04. Menjadi orang lain

304 30 3
                                    

Jimin megerahkan semua tenaga yang ia punya untuk berlari, kakinya terus bergerak menuju pohon besar yang ada di ujung lorong, diujung sana seperti halaman luas dengan rumput hujau, indah sekali. Dan hanya ada satu pohon besar ditengah sana, pohon yang dari tadi menjadi tujuan Jimin.

Namun aneh sedari tadi ia sama sekali belum sampai ke sana. Sebenarnya seberapa paniang lorong ini?

Masa bodoh, ia harus berlari menjauh dari sekumpulan serigala yang terus mengejar dibalik punggungnya.

Seseorang tolong aku!

****

Srek!

"Hei?"

Mata yang awalnya terpejam kini mulai terbuka perlahan memperlihatkan bola mata biru savir nya. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang mauk ke retina.

Melihat ke kanan ke kiri seperti orang linglung, tatapan bertanya dilempar dari orang yang menepuk pundaknya. "Kamu sudah sadar?"

Badannya berjengit kaget melihat ada presentasi manusia yang.. em? Aneh?

Jimin hanya diam mengangguk, mencerna apa yang terjadi.

"Syukurlah, ini berapa?"

Orang itu mengacungkan tiga jarinya.

"Aku tidak buta." ucap Jimin sedikit ketus.

"Ahh hehehe maaf, aku cukup panik tadi saat kau tergelincir, Yoon."

"Iya tapi aku tidak buta, bodoh! Kaki ku yang terluka!"

Jimin terdiam cukup lama setelah berucap, membiarkan orang didepan nya ini meminta maaf dan membawakan beberapa daun yang tidak Jimin ketahui namanya. Ini seperti bukan dirinya.

Lama terdiam, Jimin tersadar akan sesuatu. Ia ada dimana? Mengapa ia ada disini? Apakah para serigala tadi berhasil menggigit salah satu bagian di kakinya? Lalu apa ini? Mengapa ia memiliki ekor, dan hei! makhluk didepannya seperti rubah!

Wah, ingatkan Jimin untuk menutup mulutnya.

Ia juga meneliti tubuhnya, tangannya bergerak menyentuh kepala dan waw.. sangat menakjubkan! Ia juga memiliki telinga. Apa ia sama seperti makhluk didepannya ini?

Ia harus menunjukkan pada Jungkook nanti saat pulang ke rumah.

Tanpa ia sadari, ia belum mengenal orang ini. Orang yang menolongnya.

"Namamu siapa?"

Tangan yang tadi bergerak gesit mengobati luka di kakinya mendadak berhenti bergerak, matanya menatap malas. "Yoon? Apa saat kau terjatuh kepalamu terbentur benda keras?"

"Aku, tidak ingat?"

"Kita pulang saja."

Makhluk itu berdiri sambil membantu Jimin berdiri. Tangan makhluk yang tidak Jimin ketahui melingkar di pinggangnya.

Jimin dengan tidak sengaja menggerakan ekor nya yang berwarna seperti makhluk disebelahnya ini, ada rasa aneh namun Jimin menyukainya. Menyukai bagaimana ia menggerakan telinga nya maupun ekornya.

Mereka sudah jalan cukup jauh namun Jimin sama sekali tidak menemukan jalan besar untuk ke kota. Peluh di pelipisnya sudah mulai keluar dari pori - pori, ia juga merasakan suhu di badannya mulai meningkat, nafasnya seperti sudah berteriak memohon untuk istirahat.

RANDOM JIMIN  [ KOOKMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang