Pertemuan Pertama

4.2K 331 7
                                    

Dua minggu kemudian sebuah pesta dansa besar digelar di istana. Meski terkesan terburu-buru dan tanpa persiapan karena ketegangan diantara Kaisar dan Pangeran mahkota, acara ulang tahun Permaisuri diadakan dengan meriah dan mewah. Seluruh bangsawan dengan berbagai tingkat yang ada di kekaisaran ini diundang. Semua bersuka cita atas bertambahnya usia Permaisuri dan menghujaninya dengan berbagai hadiah.

Kecuali aku.

Aku seperti terjebak dalam lingkaran setan. Aku tidak ingin berada di sini. Terlebih setelah pertunanganku dan Pangeran Giordan usai. Saat ini Pangeran Giordan telah resmi berhubungan dengan Claudia meski tanpa restu Kaisar. Aku memanen ucapan simpati dari para bangsawan yang tidak suka dengan Pangeran Giordan. Kubu Pangeran kedua, kini mencoba untuk mendekatiku demi mendapat dukungan keluarga Amarilys yang netral.

Aku sudah meminum empat gelas sampanye mahal. Aku bahkan belum pernah merasakan sampanye di kehidupanku sebelumnya. Hanya Sake, anggur dan bir dingin yang pernah ku minum.

Ini gelas kelima. Wajahku memanas. Aku sudah tidak fokus lagi meladeni pertanyaan dan rasa iba orang-orang yang tahu cerita pembatalan pertunanganku. Yah, cerita seorang wanita yang diselingkuhi oleh kekasihnya tentu mendapat perhatian dari orang banyak. Pipiku kaku karena terlalu banyak senyum. Tidak diragukan lagi, Silencia adalah bunga Sosialita Hilden. Apa yang terjadi dengannya selalu menjadi buah bibir di kekaisaran. Sebenarnya, aku tidak cocok dengan semua ini. Bagaimana bisa aku yang introvert tiba-tiba menjadi super ekstrovert seperti Silencia?

Ugh, panas sekali. Aku mengibas-ibaskan tanganku untuk sekedar memberi angin segar. Entah seperti apa wajahku sekarang. Aku terus menghembuskan nafas panjang, mencoba untuk menetralisir alkohol yang masuk. Sial. Tubuh ini punya toleransi alkohol yang payah sekali.

Dengan sempoyongan aku berjalan menuju lantai dua aula dansa. Pintu kedua sebelah kiri. Ya, itu adalah tempat rahasia untuk menyendiri. Aku harus menjernihkan pikiranku.

"Maafkan saya nona, saya sedang menunggu seseorang."

Suara laki-laki. Siapa yang berada di tempat ini selain aku? Aku mengintip di balik tirai. Ada dua orang sedang berbincang.

"Duke.. Mohon terima perasaan tulus saya. Saya ingin menghabiskan malam berdua dengan anda." Suara wanita yang sangat menggoda. Tidak jelas ia dari keluarga mana. Tapi sepertinya bukan keluarga bangsawan agung. Karena ia dengan tidak sopan mengajak laki-laki untuk tidur bersama. Dan, Duke??? Laki-laki itu adalah seorang Duke?!

"Maaf .. Tapi... "

Sepasang tangan dengan tiba-tiba menarik tubuhku dari balik tirai dan memelukku dengan erat.

"Kekasih saya telah datang. Maaf nona. Saya permisi."

Eh
Siapa pria ini? Mengapa dia memelukku seperti ini?

"Berpura-puralah, tolong aku," bisiknya pelan. Aku merasakan bibirnya yang basah karena minuman menyentuh ujung telingaku. Tubuhku seolah mati rasa.
Permintaan tolong macam apa ini!

"Nona Silencia," Wanita itu mengenaliku.

"Tidak disangka anda memiliki hubungan yang seperti ini dengan Duke." Wanita itu menatapku sinis seolah tidak percaya. Sementara tangan pria ini masih melekat di tubuhku. Pelukannya semakin erat. Duke siapa ini? Aku tidak mengenalinya. Sial.

"Ah... I...itu.."
Aku tidak bisa menjawab!! Bagaimana ini!

"Kami permisi, selamat malam nona."

Laki-laki itu melepaskan pelukannya dan memegang tangan untuk membimbingku berjalan, sementara Nona itu berdiri mematung. Aku berani bertaruh besok akan muncul rumor bahwa 'Putri keluarga Amarilys bermesraan dengan seorang Duke'

The Duke's Adopted Daughter (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang