Di penghujung sore seorang pria mungil terlihat sedang membereskan beberapa baju yang tergeletak diatas ranjang. Dengan sabar ia meletakkan kembali baju-baju tersebut di dalam lemari walau tidak begitu rapih seperti semula. Setelah ini ia harus menyuruh Jungkook membereskan kembali lemari mereka.
Siang tadi Jungkook menelpon dari kantornya, ia mengajak Jimin makan malam di luar. Dapat Jimin simpulkan detik itu juga bahwa mereka akan berkencan nanti malam. Hati Jimin berbunga-bunga, senyumnya tidak pernah luntur di bibirnya, garam pun terasa manis saking bahagianya Jimin hari ini. Terbukti dari baju yang berserakkan tadi. Jimin hampir mencocokkan semua baju yang ia punya untuk nanti malam.
Sekarang sudah pukul 7 malam, beruntung Jimin sudah rapih dan wangi. Jadi jika Jungkook langsung mengajaknya keluar, ia sudah siap.
Ia tersenyum menatap pantulan dirinya dari cermin. Tangan mungilnya membenarkan letak outer coklatnya, lalu merapihkan poninya agar tetap menutupi kening.
"Aku rasa Jungkook akan menangis terharu melihatku, karena aku sangat tampan. Iya, pasti," ucap Jimin satu detik sebelum matanya melirik jaket denim yang ia beli kemarin.
"Haruskah?" gumam Jimin.
"Apa?"
Tubuh Jimin terlonjak kaget. Ia menatap tajam Jungkook yang membuatnya hampir serangan jantung.
"Biasakan ketuk pintu dulu! Kalau aku belum berpakaian bagaimana?"
"Ya, aku akan terus menatap tubuhmu." Jungkook sedikit mengangkat sudut bibirnya.
Tubuhnya ia biarkan bersandar di pintu, meneliti Jimin dari atas kebawah menggunakan lesser dimatanya.
Jimin bergidik, "Aku takut matamu copot."
"Tidak akan."
"Baiklah. Ayo pergi!"
"Kemana?"
"Makan malam."
Jungkook mengerutkan dahinya bingung. "Apa aku ada janji denganmu?" ia menggaruk rambutnya.
Jimin melipat tangannya didada, tubuhnya total menghadap Jungkook. "Iya, kau bilang kita malam ini makan malam di luar."
"Oh, benarkah, Jimin?"
Jimin mengangguk sebagai jawaban. Jimin mendudukkan bokongnya di tepian ranjang masih dengan mata menatap sosok Jungkook walau sudah ada sedikit air mata yang menggenang.
"Apa aku salah dengar? Tapi aku tidak kok! Kau juga mengulangnya saat ku tanya."
Sungguh, jika memang ia salah dengar ia akan menjadi orang tersedih hari ini sampai besok siang. Karena setelah ia tidur siang besok, ia akan pergi keluar dengan Taehyung jadi tidak boleh sedih dan dipastikan pulang dengan hati riang gembira.
"Mungkin itu bukan diriku?"
"Jungkookk!"
Teriakkan Jimin disusul suara tawa Jungkook yang tak kalah kencang.
.
.
.
"Selamat makaaann~"Dengan riang Jimin menyantap makanannya. Ini bukanlah sebuah restoran mewah, hanya kedai ramyeon dipinggir jalan tempat keduanya berkencan pertamakali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDOM JIMIN [ KOOKMIN ]
FanfictionBerisikan tentang keseharian Jungkook dan Jimin, dimana Jungkook harus menanggapi mood, tingkah dan pertanyaan pertanyaan aneh kekasihnya. Bukan hanya pertanyaan, tetapi Jimin juga sering berkhayal menjadi sesuatu yang tidak masuk akal. Namun hal i...