Bda 1

109 7 0
                                    

Kirana membuat sarapan untuk dirinya dan ketiga anaknya sebelum memulai aktivitas hari ini menu sarapan kali ini cukup berbeda dengan biasanya.

Ada ayam goreng, sayur bening, telur orak arik dan tempe crispy biasanya mereka hanya bisa makan nasi dengan tempe tak jarang juga mereka makan hanya dengan garam namun kali ini mereka bisa makan dengan ayam karena Kirana baru mendapat uang dari hasil jualan sayuran ke pak Tono.

"Wah ada ayam" pekik Alvino

"Alhamdulillah, apapun itu makanannya tetap disyukuri dek" ucap Varo

"Siap abang Varo" ucap Vino

Vero hanya diam dengan wajah datarnya menatap ke arah adik adiknya yang terlihat bersemangat pagi ini.

Vero, Varo dan Vino mereka meskipun masih kelas 6 sd tapi sikapnya sudah dituntut dewasa oleh keadaan apalagi Vero yang diam diam sering ikutan bekerja mencari uang di pasar.

"Makan yang banyak ya" titah Kirana

Mereka mengangguk paham dan mulai makan sarapannya berbeda dengan Kirana yang mulai sibuk di teras rumah untuk mempersiapkan jualannya.

Kirana pagi ini jualan nasi rames dengan lauk sayur terong balado, rica-rica ayam dan sayur soup tak lupa andalan nya yaitu gado-gado seafood.

Gado-gado seafood milik Kirana cukup terkenal di desa Sumberayu hingga desa Sumberasih bahkan gado-gado nya pun seringkali dipesan untuk acara-acara seperti acara tasyakuran, pengajian, arisan hingga acara khusus di balai desa.

"Bun, kami berangkat dulu ya" pamit triplets

"Iya, hati-hati ya dan selalu ingat pesan bunda" ucap Kirana

"Baik bunda, assalamu'alaikum" ucap Varo

Setelah kepergian triplets datanglah sosok laki-laki yang membuatnya teringat dengan kejadian 6 tahun lalu pada saat acara prom night di SMA.

"Na, maaf aku baru bisa nemuin kamu" ucap Zio sendu

Kirana diam saja tak menganggap kehadiran Zio membuat Zio sedikit emosi namun harus ditahan demi bisa mendapatkan hati Kirana dan menikahinya agar nanti Veriz mewariskan perusahaan nya pada dirinya.

"Mbak, saya pesen gado-gado sepuluh ribu ya di makan disini" pinta mbak Esti

"Baik, pedes engga mbak?" tanya Kirana

"Satunya pedas satunya engga terus minuman nya jus jeruk ya, mbak" ucap mbak Esti

"Baik ditunggu ya, mbak" ucap Kirana

Zio masih diam di tempatnya niatnya ingin membujuk Kirana namun iPhone nya berbunyi membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk membujuk Kirana.

Kirana sendiri menghela nafas lega begitu Zio pergi dari hadapannya jujur saja hatinya masih sakit mengingat perlakuan Zio dari kelas sepuluh SMA sampai titik kehancurannya ketika acara pria night.

"Gue pergi dulu ya besok gue datang lagi, bye" bisik Zio

Kirana tak peduli yang terpenting sekarang anak-anaknya harus lebih dia jaga dengan ketat agar Zio tak punya kesempatan untuk mendekati triplets.

"Btw, Cia nggak sekolah nih?" tanya Kirana

"Mogok terus kok ntahlah mbak bingung saya bagaimana cara membujuk Cia agar mau sekolah karena dia anaknya manja dan gamau pisah sama orang tuanya" keluh Esti

"Mbak, temani saja sampai dia kelas tiga dulu triplets juga begitu tapi setelah kelas empat saya biarkan untuk mandiri" ucap Kirana

Ketiga anaknya dulu memang manja tapi hanya sampai Kelas tiga karena Kirana sering mengancam akan menaruh mereka di pondok pesantren jadi triplets tetap menurut namun Vino dia masih tetap manja meski sudah diancem bagaimanapun.

Di sekolah Vero dan kedua adiknya saat ini sedang berada di kantin untuk membeli jajan karena tak ada pelajaran alias jamkos sampai mapel jam ke empat akhirnya mereka menggunakan waktunya untuk mengobrol di kantin.

"Bu, beli bacigor sepuluh ribu sama pop ice buble gum tiga" pinta Varo

"Baik den, silahkan ditunggu ya nanti saya bawakan" ucap Ibu kantin

"Sekalian sama batagor lima ribu dan pempek lima ribu" ucap Varo

Ditempat ia dan kedua saudaranya duduk ternyata ada Lavinka satu-satunya sahabat triplets sejak masih sd hanya Lavinka saja yang tulus bersahabat dengan triple V sedangkan teman-teman yang lainnya hanya datang saat butuh saja.

bunda dimana ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang