RAME GAK NIH BANG?
**"Eh, lo!"
Hava yang baru aja mau masuk kelas langsung aja ditahan sama temannya. Orangnya nyolot dan bikin Hava kesel berkali-kali lipat. Pasalnya pagi ini mood Hava benar-benar berantakan.
"Kenapa?"
Bukan, bukan Hava yang menanggapi tapi Mave yang tiba-tiba muncul di belakang tubuh kecil Hava dengan wajah datar yang nantang maut.
Temannya Hava yang manggil itu langsung gelagaban sambil menggeleng cepat terus nyengir, "Eh enggak kok bang, nyapa Hava aja. Betewe bang, apa kabar?"
Mave enggak menanggapi apapun lagi walaupun tatapannya masih sinis ke orang di depannya ini. Barulah raut wajah Mave lunak ketika melihat wajah murung adik bungsunya.
"Abang ke kelas dulu ya, nanti kalau ada apa-apa langsung kasih tau abang kalau enggak ngadu ke Rey, Jev sama Jema aja. Ngerti?"
"Iya, abang." Jawab Hava jutek malah semakin membuat Mave menahan pekikan gemas.
Tangan Mave mengacak-acak surai lembut Hava gemas, sebelum benar-benar berlalu pergi Mave kembali menatap tidak suka teman sekalas Hava yang masih mematung begitu saja.
"Wah anjing, abang lo kayak maung." Orang itu celingak-celinguk melihat Mave yang sudah tertelan belokan koridor. Takut-takut Mave dengar dan dirinya berubah jadi babi guling.
Orang itu akhirnya menghela napas lega, kini fokusnya ke Hava yang mulai melangkahkan kakinya masuk dalam kelas begitu saja namun langsung dia tahan.
"Eitss-HAVA!"
"Apasih?" Hava menatap jengkel teman kelasnya itu.
"Lo hari ini piket! Kemaren lo gak piket kan, jangan mentang-mentang abang lo galak jadi mengabaikan kewajiban lo!"
"Iya-iya!" Dumal Hava sambil menerima uluran sapu ijuk padanya.
srett
"Gak perlu!"
Hava mendongak melihat sapu itu langsung beralih ke tangan lain. Ketiga temannya yang baru aja datang. Wajah Hava langsung berbinar, dia selamat akhirnya.
Kini wajah songonnya menatap orang yang menyuruhnya tadi piket dengan bangga lalu dengan ringan Hava memilih langsung melangkahkan kakinya ke bangkunya.
Biarkan, piket itu jadi urusan ketiga temannya.
**
Hava asik makan es krim, sedangkan ketiga temannya sibuk banget berbacot ria. Soalnya ini kesempatannya, Hava harus fokus menikmati benda lumer di dalam mulutnya yang terasa sangat manis.
Baru kali ini rupaya Hava bener-bener makan es krim dengan nikmat. Kalau di rumah, pasti semua abangnya langsung menentang keras. Berhubung teman-temannya pada bodo amat dan Abang Mave sibuk main basket, Hava bakal jadikan kesempatan emas ini buat makan es krim bercup-cup.
"Gimana?"
"Taruhannya berapa dulu anjing?"
Hava mengrenyit menatap ketiga temannya itu. Mereka awalnya membahas body motor dan kini saling saut menyaut perihal arena.
"Kalian mau ngapain?"
Rey memutar bola matanya malas, "Anak bayi gak perlu tau!" Sinisnya.
"Gue gak bayi ya anji-hmmppp"
"Anak bayi gak boleh ngumpat!" Jev buru-buru menutup mulut Hava dengan cepat.
"Lanjutin, gimana?"
Hava mendumel kesal, ini yang dia gak suka. Gara-gara semua abangnya itu, Hava hampir dibayikan seantero sekolah. Dia ini udah gede! Tapi sialnya Hava gak bisa seleluasa untuk berperilaku semaunya karena Mave masih satu sekolah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT OVER PROTECTIVE ✓
FanfictionJadi anak bungsu itu gak enak, Hava sebel. Selalu gak diperbolehkan untuk ambil tindakan atas dirinya sendiri, padahal Hava udah besar. Sialnya dia punya lima abang yang super protective sama dirinya. Belum juga temen-temen abang yang ikut rusuh men...