Chapter 34

30.9K 2.3K 916
                                    

Hai semuanya, aku kembali. Kemalaman gak sih up nya?

Pada kangen gak nih, oh ya makasih udah setia nunggu cerita aku

Maaf juga, akhir akhir ini aku jarang buka WP tapi jangan khawatir akan ku luangkan waktu untuk menghibur kalian

Jangan lupa buat Vote + Komen biar aku sering up nya dan semangat nulisnya

Target 1,5k Vote dan 1,8k komen aku up chapter 35

Kalo ada paragraf yang menarik, jangan lupa komen ya. Kalau bisa semuanya hehehe,

 Kalau bisa semuanya hehehe,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Pernikahan bukanlah terputusnya sebuah masalah melainkan awal pembuka nya masalah. Bahkan pernikahan adalah ibadah yang paling lama. Seorang perempuan membutuhkan imam untuk mengantarnya menuju surga. Begitu pun laki-laki, yang membutuhkan makmum untuk membersamai, mencapai ridho sang ilaahi Rabbi."

~M. Zafran Athaillah Al-Kafy~

Di rumah Amma Maryam, wajah Zalfa sangat ceria membuat senyuman terbit di wajah Zafran. Tetapi, di perjalanan pulang, Zalfa mendadak menjadi pendiam. Tatapannya fokus ke kaca jendela, melihat samping jalanan dengan ekspresi datar. Biasanya Zalfa suka membuka suara, tapi kali ini berbeda, terjadi keheningan di antara mereka. Sesekali Zafran melihat ke arah istrinya yang melipat kedua tangannya di dada.

Banyak pertanyaan yang memenuhi fikiran Zafran, sampai ia memutuskan untuk membuka suara.

"Mau makan?"

"Gak usah! Aku mau pulang," Ketus Zalfa.

Zafran mengangguk dan kembali fokus menyetir. Ia menyadari kalau Zalfa menatapnya, ketika Zafran menoleh Zalfa memalingkan wajahnya yang tadinya menatap Zafran jadi menatap lurus ke depan.

"Kenapa noleh? Kan malu!" Batin Zalfa, berusaha tidak salah tingkah.

"Aku laper, jadi makan dulu ya. Aku lagi pengen makan cu-"

"Tapi aku gak ma-"

"Ini bukan pertanyaan, jadi aku gak mau penolakan," Ucap Zafran, tanpa menoleh ke arah Zalfa yang sedang mengerecutkan bibirnya.

Zafran memilih tempat makan seafood, ia melirik ke arah istrinya. Sebelum masuk , Zafran menggenggam tangan istrinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Zalfa mencoba menahan senyum, ketika melihat tangannya di genggam oleh suaminya.

"Kak Zafran kebiasaan, suka bikin aku salting mulu,"

Zafran berjalan menuju kasir, karena cara memesan di tempat ini harus melalui kasir.

Rembulan Yang SirnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang