9. Mencoba berubah?

1.8K 166 9
                                    

"Aku pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang."

Suara itu membuat kedua pasangan suami istri paruh baya menoleh, dengan hangat keduanya mulai memeluk bergantian kehadiran putra kesayangan.

"Suno. Bagaimana kabarmu?"

Minatozaki Suno. Pria dengan perawakan tinggi, kulit putih pucat, paras menawan dengan bulu mata lentik, dan tentu menjadi dambaan semua wanita kalangan usia.

Matanya menatap sekeliling, bingung dengan kehadiran sang adik yang tidak nampak menyambutnya. "Ada di mana Sakura? Apa dia tidak disini?"

Ryu berdehem pelan, menatap sang istri dengan tatapan agar merahasiakan kehadiran anak kedua mereka. "Sakura sedang pergi berlibur selama beberapa hari. Bagaimana kalau kita makan bersama dulu?"

Suno menggeleng cepat, tangannya menarik masuk satu koper berukuran sedang kedalam rumah. "Tolong bantu bawa koperku ke kamar. Aku akan pergi menyusul Sakura dengan mobil. Katakan dimana dia berlibur?"

Ryu panik, begitupun dengan sang istri. Keduanya kompak melihat satu sama lain dengan ekspresi gugup. Suno menghela nafas, ternyata benar ada yang disembunyikan kedua orang tuanya.

"Aku benci pembohong loh." Suno bersedekap dada, melemparkan senyuman miring pada dua insan yang semakin panik. "Katakan saja. Aku sendiri akan menjemput adik perempuanku itu dengan selamat."

Ryu menelan salivanya. Tangannya diarahkan memegang bahu lebar sang putra. "Dia sedang berada di rumah calon suaminya. Kamu pasti lelah, ayo cepat istirahat dulu."

Kekeh pada pendirian awal, Suno menggeleng untuk kedua kali. "Kenapa anak gadis diizinkan tinggal berdua dengan pria? Walaupun mereka akan menikah, tidak sepantasnya tinggal berdua saat masih menjadi seorang murid sekolah. Apa bisa memastikan Sakura akan baik baik saja?"

Keduanya terdiam kaku. Ucapan Suno seakan selalu tepat sasaran. "Nak--"

"Berikan alamat dimana Sakura tinggali." Final Suno. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres disini. Kebohongan adiknya pergi liburan dan orang tuanya yang panik.

Kombinasi kejahatan sempurna.

"Kami--"

"Cepat berikan!" Nada bicara Suno naik beberapa oktaf. Pria yang biasanya sopan kini menjadi sensitif, semua karena apa?

Demi adik kesayangannya.

Ryu berkaca kaca, tubuh rengkuh nya memeluk erat Suno. "Jangan pergi. Kami berdua tidak ingin terjadi hal bahaya padamu Suno."

Suno menepis cepat pelukan itu, kemudian melemparkan tatapan setajam mungkin. "Apa maksud kalian? Bukankah Sakura juga bagian dari keluarga? Jika kalian tidak bisa membiarkan hal berbahaya menimpaku, bagaimana dengan Sakura? Cepat berikan alamatnya sebelum aku benar benar emosi."

Ryu dengan sangat terpaksa menulis alamat apartemen milik Haru di secarik kertas. Selama hidup, dia tidak pernah melihat Suno melemparkan tatapan sebegitu benci pada dirinya.




DEVIL'S MINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang