12. Tabiat itu tidak mudah berubah.

1.2K 132 1
                                    

"Hah? Senang untuk apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Senang untuk apa?"

Haru melunturkan ekspresi datar nya, kembali seperti mode anak baik. "Maksudku bukankah baik jika mayat orang itu ditemukan? Berarti masih ada kemungkinan pembunuhnya akan ditemukan."

Sakura mengangguk pelan, perkataan Haru memang benar adanya. "Iya sih ada kemungkinan, tapi aku rasa pembunuhan kali ini ada yang mengganjal."

"Maksudmu?" Haru terkekeh. Kenapa ia merasa Sakura justru seperti detektif? Sialnya kenapa ia tidak takut ketahuan dan malah merasa senang coba.

"Memangnya ada pembunuh amatir yang meninggalkan jasad orang yang sudah dia bunuh dijalan?" Sambil menuruni tangga, Sakura tidak berhenti menyampaikan pendapatnya. "Kamu tau kan penjahat sekarang makin pintar? Mereka pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan jejak."

"Berarti aku pintar?" Tanya Haru tiba tiba.

Sakura mengeryit. Iris matanya menatap pria di samping dengan tatapan tajam, juga menginterogasi. "Jangan bicara sembarangan. Memangnya aku sedang membicarakan mu begitu?"

Bagai air mengalir di sungai, setelan pikiran Haru kembali dalam mode pabrik. "Aku serius. Bagaimana kalau pembunuh itu adalah aku? Berarti ucapanmu tadi sebuah pujian kan ya?"

Jangan pikir Sakura sudah dalam mode tidak was was, kalian salah besar. Wanita itu menatap lantai dibawah dan juga Haru bergantian, apa yang akan terjadi jika dia memberikan jawaban kurang memuaskan? Jatuh dari belasan anak tangga dengan ketinggian 10 meter, Sakura tidak yakin hanya kakinya yang patah.

"A-aku tidak paham maksudmu Haru."

Haru menarik pinggang milik si manusia menggemaskan versinya dengan posesif. "Kamu tentu paham dengan baik maksudku Sayang."

Mati Sakura. Dia sendiri kebingungan harus menjawab seperti apa. Rasanya tubuh wanita itu melemah dan hampir jatuh jika saja Haru tidak menahan.

"Romantis sekali ya?"

Ei?

Siapa?

Sakura menghela nafas penuh terimakasih. Pria misterius itu menyelamatkan Sakura dari kondisi krisis. Seperti sebuah dorongan keras sesaat sebelum di tabrak truk? Kira kira begitulah perasaan Sakura sekarang.

Tatapan mata Haru menjadi tidak senang, jelas sekali dia membenci kehadiran sosok manusia dibawah sana. Sakura tidak berniat bertanya, bisa melayang kepalanya nanti.

"Halo.." Pria itu perlahan menaiki tangga, dengan senyuman tidak kalah ramah. Tangannya terulur ingin berkenalan. "Kamu Sakura kan?"

Ragu. Perasaan tidak nyaman itu jelas mendominasi Sakura, dia menatap tangan serta wajah rupawan Haru bergantian. Meminta persetujuan, atau lebih tepatnya bantuan agar terlepas dari perasaan aneh tersebut?

Tanpa persetujuan, pria itu menarik tangan Sakura dan memaksanya membalas uluran perkenalan miliknya. "Izumi. Sudah tidak usah dipikirkan, aku ini orang terdekat Haru, dia pasti tidak akan cemburu hanya karena sebuah salaman. Iyakan Haru?"

DEVIL'S MINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang