17. Tujuh Belas

25 5 19
                                    

Happy reading
___________________________________________

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, tapi di jam segini keempat gadis itu masih berada di ruang tamu untuk menonton film sekaligus berbincang-bincang.

" Jujur deh gais, gue masi merinding tau, ama kaos yang lu temuin tadi Mir! ". Ujar Fara merinding sendiri.

" Iya sama, gue juga". Saut Dela yang sependapat dengan Fara.

" Lagian tu orang ngapain kirim kaos yang kaya gitu coba? ". Ujar Fara lagi dengan heran. " Nyeremin coy".

" Orang itu udah kelewatan njir!, itu tu namanya obsesi, kalok dia bener suka ma Mira gak bakal dia kayak gitu ". Balas Lura yang ikut menimpali. " Bener-bener diluar nayla, gue gak habis fikri ".

" Iya!, di luar nastar emang". Jawab Fara.

Perbincangan keempat gadis itu, tiba-tiba terpotong akibat kemunculan tiga orang cowok.

" Halo epribadeh!!! Mas Valen yang paling ganteng sedunia dateng nih". Teriak Valen dengan lantang, yang mendapat tatapan horor dari keempat gadis yang ada di ruang tamu itu.

" Lu apaan si Bang!, gajelas banget dah". Ujar Lura, dengan jengah menatap horor Valen.

" Wah wah, ada adek abang yang cantik plus membahana acikiwir nih, ngapain disini? ". Tanya Valen, dengan nada yang menjengkelkan.

" Menurut lo?, kepo amet jadi orang". Balas Lura sewot.

" Hayoo, mau ngapain lo?, gak mau jujur?, gue aduin mama, mampus lo! ". Ancam Valen dengan tersenyum mengejek kearah Lura.

" Aduin aja!, orang gue udah izin jugak"

Pertengkaran itu akhirnya berakhir akibat Rean.

Mata Rean sangat berbinar kala bertemu dengan Dela, ia sudah lama tak bertemu dengan pujaan hatinya itu.

" Eh eh, ada ayang Dela nih". Celetuk Rean, yang menatap Dela dengan binar. Sedangkan yang ditatap justru menunjukkan tatapan sinis.

" Lo kenal sama Dela Bang? ". Tanya Mira dengan tak percaya.

" Ya iyalah, orang Dela itu ayang beb gue"

" Wahh gokil, ternyata kalian pacaran? ". Heboh Mira, mengetahui jika sahabatnya itu adalah pacar Abangnya.

" Gak!!! ". Bantah Dela dengan lantang. " Gue bukan pacar lo ya!, jangan ngaku-ngaku".

" Ih kenapa si ayang beb?, lagian kan kita emang pacaran ya gak? ". Ujar Rean dengan percaya diri, sembari memberi kode ke arah Radit yang sedari tadi tak henti-hentinya menatap Fara.

Karna tak kunjung mendapatkan balasan dari Radit, Rean membalikkan tubuhmya dan lihat Radit yang tengah tersenyum- senyum sendiri seperti orgil.

" Woilah dit! Lu kenape anjirr! Kerasukan apa lo?, senyum- senyum kek orang gila ". Seru Rean menggoncangkan tubuh Radit kuat.

" Aelah Ren, lo apa-apaan si?, orang lagi liat kecantikan paripurna bidadari jugak malah lu ganggu nyet". Marah Radit menatap Rean sinis.

" Ha?, bidadari apaan?, jangan- jangan lu lagi liatin ayang beb gua ya?". Tuduh Rean, memicingkan matanya tajam menatap Radit.

" Heh, kagak lah , ngacok lo! , gua masih sayang nyawa ya". Bantah Radit, ia masih sayang nyawa tak mau mengambil apa yang Rean suka.

" Serius lu?, awas aja lo sampek suka ma ayang beb gua, gue pastiin lu gak bakal idup tenang". Ancam Rean tak main-main.

MIRAXEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang