dengan mimpi-mimpi yang ia tulis sebelumnya. Ia merasakan tubuhnya nyata seperti benar-benar hidup di dalam mimpinya dan tidak seperti sebelumnya yang hanya sebagai penonton saja.

Setelah berkutat dengan pikirannya yang merasakan keanehan itu, Aryana beranjak dari tempat tidur tersebut dan mencoba memperhatikan setiap detail yang terdapat di kamar tersebut. Berhenti di satu dinding yang terdapat sebuah lukisan yang wajahnya sangat mirip dengan dirinya. Hanya saja pakaiannya sangat berbeda dengan pakaian yang biasa ia kenakan. Lukisan itu memperlihatkan dirinya yang memakai gaun merah dan hitam yang sangat cantik dengan hiasan kepala yang juga terlihat cantik. Yang membedakan dirinya yang ada di dunia nyata dan di dunia mimpi ini, hanya warna mata yang berbeda. Warna matanya di dunia nyata berwarna hitam pekat, tapi di sana ia memiliki warna coklat terang.

"Mimpi apa aku sebenarnya?" Aryana menyentuh setiap lemari yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat dan kokoh, juga terlihat mewah dan mahal tentunya.

Sampai di ujung ruangan, ia melihat cermin besar yang bisa memperlihatkan seluruh tubuhnya. Ia menghampiri cermin tersebut dan berdiri di depannya. "Kenapa aku memiliki badan dan bisa menyentuh semua benda yang ada di sini?" Ia bisa melihat tubunya yang asli mengenakan baju tidur yang asing untuk dirinya, karena ia hanya mengenakan kain satin tebal berwarna putih yang tidak memiliki potongan modern. Aryana memutar-mutar tubuhnya dan juga meraba seluruh tubuhnya, ia masih tak percaya dengan semua ini.

"Apa kali ini aku akan melihat cerita di dalam mimpiku dengan nyata?" tanya Aryana kepada dirinya sendiri sembari memperhatikan badannya. "Atau aku akan menjadi salah satu pemerannya?" Aryana menuju sebuah jendela yang langsung mengarah kesebuah taman yang luas.

Terlalu fokus pada keadaannya saat ini, ia sampai tak mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Nona, apakah anda sudah bangun?" tanya seseorang yang membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak terkunci.

Aryana menatapnya sembari mengernyit, 'kenapa aku bisa mengenali dan mengetahui siapa dia?' tanya Aryana di dalam batinnya. Ia pun mulai menyadari bahwa ia mengetahui segalanya, seperti namanya yang memiliki marga di belakangnya dan menjadi Aryana Quella De Zagreus, juga mengenai kehidupannya di dunia mimpi ini.

"Nona?" panggilnya, "maafkan jika saya lancang, karena telah memasuki kamar nona tanpa izin!" pelayan tersebut membungkuk.

"Tidak apa, Ruri! Sudah aku pernah katakan, bahwa kau boleh masuk tanpa seizinku." Aryana menatap Ruri yang ia ketahui sebagai pelayan pribadinya yang paling setia kepadanya.

"Terima kasih, nona." Ruri membalas.

"Ada apa, Ruri?" tanya Aryana.

"Saya ingin menyampaikan pesan dari Tuan, beliau sudah menunggu Nona untuk sarapan bersama di meja makan." Ruri menyampaikan pesan dari Ayahnya.

"Baiklah, aku akan segera ke sana setelah menyiapkan diri."

"Apakah nona ingin saya bantu?"

"Tidak perlu, aku akan bersiap sendiri."

"Kalau begitu, saya pamit undur diri nona."

Aryana hanya mengangguk dan membiarkan Ruri meninggalkan kamarnya. Aryana kembali menghela napas, kemudian dengan cepat bersiap.

***

Setelah bersiap, dengan langkah yang cukup cepat Aryana menuju ruang makan dengan mengikuti langkah kakinya yang seperti sudah menghafal seluk beluk rumah, tidak! Tempat itu mungkin bisa disebut mansion.

The DreamwriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang