"pagi Dok! gimana keadaan Dokter? udah enakan belum?" tanya Nathalia sembari meletakkan sebungkus bubur di nakas, lalu duduk di kursi yang sudah disediakan.
semalam Nathalia benar-benar kelewatan panik, hingga saat tiba dirumah sakit tersebut, gadis itu berlari hingga terjatuh dan membuat luka di lutut beserta telapak tanganya, berutungnya Shafira membawa plester malam itu.
bahkan semalam Nathalia berada di rumah sakit hingga pukul satu malam, dan Helmi menyuruh gadis tersebut pulang, dan dengan segala paksaan akhirnya gadis tersebut menurut. namun pagi ini, dipukul enam pagi gadis tersebut sudah kembali menampakkan dirinya dirumah sakit.
"kenapa kesini pagi-pagi, Tha? kamu cuman tidur beberapa jam, itu nggak baik buat kesehatan kamu," ucap Helmi mengingatkan, dan Nathalia pun hanya menampilkan senyuman manisnya.
"aku udah biasa tidur sebentar, Dok. dulu aku sering lembur karena kerjaan, jadi itu bukan masalah besar," ucap Nathalia sembari membuka wadah bubur tersebut.
"Dokter belum makan, kan? makan dulu yuk, baru deh minum obat," ucap Nathalia sembari mulai menyuapi Helmi dengan telaten.
"Tha, kenapa kamu sepeduli itu sama saya?" tanya Helmi tiba-tiba, dan membuat Nathalia menghentikan aktifitasnya sementara, "karena Dokter temen deket aku? akhir-akhir ini Dokter juga sering bantuin aku, bikin aku ketawa, jadi aku mau bantuin Dokter sekarang," Nathalia pun kembali menyuapkan bubur tersebut setelahnya.
"oh, gitu ya?" ucap Helmi, entah mengapa penggakuan Nathalia barusan membuatnya kecewa? kenapa pula ia harus kecewa? mereka berdua bahkan tidak terikat hubungan apa-apa.
"kamu nggak kerja? kenapa masih disini?" tanya Helmi sesaat setelah ia meminum obat yang sudah disiapkan. "Doktet lupa, ya? Cafe kan buka nya siang Dok, kadang jam sepuluh sih, tergantung Fira mau buka jam berapa," dan Helmi pun mengangguk paham.
"eh iya, Dokter kok bisa kecelakaan, gimana ceritanya?" tanya Nathalia penasaran, "itu kecelakaan tunggal, Tha. saya banyak pikiran terus nggak sadar ada mobil yang nyalip dari lawan arah, saya jadinya banting stir ke kiri dan kebetulan nabrak pembatas jalan,"
"lain kali hati-hati ya, Dok. kalau emang lagi banyak pikiran mending naik kendaraan umum aja, atau Dokter bisa hubungin aku, biar aku yang anter Dokter,"
"emang kamu bisa nyetir mobil?" tanya Helmi, dan Nathalia hanya menggeleng dengan cengirannya, "maksudnya nganterin Dokter pake kendaraan umum, cuman nemenin gitu," ucapnya sembari terkekeh.
Helmi mengelus pelan pucuk kepala Nathalia dengan tangan yang tertempel infus, "kamu kok lucu banget sih? saya milikkin boleh, nggak?" tanya Helmi dan membuat Nathalia menerjabkan matanya berkali-kali, dan semakin membuat Helmi terkekeh gemas.
"maksudnya? udah deh Dokter ngomongnya makin ngelantur, Dokter tidur aja ya, nanti pulang kerja aku kesini lagi, atau nggak waktu istirahat aku kesini deh, biar Dokter nggak kesepian," ucap Nathalia sembari menarik selimut Helmi hingga se dada.
"nggak usah, Tha. besok aja kamu kesini lagi, nanti temen saya kesini kok jengukkin saya, nanti kamu kecapekan kalau kesini terus," dan Nathalia pun menggeleng.
"aku bakal kesini lagi, Dokter banyakin istirahat, biar cepet sembuh terus bisa cepet-cepet keluar dari sini, bau rumah sakit itu nggak enak loh, Dok." ucap Nathalia sembari menutup hidungnya dengan tangan kanannya.
"kamu lupa saya Dokter? setiap hari saya habisin waktu ya dirumah sakit," Helmi kembali terkekeh dibuatnya, gadis bernama lengkap Nathalia Garnetta Naavaila tersebut selalu mempu membuatnya tertawa, dan melepas penat sejenak.
"oh iya ya? padahal aku manggil Dokter, tapi lupa kalau Dokter itu Dokter,"
"yaudah aku berangkat kerja dulu ya, Dok. semangat buat sembuhnya! biar Dokter bisa ke Cafe aku lagi," Helmi pun mengangguk pelan, kepalanya masih begitu nyeri jika terlalu banyak ia gerakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getting You
Teen FictionHelmi, dokter muda spesialis bedah itu bertemu dengan seorang gadis lugu yang bekerja di sebuah cafe di sebelah rumah sakit ia bekerja. gadis yang mampu menyita perhatiannya, dan perlahan membuat Helmi menjadikan dia sebagai prioritasnya. Nathalia...