Chapter 11

1.8K 185 9
                                    

Saat jam istirahat tiba, Asa memutuskan untuk datang ke ruang musik milik sekolahnya.

Ruang musik sendiri adalah salah satu tempat favorit Asa selain perpustakaan, ia bahkan bisa melewatkan seluruh waktu istirahatnya di sini.

Di ruangan ini Asa akan menghabiskan waktunya untuk duduk sambil memainkan beberapa alat musik atau hanya sekedar mencari kesunyian karena jarang ada yang berkunjung jika memang sedang tidak ada jadwal eskul musik.

Asa tak jarang membuat para saudaranya kelimpungan setiap jam istirahat karena dirinya yang tak pernah memberitahu kemana ia akan pergi.

Setelah mendudukan dirinya di sofa ruang musik, Asa mengambil sebuah gitar yang dipajang di sebelah sofa. Ia memangku gitar tersebut dan mulai memetik asal senarnya sebagai pemanasan.

Asa kemudian memutar otak, memikirkan lagu apa yang ingin ia mainkan. Sampai akhirnya pilihan Asa jatuh pada lagu 'Stay' milik girl grup terkenal bernama Blackpink.

Asa pun mulai bernyanyi, ia menyanyikan setiap lirik dari lagu tersebut dengan penghayatan penuh. Suara Asa yang lembut semakin menambah kesan melow yang tercipta dari setiap liriknya.

Saking fokusnya bernyanyi, Asa bahkan tak menyadari ada seseorang yang diam-diam sedang menonton pertunjukan dadakan itu.

Seseorang itu tersenyum bangga, merasa kagum dengan keindahah suara Asa. Ia sungguh tak pernah berpikir kalau Asa bisa bernyanyi sebaik itu, pasalnya ia tak pernah mendengar Asa bernyanyi saat di rumah.

Orang itu adalah Pritha. Ia memang sedang mencari Asa sejak tadi, tak disangka adiknya itu ternyata ada di ruang musik.

Asa mengakhiri nyanyiannya dengan mata terpejam, ia tersenyum merasa puas dengan suaranya sendiri.

Walaupun terkenal cuek dan kaku, Asa diam-diam adalah orang yang memiliki kesombongan tinggi akan bakat bernyanyinya.

Asa masih bergeming sampai tiba-tiba suara tepuk tangan terdengar membuat Asa melek seketika itu juga. Jantungnya mendadak berdebar kencang.

Sial, ada yang liat gue nyanyi?!

Pritha pun mendekat masih dengan tepuk tangan meriah membuat Asa akhirnya menyadari keberadaan gadis itu.

"Kak Pritha." lirih Asa pelan.

"Suara kamu bagus banget, Sa. Gak nyangka kakak." Pritha memberikan dua jempol pertanda ia benar-benar menyukai suara Asa.

"Biasa aja." balas Asa cuek.

Lain di luar lain pula di dalam. Dalam hatinya Asa luar biasa senang karena ada yang memuji suara indah yang selama ini selalu disembunyikannya, namun ia terlalu kaku untuk berekspresi lebih.

"Beneran bagus tau, Sa. Kakak baru tau kamu bisa nyanyi. Kenapa gak gabung eskul musik aja bareng kakak?"

Asa menghela nafas ringan. "Udah gak usah dibahas. Kakak ngapain kesini?"

Asa berusaha untuk mengalihkan pembicaraan dan membuat Pritha melupakan semua pujian yang ingin ia lontarkan. Bukannya apa-apa, wajah Asa sudah terasa panas sekarang karena malu.

Jika mendengar lebih banyak pujian lagi, bisa-bisa Asa pingsan dibuatnya. Oke, mungkin terlalu berlebihan.

"Kakak kesini sengaja nyari kamu. Yuk pulang!"

Kening Asa berkerut. "Kok pulang?" beonya.

"Guru-guru mau ada rapat, jadi kita dipulangin lebih awal."

"Ohh."

"Kamu sih, untung kakak baik mau nyari kamu. Lagian kalau mau kemana-mana tuh HP dibawa, Sa. Kakak daritadi nelfonin kamu, tapi gak ada yang angkat." omel Pritha.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang