"Peleton dua, berguling ke kanan"
"...berguling ke kiri, berdiri"
"Mulai sekarang, kalian bukan pelajar. Aku akan memperlakukan kalian sebagai tentara sekarang. Kalian tidak bisa bersikap seperti bayi dan tidak punya hak istimewa sebagai pelajar" Ucap Letnan Lee.
"...kalian harus mengikuti tiap perintah yang kuberikan sebagai tentara, kalian mengerti?"
"Ya, pak"
"Peleton dua, menghadap bawah
"Menghadap bawah!"
Kami semua menghadap bawah untuk push up.
"Satu!"
"Satu!"
"Dua!"
"Dua!"
"Fokus!"
"Ada yang masih ingin pulang?, peleton dua berdiri" kata Letnan Lee.
"Berdiri!"
"Mulai sekarang, jika kalian keluar dari sini, itu pembelotan. Kalian akan diadili di pengadilan militer"
"...mulai saat ini, siapa pun yang pergi tanpa izin, akan dianggap sebagai pembelot dan mungkin ditembak di bawah perintahku" kata letnan Lee.
Semuanya saat ini tidak bisa tidur, memikirkan perkataan Letnan Lee. Takut dan cemas. Khawatir bahwa kami bisa saja mati.
"Apa komandan peleton sudah gila? Mereka sungguh akan menembak kita?" Ucap Hana.
"Tak mungkin, mereka tidak akan menembak kita," balas Soyeon.
"Namun, bagaimana jika mereka sungguh melakukannya?" Tanya Hana takut.
"Tidak mungkin mereka akan melakukan itu." Heema menyahut.
"Tapi bisa saja, kan? Sekarang bahkan mereka sudah menyiksa kita," timpal Soyoon.
"Kalian sungguh akan tetap di sini?" Tanya Hana.
"Namun, tidak ada cara lain. Kita harus bertahan atau bergeming," tanggap Bora.
"Bukankah itu sama saja? Bertahan dan bergeming," Ucap Yeonju.
"Maka dari itu, itu satu-satunya cara." Ucap Bora.
"Sebenarnya ada satu cara," kata Yujeong. Kami semua langsung bangun dari posisi berbaring, menatap Yujeong yang balik menatap kami.
Keesokan harinya, seperti kesepakatan bersama tadi malam kelas 3-2 berniat menyebarkan berita. Memulai dari kantin tempat dimana banyak orang berkumpul.
Berita tentang kematian Bu park menyebar dengan cepat ke murid-murid SMA Sungjin.
Disisi lain Heema sangat cemas dan gelisah, bagaimanapun caranya ia akan menyelematkan Wootaek dan Inhye. Heema tidak ingin lagi seseorang tewas karena bola.
Dipimpin Jangsoo, saat ini para murid bersiap untuk memaksa keluar dari sekolah, membuat para tentara kewalahan menghadapi mereka.
Heema hanya berdiri dibelakang melihat apa yang mereka lakukan, Heema memandangi langit sebentar lagi bola itu akan jatuh."Apa yang kalian lakukan? Kembali ke kelas kalian!"
"Kudengar Bu Park meninggal!"
"Dia meninggal!"
"Aku mendengarnya dari anak-anak di kelas dua!"
"Kami sudah dengar semuanya!"
"Kami tidak mau mati!"
"Tolong pulangkan kami!"
Kerusuhan kembali terjadi. Situasi makin kacau. Heema berbalik dan melihat Letnan Lee dan Sersan Kim datang. Segera, Letnan Lee membungkan kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty after school
FantasyBagaimana ceritanya seorang anak kelas 12, yang sedang sibuk dengan berbagai macam ujian sekolah, bertransmigrasi ke sebuah drama Korea yang baru ia tonton semalam. "ah apakah ini nyata?" "bagaimana bisa?"