06. Kerajaan Jimin

168 30 1
                                    

Di tengah kepadatan kota yang cukup terik hari itu, Jimin dan Jungkook berada di dalam mobil miliknya. Keduanya menunggu kemacetan dengan santai ditemani lagu kesukaan Jimin yang berjudul Ob-La-Di Ob-La-Da, lagu dari sebuah grup band legendaris di dunia. Lagu bergenre Pop dan SKA ini memang sangat cocok untuk berkendara.

Terbukti Jimin sudah memutar lagu ini berulang kali sambil terus bernyanyi mengikuti lirik lagu ini walau bahasa inggrisnya terdengar lucu di telinga Jungkook. Namun, tak jarang Jungkook juga bernyanyi bersama. Karena ini pun termasuk jajaran lagu kesukannya.

Di putaran lagu yang ke 22 kali, mobil Jungkook berhasil keluar dari kemacetan. Ia melajukan mobil dengan kecepatan sedang sambil membuka kaca mobilnya membiarkan udara menyapa kulit wajahnya yang bersih. Mengendarai dibawah rindangnya pohon membuat udara terik tadi tergantikan dengan rasa sejuk yang menerpa kulit.

Berbeda dengan Jungkook, Jimin menaikkan kedua kakinya pada jok mobil. Bernyanyi sambil bermain game di ponselnya.

Jungkook hanya meliriknya, seperti sudah tau kebiasaan Jimin.

Sesampainya di sebuah supermarket Jimin turun terlebih dahulu, ia membenarkan letak kardigan hijaunya dengan sebelah tangan menenteng kedua sepatunya yang belum ia pasang. Ia berdiri tak jauh dari mobil Jungkook yang sedang di parkirkan oleh pemiliknya.

Jimin menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri guna mencari objek untuk menghilangkan bosannya. Tak berapa lama kemudian Jungkook sudah berdiri di hadapan Jimin.

Lantas kedua tangannya menyerahkan sepatu yang sedari tadi ia jinjing pada Jungkook. Seakan mengerti, Jungkook berjongkok di depan Jimin.

Ia memasangkan satu persatu sepatu milik kekasihnya di kaki sang empunya, membiarkan pundaknya dijadikan tumpuan pria yang lebih kecil.

Selesai bermesraan di tempat parkir keduanya memasuki pusat perbelanjaan yang cukup ramai hari itu. Jimin menarik satu troli yang tersedia lalu mendorongnya mengitari ruangan ditemani Jungkook disebelahnya.

"Jungkook," panggil Jimin.

Jungkook dengan cepat menghampiri Jimin yang berjongkok menatap beberapa buah keripik kesukaannya. Ia mengusak rambut kekasihnya lembut.

"Apa?"

"Aku mau ini." Jimin menunjuk salah satu dari mereka, kemudian menengadah menatap Jungkook yang menjulang di sampingnya.

"Ambil."

"Tapi aku ingin semua."

"Maksudmu?"

"Ini, ini, ini, ini, daaann ini," ucap Jimin sambil menunjuk mereka satu persatu.

"Tapi sayang, yang kau tunjuk memiliki rasa yang sama."

"Kalau mereka sama, mengapa dipisah seperti ini? Apa mereka tidak sedih?" Jimin memajukan bibirnya, tak lupa melengkungkan kebawah kemudian menatap Jungkook dengan wajah menyedihkan.

Jungkook ikut berjongkok, "Supaya jumlahnya lebih banyak dari pada hanya satu baris kebelakang." Setelah itu ia kembali berdiri.

"Ambil sesukamu, Sayang."

Dan berakhir Jimin kembali pada keinginan awal, mengambil makanannya memanjang ke samping.

Selesai memborong snack, Jungkook menuntun Jimin menuju tempat dimana semua makanan dibekukan.

Bukannya membantu Jimin malah asik memainkan bunga es yang ada di dinding freezer tersebut, sesekali bibirnya mengerucut dengan pipi menggembung, meniup asap dingin yang menutupi penglihatan matanya.

Tak ayal perbuatan Jimin tersebut membuat ia menjadi pusat perhatian, beberapa pasang mata yang kebetulan lewat melihat aneh ke arah Jimin.

Jangan tanya Jungkook dimana, ia sedang sibuk memilih daging beku.

****

Sepulangnya mereka dari supermarket, Jimin dengan sigap membantu Jungkook membawa barang belanjaan mereka. Kedua tangannya sibuk memeluk karton yang cukup besar namun masih terbilang ringan untuk pria dewasa seperti Jimin.

Sampai dapur Jimin mendudukan diri pada pantry, "Sayang, kemari." Dengan kedua kaki sedikit di buka lebar Jimin memanggil Jungkook.

Pria itu sedang menyusun beberapa makanan pada lemari pendingin, sesekali tangannya membenarkan tatanan rambutnya yang sudah mulai memanjang.

Jungkook menghampiri Jimin. Ia berdiri ditengah kedua kaki pria kecilnya.

Tangan Jimin mengambil satu buah karet yang tadi sempat ia beli, lalu mengikat poni sedikit poni Jungkook agar tak mengganggu penglihatan. Ia membiarkan tangan Jungkook bertengger pada pintgangnya.

"Selesai," ucap Jimin diakhiri senyum manis.

"Terimakasih, Sayang."

Jimin menangkup wajah Jungkook agar lebih menunduk, ia kecup bibir tipis kekasihnya lembut.

"Terimakasih kembali." Jimin mendorong dada Jungkook agar menjauh, ia bergegas turun dan langsung berlari menuju kamarnya. Meninggalkan Jungkook yang terkekeh gemas melihat Jimin.

Ia pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, menata semua belanjaan pada tempat yang seharusnya sampai selesai.

Ide jahil pun muncul di benaknya. Ia menyusul Jimin ke kamar mereka. Membuka pintu perlahan dengan niat mengejutkan kekasihnya. Namun, pemandangan di depannya sungguh membuat perutnya tergelitik geli.

"Seluruh Rakyatku!"

Kekasihnya itu berdiri diatas ranjang dengan selimut tebal mereka sebagai jubah kerajaannya. Dibawah kasur, tepat di hadapan kekasihnya itu sudah berjajar seluruh boneka yang ia miliki. Dari besar sampai kecil. Bahkan beberapa miniatur miliknya pun turut diikut sertakan.

"Selamat datang di negaraku, Jimin." Kedua tangan direntangkan, tak lupa kepalanya sedikit menengadah memberikan kesan angkuh yang gagal.

"Kalian tau bahwa Raja sedang tidak ada untuk saat ini, maka dari itu aku kalian harus memberitahuku kemana Raja pergi."

Jungkook menahan tawanya.

"Dan aku akan memberikan hadiah istimewa pada kalian."

"Sayang, apa yang sedang kau lakukan?" Jungkook membuka pintu.

Wajah Jimin memerah, badannya membeku melihat Jungkook masuk.

"Me-mengapa kau ada disini?!" Jimin menjatuhkan dirinya pada ranjang, meringkuk seperti bayi kedinginan, menutup seluruh tubuhnya menggunakan jubah kerajaannya.

"Aku tidak mendengarmu masukk!" teriak Jimin kala mendengar suara tawa Jungkook semakin kencang.

"Rajamu sudah pulang, Jimin."

TBC.

Vomentnya boleh kack ♥

RANDOM JIMIN  [ KOOKMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang