Pagi ini rain sudah siap dengan seragamnya. Baju kameja putih, celana hitam, kerudung merah disertai syal kuningvyang bertuliskan PMI sebagai lambang anak dari organisasi PMR
"Perfect" gumamnya "Eh gimana ya? apa silvi latihan juga hari ini" tanya nya pada diri sendiri.
Yah begitulah kegiatan rain bila di hari Sabtu. Bukannya libur dirinya menetapkan khusus hari itu untuk mengikuti kegiatan salah satu organisasi yang ada di sekolahan ya. Tambah tambah ilmu sama refrensi baru katanya.
Beberapa menit setelah menempuh perjalanan akhirnya rain pun sampai
"Hai rain" nampak seorang perempuan tengah melambai lambai kan tangan nya kepada rain.
Rain pun menoleh "Hai sil.. eh sil udah nyampe aja lo". Balas ramah rain
"Iya nih hehe" jawab Silvi di sertai cengeiran lebar
Rain hanya menanggapi nya dengan sebuah senyuman simpul.
"Eh in, Lo tau ngak? gw kemaren gabutan loh. Terus main apk ini" cerocos silvi sambil menunjukan sebuah aplikasi yang terpasang di handphone nya
"Aplikasi? aplikasi apa itu?"
"Inilah aplikasi chating biasa sih mendingan lo coba deh kali aja ga jadi jomblo terus" kekeh Silvi. Lantas menunjukkan ponsel nya kepada rain.
"Huh" respon rain yang merasa terganggu dengan cibiran Silvi.
"eh inimah bukannya aplikasi lama ya? Lo baru tau sil?" Tanya rain.
"Nga. Makannya baru nyoba" terangnya "Makannya lo nyoba gih sono" tambahnya disertai senyuman menggoda.
"Iya deh iya, nanti kapan kapan gw coba" pasrah rain
---------
Hari Senin telah tiba, saat nya seluruh siswa siswi maupun guru memulai kegiatan belajar mengajar mereka dengan dimulainya sebuah upacara kebangkitan bangsa, upacara bendera.Seperti biasa Rain kebingungan mencari sosok pendamping untuk berada disisi barisannya. Matanya tak pernah welewati ruangan kelas seincipun, sampai kedatangan seseorang membuatnya lega
"Tiara, sayang ku akhirnya engkau datang, yuhu" sapa gembira lebay alay gaya rain mulai keluar
Tiara hanya melonggos jegah dengan kebiasaan teman sebangkunya itu. Tapi tak ayal pula bila dirinya menyukai sapaan hangat tersebut dari teman sebangku nya tersebut. Itu sudah biasa baginya, bahkan satu hari tanpa adanya sapaan dari rain, terasa ada yang kurang.
"Yuk rain kita baris, udah pada baris tuh" ajak Tiara
"Yuk" seru rain girang.
Setelah upacara usai, rain mulai mendekati teman sebangkunya itu.
"Ti mau denger info terbaru ngak?" Tanya rain mulai dengan manarik pembicaraan yang merajuk pada gibah.
"Apaan emang?" Tanya nya
Rain termenung sebentar "Emm"
"Nga deh, kita liat aja nanti." LanjutnyaTiara melonggo dibuatnya. Apa apaan ini? Tadi dia barusan mau ngasih tau info, eh giliran di tanya katanya nanti. 'Aneh' batinnya berteriak
Selang beberapa waktu. Dari arah depan pintu terlihat segerombolan cewe yang rain ketahui mereka adalah anak dari kelas Mipa 2
Mau apa mereka? Bingung rain."Rain.. kantin yuk"
Dirasa ada yg memanggilnya, rain pun menoleh wah tumben sekali Tiara mengajaknya kekantin duluan.
"Tumben ngajak duluan ti? Ga kayak biasanya hihih" jawanya sambil cekikikan merasa aneh.
" Ehh... Udah lah gausah banyak cingcong, cepetan yuk. Gw dh laper nih belum sarapan soalnya" terang nya di sertai wajah yang seperti sengaja di buat buat sekelas mungkin. Tapi tiara memang sedang lapar
"Hah, ayo deh" pasrah rain.
Setelah kembali dari kantin, rain melihat seisi kelasnya menjadi ramai ntah itu cewe maupun cowo semua bergerumpul ramai. Terdengar juga sebuah suara seperti sesegukan orang yang sehabis menanggis
Dan setelah di liat... wah ternyata Nisa tengah menanggis. Mendekatlah rain ke arah mereka.
"Ada apa ini? Mengapa Nisa menangis?" Tanyanya
"Ituloh rain, si cewe doyan minyak kemenyan tadi labrak Nisa" jelas salah satu anak cowo dikelasnya. Dadan
"Nah iya tuh ga jelas juga asal labrak orang, salah target kan malu sendiri" sambung Vivi
"Hah? Minyak kemenyan siapa tuh?"
"Kayak ga tau aja ituloh, si Devi. Orang yg suka naburin minyak wangi tapi baunya kayak minyak kemenyan" jelas Silvi, di sertai kikikan anak lainnya
"Udah udah malah pada ribut lagi, iniloh nisanya tenanggin dulu" terang bu km di kelas rain si Nina namanya.
"Hehe" dan merekapun hanya cengengesan.
Rain terbengong, kok ada yang aneh? Perasaan yang dirinya tau si Devi itu mau labrak si sundel bolong Winda. Kok malah jadi Nisa yang di labrak? Kan si cowo selingkuh nya sama si Winda. Wah aneh aneh pikirnya, ah bodo amatlah. Tapi kasian juga ya si Nisa gatau apa apa jadi kena imbas.
Bel istirahat telah berbunyi semua siswa maupun siswi berbondong bodong pergi ke kantin mau pun ke koprasi untuk menghilangkan rasa haus maupun lapar mereka. Tak terkecuali Rain pun sama.
Di lihatnya Nisa tengah melamun sendiri di meja paling belakang yang ada di kelas mereka.
"Sedang memikirkan apa nis?" Tanya basa basi rain
"Tidak ada" jawab sungkan Nisa
"Masalah tadi pagi ya? Ah gausah di fikirin nis, lagian dia salah sasaran kan?" Cerca rain beruhana menghibur teman sekelasnya itu.
"Apa? Ngak lah, eh kok kamu tau?" Tanya bingung Nisa, pasalnya Rain sudah seperti tau masalah ini lebih dalam darinya.
"Tau doang, anak kelas kita juga tau. Mana mungkin kamu jadi selingkuhannya si gembel itu iyuh dah"
"Hemm pfttt" terdengar deheman serta tanahan suara tawa dari Nisa
"Ketawa aja gak papa kok, ga ada yang larang."
"Tapi Ra, orang yang kamu bilang gembel itu sepupu aku. Hahaha"
Eh? Rain jadi bingung sendiri, tapi ada baiknya juga. Dirinya jadi tau hehe
"Ga papa, halal kok hehe" cengir lebar rain berikan kepada Nisa.
"Hmm rain?"
"Ya nis?
"Kamu ga mau mencoba pacarankah? pacaran itu seru loh" Saran nisa berikan kepada rain. "walaupun cuma sekedar online. Apalagi ofline" Sambungnya
Rain hanya menanggapi sebuah saran atau pertanyaan? Nisa dengan sebuah senyuman simpul yang terpatri di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Rain
Roman pour AdolescentsIni tentang rain. Rain vendia. Sosok seorang anak remaja biasa yang ceria namun begitu memendam semua perasaan yang melingkupinya. Ini tentang bagaimana rain yang selalu merasa kesepian, akan tetapi tanpa tidak sengaja sedikit memudar setelah mengen...