Bab 6

11 1 0
                                    

"Makasih udah nolongin gue. Btw udah gue transfer." Ujar Kara masih shock.

Sedikit mengulas mengapa mereka bisa mendapatkan informasi soal bantuan yang dibutuhkan. Karena dari setiap orang mereka punya dua hp dengan nomor yang sudah di sebar luaskan untuk kepentingan itu. Jadi sangat mudah.

"Lo kok bisa hampir di gituin?" Tanya Galan.

"Dimulai dari Abang gue yang nge lecehin adeknya Dave sahabat gue. Bahkan adeknya sampe depresi di RSJ. Dan Dave gak terima, dia bales dendam ke gue." Lirih nya menunduk malu.

"Bajingan banget tuh orang." Ujar Kafka.

"Btw nama Lo siapa?" Tanya Kafka.

"Karamel Edward. Anak SMA anugerah."

"Ohh." Balas mereka.

"Lo udah aman. Kita pulang, terimakasih atas kerjaannya." Ujar Aksara langsung berdiri di ikuti kedua temannya.

Kara menatap kepergian mereka bertiga, tapi matanya hanya tertuju pada punggung Aksara yang mulai menjauh.

"He is perfect and very kind." Ujar Kara.

•••

Aksara melajukan motornya menuju sebuah tempat, yang tak lain taman kota yang tadi ia singgahi bersama seorang gadis.

Dilihat dari jarak cukup jauh dari parkiran motor, ternyata perempuan itu masih setia disana. Aksara berjalan mendekati perempuan itu.

"Hai. Nungguin gue Lo sampe gak pulang?" Tanya Aksara yang membuat mata cantik itu terbuka sempurna.

"Lo lagi? Muak gue."

"Hahaha jangan gitu lah, nanti bukan muak lagi yang ada mau." Ucapnya mulai ngaco.

"Gak usah aneh-aneh."

"Lo mau makan gak? Mumpung gue baru dapet duit." Ujarnya.

"Gak usah, gue gak lap--"

Kruk

Suara perutnya terdengar sampai ke telinga Aksara, sedangkan Aksara menahan tertawa.

"Loh suara apa itu? Perut gak sih? Tapi bukan perut gue, oh atau perut Lo ya?"

Wajah Rasa sangat merah padam menahan malu. Dia benar-benar malu atas kejadian ini.

'Ya ampun Rasa muka Lo mau di taruh di mana? Mana pakek ngeledek nih orang.' batin Rasa.

"Terserah lo." Aksara tersenyum, lalu bangkit dari duduknya sambil menarik tangan Rasa.

"Lo mau makan apa?" Tanya Aksara.

"Terserah."

"Kenapa sih cewek kalo ditanya bilangnya terserah?" Kesal Aksara.

"Kalo gue bilang mau makan steak, takutnya Lo gak mampu, jadi gue tau diri aja, makanya gue bilang terserah." Ujarnya.

"Mampu gue! Jangankan steak, restoran nya pun mau Lo beli gue sanggup bayarin."

"Banyak omong Lo. Jadi makan gak?"

"Jadi dong."

•••

Mereka berakhir makan di sebuah restoran D' Restauran. Mereka sepertinya datang salah waktu, bagaimana tidak ini sudah siang banyak pegawai yang sedang rehat untuk makan siang.

Ya tempat itu sangat ramai. Mereka berdua bingung memilih duduk. Dan akhirnya setelah berkeliling lama mereka menemukan tempat duduk.

"Mbak!" Panggil Aksara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AksaRasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang