bab 4 bagian 1

122 14 2
                                    

Tak jauh di mana (y/n) bergabung dengan teman pacarnya, segerombol perempuan menatap (y/n) tidak suka, mereka akan mengumpat dengan ejekan untuk (y/n).

"Jadi pacarmu--maaf maksudku mantanmu lebih memilih gadis itu?" Mona menyinggung

"Seperti gadis polos yang tidak tahu letak kesalahannya bukan" Ucap eula

Jadi teman hutao tengah menatap jijik pada (y/n) mengetahui teman mereka putus karena gadis itu.

"Sungguh selera yang sangat rendah, apa cantiknya (y/n)? Apa xiao buta" Ejek fischl.

"Sudahlah... Itu masa lalu, lagian aku putus baik-baik ini" Kata hutao mencoba meleraikan teman-temannya.

"Kita kasih pelajaran si (y/n) itu, biar tahu rasa karena udah ngerebut cowok yang temen kita suka" Sahut eula.

Mereka mengangguk saling setuju beda hal dengan Hutao yang hanya diam, dia mengingat ucapan mantan nya dulu.

Flashback

"Tempat ini indah!! Kenapa kamu baru mengajakku kesini xiao? Aku masih kesel ya kamu diemin aku bahkan telpon aku juga--"

"Hutao, kita udahan aja hubungan ini"

Hutao terdiam membola kedua matanya seakan mulutnya tiba-tiba mati rasa. Dia menoleh pada kekasihnya itu menatap dengan wajah bingung sementara xiao memasang wajah datar.

"Apa? Putus tapi kenapa sho?"

Xiao masih terdiam menatap Hu tao begitu tajam lalu dia membuang pandangannya ke arah lain.

"Kita seharusnya tidak memiliki hubungan ini, aku salah.. Aku kira yang aku sukai adalah kamu tapi ternyata bukan mungkin karena kita selalu bertemu dan aku tidak peka"

"Aku menyukai seseorang yang bahkan orang itu menungguku tanpa sepengetahuan aku sendiri, jadi tanpa aku sadari.. Aku sudah menyakiti dua hati sekaligus" Tutur xiao membuang muka nya yang tidak ingin di lihat Hu tao, matanya berkaca-kaca menatap langit malam. Dia menghela nafas mencoba meleraikan pikiran nya yang tengah berperang di otaknya itu.

"Maaf hu tao"

Hu tao mengepal tangan dengan tatapan jatuh ke tanah hanya melihat sepatunya, terasa sakit mengetahui orang yang dia suka akan mengatakan itu. Dia memberanikan diri menatap xiao dengan wajah berani meski sangat terluka.

"Kenapa? Apa ada alasan lain, siapa yang kamu maksud. Menyakiti dua hati? Siapa gadis yang kamu bicarakan? Apa jangan bilang dia yang selalu mengajakmu istirahat di halaman belakang"

Tatapannya bisa saja meruntuhkan tembok kokoh Hu tao yang berusaha tidak menangis di depan xiao, dia memasang wajah sombong dengan seringai percaya diri, sementara xiao menghela nafas lagi dia harus mengontrol emosinya yang bisa saja dia lampiaskan pada Hu tao.

"(y/n) benarkan? Gadis inazuma itu!! Ehhh aku tidak tau selera mu buruk xiao. Siapa dia? Kasta saja jauh darimu, aku bahkan pantas di sampingmu gadis itu hanya orang biasa, yang bahkan hanya tinggal dengan kakaknya... Aku dengar orang tua nya hanya pedangan biasa di inazuma, apa kau lupa, kamu itu pewaris Lapiz pemimpin negeri ini, apa yang akan orang tua mu lakukan mengetahui anak sulung nya memilih rakyat jelata--"

"CUKUP" bentak xiao, terlihat jelas urat di leher dan tangan nya dia berusaha tidak menyakiti perempuan dia berusaha tidak melayangkan pukulan pada Hu tao.

"Cukup, jangan menilai (y/n) jika kamu tidak tahu siapa dia... Yang kamu tahu dia miskin bukan? Kamu tidak tahu seperti apa dia. Maaf Hu tao selamat tinggal" Kata xiao

Dia meninggalkan Hu tao begitu saja sendirian di tempat itu, sementara gadis malang itu tersenyum sedih sedetik kemudian dia berteriak sekencang-kencang nya.

.
.
.

Tiga hari kemudian dia menerima buket bunga dengan amplop yang tertulis.

-maaf waktu itu aku terlalu emosi, bisa kita bertemu lagi sekarang. Aku ingin menyelesaikan masalah ini-
Lapiz alatus xiao

Hu tao terdiam sesekali dia menyentuh bunga violet itu tidak ada senyuman seperti biasanya hanya lamunan yang mengantikan senyuman itu, dia meletakkan bunga itu dan menyuruh pelayan nya untuk menaruh bunga itu di vas bunga.

.

Mereka terdiam setelah kejadian malam itu Hu tao yang biasanya ceria mendadak diam, xiao tahu kenapa gadis ceria itu tiba-tiba diam.

Dia merasa bersalah karena sudah menyakiti dua gadis sekaligus, (y/n) dan Hu tao. Dia harus menyelesaikan masalah nya dengan Hu tao supaya dia bisa fokus pada (y/n).

"Malam itu... Aku minta maaf, aku ingin berpisah dengan cara baik-baik. Maaf udah menaruh harapan padaku aku juga minta maaf sebesar-besarnya membuatmu sakit hati, aku tahu kamu akan membenciku tapi aku ingin kita bersikap biasa lagi seperti teman. Kamu bisa kan Hu tao"

Hu tao masih diam dan sedetik kemudian dia mengangguk pada xiao

"Ya, kita masih bisa berteman"

"Terima kasih Hu tao" Kata xiao

Flashback off

Hu tao menatap (y/n) yang bercanda dengan venti dan dia melihat xiao yang tersenyum begitu manis membuat Hu tao sakit hati.

Meski Hu tao tidak rela melepaskan xiao tapi mengingat xiao yang pernah meminta maaf padanya. rasanya dia tidak bisa dan rela melihat orang yang dia cintai dengan gadis lain terlebih lagi kasta dan tahta jauh di atas (y/n).

Tangan nya terkepal menatap permusuhan pada (y/n), dia akan mengambil xiao lagi dari tangan nya sendiri. Dengan cara apapun itu dia harus menyingkirkan (y/n) dari pandangan xiao untuk selamanya.

.
.
.

Pulang sekolah akhirnya datang tentu semua murid langsung berhamburan kecuali yang piket, dan hari ini (y/n) dapet giliran piket tentu nya sang pacar dengan setia menunggu tapi...

"Xiao, lebih baik kamu pulang... Ini bakal lama" Kata (y/n) masih menyapu kelas.

"Ngga masalah, aku tungguin" Balas xiao melihat aktifitas pacarnya

"Tapi ini bakal lama" Kata (y/n).

Teman (y/n) memanggil (y/n) untuk membantunya menghapus papan tulis dia segera membantu teman nya.

"Pulang aja ngga apa-apa" Kata (y/n) merasa kasihan pada pacarnya yang menunggu nya.

"Hah~ kamu keras kepala sekali, ya sudah aku tunggu di parkiran. Jika terjadi sesuatu telpon aku"

"Tapi xiao, hei--" Terlambat xiao pergi tanpa membalas (y/n).

"Pacar kamu perhatian banget"
"Iya loh, perhatian banget. Kamu beruntung banget dapet lapiz-san" Kata teman (y/n) yang asal nya sama dari inazuma.

"Ya, dia emang begitu" Kata (y/n) tersenyum pada teman sekelas nya.

Sementara dari jarak yang tidak jauh dari kelas (y/n) seseorang mengawasi mereka dengan kamera lalat yang baru saja di ciptakan sensei lisa mereka mencurinya dari ruangan guru.

"Sepertinya xiao pergi, bukannya ini kesempatan bagus. Hu tao" Kata eula menatap teman nya yang hanya duduk cantik di kursi.

Dia hanya memasang seulas senyum manis.

.
.
.

Maaf baru bisa update lagi hehehe, akhirnya bisa memperbarui ini cerita yang kudu mikir dulu, menurut kalian apa yang bakal Hu tao lakuin?

Makasih udah baca, see you next time.

HANAHAKI -XIAO X READER-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang