woongjay

162 20 2
                                    

sosok pria tinggi tersebut sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan pagi, tangannya dengan lincah bergerak sana sini, memotong, mencuci bahan makanan yang dia sudah siapkan sebelumnya. hingga waktu yang ia sudah habiskan cukup untuk menyiapkan berbagai macam makanan, dia melepas apron nya yang sejak tadi terpasang di badannya, menata makanan di meja sebelum bersiap untuk mandi.

waktu 15 cukup untuk digunakan membersihkan badannya dan membuatnya segar kembali, ia menatap meja makan, makanan yang sudah dia siapkan sama sekali belum disentuh, ia menatap jam dinding.

"harusnya sih udah bangun" ucap pria tersebut.

kaki jenjang tersebut membawanya ke suatu kamar, kamar yang dia tempati sehari hari memang, tapi ada penghuni lain di dalamnya.

"jeyi??"

"ya? iyaa kak Jiung, kenapa??"

sosok yang dipanggil menyingkirkan laptop yang sejak bangun tidur dia pangku guna untuk menonton film yang memang sudah ia tonton sejak hari hari lalu, ia hanya melanjutkan episode film yang belum ditontonnya.

"kenapa belum mandi coba?? sekarang jam berapa??"

yang dimarahi hanya menunjukan senyum tak bersalahnya, "hehe, tau kok udah pagi, nanti ya kak Jiung, tanggung ini, sebentar lagi habis kok", tawar Jay dengan yang lebih tua.

"emangnya kakak percaya gitu aja? gak. mandi sekarang"

"aahh kakak, sebentar lagi deh, janji kok janji"

Jiwoong tak termakan oleh rengekan yang lebih muda, ia membawa dirinya mendekat ke sosok yang sejak tadi menawar terus untuk mandi, hingga Jiwoong duduk tepat disampingnya, kepalanya ia bawa ke perpotongan leher Jay, menghirup bau badan sang kekasih.

"bau asem gini masih gak mau mandi, mandi sana"

"bau asem gimana?! aku wangi kok!" elak Jay.

tapi Jiwoong malah menawarkan badannya untuk Jay, dari jarak yang sedekat itu, Jay bisa mencium bau harum semerbak dari tubuh Jiwoong, "kak Jiung kenapa wangi banget??", heran Jay.

"ya kakak mandi, makannya wangi. udah sana mandi dulu, nanti dilanjut lagi nontonnya. kakak udah buatin sarapan, nanti keburu dingin, engga enak"

Jay sudah tidak bisa berkutik saat tangan Jiwoong mengambil laptop miliknya, menyimpannya di meja, "itu sedikitttt lagi kak durasinya, minimal habisin episode ini deh, ya ya ya???" ucap Jay yang masih belum menyerah.

"minimal minimal, minimal mandi dulu, biar gak bau" ucap Jiwoong.

Jay berdecak, "minimal mandi dulu, minimal mandi dulu, orang maunya mandi sama kakak", ucap asal Jay pelan, karena terlalu kesal dipaksa terus terusan untuk mandi, entah otaknya malah merangkai kata kata tersebut.

"apa jeyi?"

"hah? apa?"

"mau mandi sama kakak?? oh, boleh"

"ngga, ngga, aku berc― uwahh!!! kak Jiung, turunin! aku bisa mandi sendiri!"

Jay panik karena secara mengejutkan Jiwoong menggendong Jay, Jay digendong layaknya karung beras dan dibawa ke kamar mandi oleh Jiwoong, Jay tak henti meronta-ronta memukul punggung kokoh Jiwoong.

"syuutt, kakak gak masalah mandi dua kali, tadi katanya mau mandi sama kakak"

"aahhh, kak jiuuungg, gak gituu, aku bercanda!!!"

thmatchly • aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang