20. Dua Puluh

22 4 11
                                    

Happy reading
___________________________________________

Dua cowok itu sekarang sedang membicarakan hal penting di sebuah gedung yang jauh dari pemukiman.

" Kenapa anak buah lo bisa hampir ketawan anj*ng! ". Umpat cowok yang satunya yang mengenakan hoodie berwarna hitam dan menutupi kepalanya dengan tudung hoodie.

" Maksud lo apaan?, anak buah gue gak ada yang nyerang". Bantah cowok satunya.

" Hhhh, terus itu yang kemarin dateng kesini nemuin gue dengan keadaan yang kek gitu siapa anj*ng! ".

" Mana gue tau, jelas-jelas itu bukan anak buah gue".

" Oke, kalok lo emang gak mau ngaku, yang penting sekarang jaga pergerakan lo, jangan sampek ada yang tau, karna mereka udah mulai curiga ".

" Tenang aja, gue bakal hati-hati dalam bergerak".

" Ow ya, gimana keadaan anak itu? ".

" Aman, tenang aja, kemarin gue gak sengaja nyoret wajahnya dikit".

" Jangan sampek dia mati sekarang, gue belum puas buat nyiksa dia".

" Tenang, beres soal itu".

Sedangkan disisi lain seorang cowok mendengarkan semua pembicaraan dua orang cowok itu.

" Dua manusia bodoh". Ujar seorang cowok yang berada di balik ruangan itu, cowok itu terduduk lemas di lantai ruangan yang gelap, dan minim  pencahayaan. Hanya ada sinar bulan yang menyinari ruangan itu.

Dengan kedua tangan yang diikat oleh tali, di depan tubuhnya.

Cowok itu masih menggunakan seragam sekolahnya, bahkan kemeja sekolahnya yang harusnya berwarna putih bersih sudah berubah menjadi warna coklat ke merah an karna terkena tanah dan juga darah.

Sudah cukup lama cowok itu di kurung di tempat itu, bahkan penampilannya benar-benar kacau, rambut yang panjang sampai menutupi mata, dan juga baju yang sudah penuh dengan kotoran dan tak bersih lagi, di tambah wajahnya yang penuh luka.

Cowok itu berdiri dari duduknya, ia berjalan kearah jendela, menatap ke arah luar jendela itu, melihat bulan di langit sana yang bersinar terang.

Senyuman tipis terukir di wajah cowok itu. " Alex janji sama Mama, Alex bakal buat keturunan dari orang itu musnah ".

Ya cowok itu adalah Alexano Ganendra Anggara, kakak dari Axel, atau lebih tepatnya adalah kembaran dari Axel.

Memang banyak yang tak mengetahui bahwa mereka adalah kembar, karna wajah mereka yang begitu mirip, dengan sifat yang tak jauh berbeda, yaitu dingin dan cuek.

Alexano Ganendra Anggara dan Axelino Ganesha Anggara.

" Gue tunggu permainan lo selanjutnya ". Ujar Alex dengan senyuman tipis di wajahnya.

******

Seorang gadis tengah mengamati indahnya langit malam dari balkon kamarnya.

Bulan malam ini sangat indah, ia bersinar sangat terang.

Senyuman itu tak henti-hentinya di tunjukkan oleh gadis itu. Seorang gadis yang sangat menyukai langit malam yang bertaburan bintang dengan bulan sebagai pelengkapnya.

MIRAXEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang