Seunghwan turun dari motor sambil membawa bingkisan yang sempat ia beli tadi sebelum pergi ke kost Jay. Seunghwan berjalan ke arah pintu dengan nomor 01, yang pastinya itu adalah kamar Jay, pacarnya.
Seunghwan langsung masuk begitu saja saat tau pintu tersebut tidak dikunci oleh penghuninya, saat masuk Seunghwan melihat Jay sedang sibuk dengan catatannya. mungkin tugas kuliah, pikir Seunghwan.
"asik banget, ngapain tuh??" tanya iseng Seunghwan.
"main monopoli! gak lihat lagi nulis apa?!" jawab Jay dengan raut kesal.
"dih, galak banget. pasti kamu laper, kan?? kebetulan aku bawain makanan nih, mau gak??"
memang betul sih Jay lapar, tapi tugasnya tanggung sekali untuk ditinggalkan, tapi bingkisan yang dibawa Seunghwan sangat menggoda untuk dilihat.
"bawa apa tuuhh??" penasaran Jay. Jay mendekati Seunghwan yang mulai membuka bungkusan kresek putih tersebut.
"terang bulan" jawab Seunghwan.
raut bingung Jay sangat jelas untuk dilihat, seumur umur dirinya baru mendengar makanan bernama terang bulan, "apasih terang bulan?? temennya kue salju??" tanya Jay.
"lihat aja, pasti tau kok" jawab Seunghwan.
saat makanan tersebut sudah terbuka utuh, asap remang keluar dari dalam kotak tersebut, saat Jay melihat, Jay sangat tau makanan apa yang dibawa oleh pacarnya tersebut.
plaak!
"ini martabak, bodoh!"
tamparan sayang dari Jay tak bisa Seunghwan hindari, pipinya lumayan panas saat tangan Jay dengan entengnya menampar pipinya, Seunghwan meringis pelan dan mengusap pipi kanannya.
"sama aja, terang bulan sama martabak sama."
"kamu jangan asal ubah nama makanan ya! aku tadi bingung pas kamu bilang bawa terang bulan, aku udah excited banget nungguin karena penasaran, tau taunya martabak, bikin kesel tau gak?!"
moodnya jelek banget, batin Seunghwan berbicara saat Jay sedang asik mengomel.
"sayang, jangan marah marah dong, ini emang bener kok terang bulan, temen tongkrongan aku nyebutnya gitu, aku kebawa juga nyebut gitu"
"yaudah sana bawain aja ini makanan buat temen tongkrongan kamu, sana!"
kan marah beneran jadinya.
Seunghwan tak tahan melihat terus terusan Jay dengan mood jeleknya. akhirnya Seunghwan menyingkirkan makanan yang sedari tadi mereka ributkan, tangannya bergerak untuk memeluk yang lebih muda, menyandarkannya ke dadanya dan memeluknya dengan erat, jari tangannya juga bergerak mengusap perlahan surai legam milik Jay.
"coba cerita, kenapa kesel begini??"
"tuh, laporan aku ngga di acc lagi, padahal aku udah ngerjain ngebut 2 hari bergadang, tapi masih ada aja yang kurang, ini dosennya ngerjain aku atau gimana?? padahal temen temen aku udah di acc semua, aku juga minta saran sama mereka, tapi tetep aja gak lolos, bikin kesel tau gak!"
Seunghwan mendengar keluhan sang pacar, ia juga membiarkan tangan Jay memukul pelan dadanya, mungkin untuk melampiaskan rasa kesalnya.
"rasanya mau aku palsuin aja tanda tangannya"
"aku kalo jadi kamu juga mikirnya gitu"
"nah! iyakan! ngga cuma aku aja yang mikir gitu, ya coba pikir aja, masa cuma aku yang belum padahal udah aku ikutin semua cara main dosennya, dari A sampe Z. oh! jangan jangan dosennya ada dendam ke aku karena pernah gak bales chat dia, apa gitu ya hwann???"
"emangnya kamu pernah gitu???"
"em, iya. dosennya minta janjian buat revisi laporan aku, tapi waktu itu hp aku di silent, salah aku juga sih..."
mendengar nada bicara Jay sudah tidak tinggi seperti awal tadi, Seunghwan yakin rasa kesal Jay sudah mendingan dan tidak seburuk tadi.
"mau aku kasih saran?? kamu obrolin lagi sama dosennya, kenapa cuma kamu yang belum lolos acc dia, dosen ngga kasih acc pasti ada alasannya, sayang. mungkin kamu masih ada yang belum betul atau kurang teliti, tapi jangan marah marah, jangan dendam juga sama dosennya, ngerti???"
Jay hanya menangguk, ia diam setelah mendengar ucapan Seunghwan barusan, ia lebih memilih mengeratkan pelukannya ke pinggang Seunghwan, menyamankan badannya dalam pelukan hangat pacarnya. elusan yang dirasakan di kepalanya cukup untuk membuat rasa kesal yang ia timbun sejak kemarin lama lama menguar hilang dan meredakan isi kepalanya.
memang, afeksi pacarnya tersebut lah yang Jay butuhkan sekarang.
"udah ngga kesel lagi???"
pertanyaan Seunghwan Jay anggukan, "minta maaf ya udah marah marah gak jelas, apalagi marah marahnya di depan makanan gitu, kamu pernah bilang gak baik marah marah di depan makanan, kata kamu kalo kaya gitu kurang bersyukur, bener kan??"
"pinter banget kamu" Seunghwan mengusap surai legam Jay, sesekali juga mengacak gemas surai legam tersebut.
"mau makan, laper"
Jay akhirnya menjauhkan dirinya dari Seunghwan, melepaskan pelukannya hangat sang pacar, "habis maras marah enaknya emang makan, habisin gih", ucap Seunghwan menyodorkan sekotak full martabak.
Jay menikmati makanan tersebut sampai mulutnya berlumuran coklat dari martabak tersebut, "pelan pelan aja makannya, gak ada yang minta kok", jelas Seunghwan.
"besok mau makan dimana??", tanya Jay.
"makan siangnya di deket rumah aku aja, ada sidang disana"
"huh? sidang? ngapain makan pas ada sidang??" bingung Jay.
"sidang, nasi padang loh, sayang"
"ITU NASDANG SEUNGHWAN!!!!"
nah, bingungkan Hwan mau jinakin gimana lagi...