bda 6

31 4 0
                                    

Varo yang tadinya ingin mengambil minum tiba-tiba tersentak saat mendengarkan alunan sholawat dari kamar Vino karena penasaran akhirnya Varo pun memilih untuk melihat apa yang terjadi di kamar si bungsu.

Didalam kamar Zio sedang melantunkan sholawat sesuai permintaan Vino sebelum tidur tadi Zio dengan senang hati melakukannya sampai Vino tertidur pulas.

"Nggak mungkin sih itu mana mungkin orang yang gapernah sholat terus sifatnya yang bajingan itu bisa berubah seperti itu" gumam Varo

Varo pergi ke kamar nya begitu melihat Zio berdiri dan berjalan ke arah pintu sebelum Zio menyadari kehadiran Varo maka Varo memilih beranjak dari sana.

Terlihat sederhana namun bagi triple V itu adalah menu yang sangat menggiurkan bahkan rasanya ingin setiap hari lauknya seperti ini.

"Zio, kalau memang kamu ga mau makan pakai lauk-pauk seperti ini kamu bisa cari sendiri" ucap Kirana

"Mana mungkin dia terbiasa  yang ada kalau dia makan palingan ntar drama mules lah keracunan lah biasanya orang kaya kann gitu kalau makan makanan rakyat jelata" sinis Varo

Kirana menatap tajam Varo namun Varo pura-pura tak melihatnya Varo tau ibunya pasti akan membela ayahnya jadi Varo lebih baik menyelesaikan sarapannya setelah itu berangkat sekolah.

"ckckck anak itu mulutnya benar-benar menyebalkan sekali" gerutu Kirana

"Gapapa, Varo kayak gitu juga karena aku yang udah norehin luka cukup besar dihatinya dia" ucap Zio

"Ayah, Vino udah ambilin nasi sekarang ayah tinggal ambil sendiri lauknya" ucap Vino memberikan sepiring nasi

Jenggala terkekeh melihat raut terkejut Zio melihat isi piringnya yang ada nasi dalam porsi banyak Zio yang biasanya hanya makan dua suapin saja seketika meneguk ludahnya dengan kasar.

"Makasih Vino, kamu juga makan yang banyak ya biar kuat bisa ngalahin kedua abangmu" ucap Zio

Vero yang sudah selesai makan pun pamitan pada orang tuanya untuk bersiap-siap Vero masih memakai pakaian rumahan karena Vero paling tak suka jika mengenakan seragam sekolah saat sedang makan takut jika nanti seragamnya kotor.

"Vero ambil bekal nya ya, bundadari" izin Vero

Setelah anak-anaknya berangkat sekolah dan Jenggala mengantarkan Rahma ke kampus karena ada mata kuliah jam pagi kini didalam rumah tersisa Zio dan Kirana.

Kirana jujur saja membenci situasi ini jika ada yang lainnya ok lah Kirana bisa menerimanya tapi jika hanya berdua seperti ini Kirana tak bisa menahan rasa bencinya pada Zio.

"Tidur sana, kalau mau pindah ke hotel juga gapapa" ucap Kirana

Zio menggelengkan kepala nya pelan sebelum tubuhnya ambruk beruntung Jenggala datang tepat waktu sehingga Zio tak sampai jatuh ke lantai karena ditahan oleh Jenggala.

"Bawain air hangat sama susu pisang ya" pinta Jenggala

"Baiklah"

Dengan sedikit malas Kirana menyiapkan apa yang diminta oleh kakaknya itu dengan sangat terpaksa bahkan warungnya pun ditutup sementara.

Jenggala tadinya hanya ingin mengambil tas kantor nya namun siapa sangka jika dirinya malah dihadapkan dengan kondisi Zio yang ambruk.

Zio belum boleh banyak bergerak namun dasarnya Zionis keras kepala meskipun sudah diperingatkan juga tetap saja bandel hingga akhirnya tumbang.

"Lo tuh bandel banget sih kalau dibilangin diam anteng jangan banyak gerak ya nurut gini kan jadinya lo ambruk" ketus Jenggala

bunda dimana ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang