AMEL 38

211 13 3
                                    


Saat ini  Amel tengah terkejut dengan apa yang ia lihat. Banyak sekali aneka macam makanan yang ada di meja. Bryan memesankan makanan untuk mereka berdua. Tidak, makanan ini cukup untuk lima orang.

"Ini? Buat kita semua?" Tanya Amel.

Bryan mengangguk

"Iyaa! Ini buat kita, saya sengaja beli ini semua buat kamu." Ucap Bryan sambil tersenyum.

"Kamu mau buat aku tambah gendut?" Ucap Amel sambil menatap Bryan dengan wajah cemberut.

"Hahaha! Memang itu tujuan saya, buat kamu gendut. Lucu tau liat pipi kamu yang besar. Apalagi kalo lagi cemberut gitu, rasanya ingin saya makan. Saya makan pipi kamu aja deh, boleh?" Tanya Bryan.

"Ishh!! Nggaaa!!" Ucap Amel sambil menutup kedua pipinya dengan tangan nya.

"Hahaha.. kamu ini lucu sekali. Untung punya saya." Ucap Bryan.

Pipi Amel terasa panas mendengar ucapan Bryan. Bryan tersenyum lebar melihat pipi Amel yang sedang merah karena nya.

"Cieee, blushing." Goda Bryan.

"Udahh ishh!! Ayo makan!" Ucap Amel mengalihkan pembicaraan.

"Hahaha... Baiklah ayo kita makan. Keliatan nya kamu sudah lapar sekali." Ucap Bryan.

"Ishh!!!"

Di atas meja banyak sekali makanan, ada pizza, nasi Padang dengan lauk ayam bakar dan rendang, martabak telur, spaghetti, es krim, minuman Boba, dan Jus.

Amel mengambil bungkusan nasi Padang. Dan membukanya, lalu memakannya. Banyak sekali makanan disini, tetapi Amel lebih tertarik dengan bungkus nasi Padang ini.

"Kok kamu makan nasi Padang? Tidak mau pizza? Atau spaghetti ini?" Tanya Bryan yang sedang memakan sepotong pizza.

"Tidakk, aku lebih tertarik nasi padang. Lihat!! Ayam bakar dan rendang di campur sambel hijau dan kuah gulai, beuhh mantapp!!" Ucap Amel.

"Itu banyak sekali lemak, dan santan." Ucap Bryan.

"Tidak apa! Ini lebih enak daripada pizza itu, ni sekarang kamu cobain. Aaaa buka mulut nya." Ucap Amel sambil mengarahkan satu suapan ke mulut Bryan.

Bryan menerima suapan tersebut. Bryan takjub, rasanya benar-benar enak. Bryan sebelumnya memang pernah makan nasi Padang. Tapi tidak seenak ini. Bryan menelan nasi nya dan membuka mulutnya.

"Lagi!" Ucap Bryan.

Amel menyuapi Bryan lagi dan Bryan benar-benar menikmati nasi Padang tersebut.  Amel menyuapi Bryan sampai nasi Padang habis tak tersisa.

"Wahh benar-benar enak!! Aku ngga pernah makan nasi Padang yang se enak ini." Ucap Bryan.

Amel tertawa mendengar ucapan Bryan.

"Aku tau dimana tempat nasi Padang yang lebih enak dari ini, kamu mau aku antar?" Ucap Amel sambil membuka bungkus nasi Padang untuk nya, karena nasi Padang milik Amel sudah habis di santap oleh Bryan.

Bryan mengangguk dengan cepat.
"Mauu!! Nanti malam antar aku ke tempat nasi Padang itu. Wahh aku sudah tidak sabar untuk menyantap nasi Padang yang enak itu." Ucap Bryan membayangkan bagaimana lezat nya nasi Padang tersebut.

Amel tertawa kecil melihat tingkah Bryan yang menurut nya lucu.

"Makanya, jangan makan keseringan makan makanan luar negeri. Dalam negeri juga banyak yang enak." Ucap Amel sambil makan nasi Padang nya.

"hehe.. yaa kamu tau kan aku suka olahraga. Aku ngga mau makan makanan yang berlemak, nanti aku jadi gendut." Ucap Bryan.

"Heh! lihat aku. Aku gendut, aku sehat." Ucap Amel dengan bangga nya.

"Iyaa kamu sehat, makanya makan yang banyak biar tambah gendut. Nihhh habiskan ndutt!" Ucap Bryan menyodorkan Pizza dan spaghetti ke Amel.

"Ishhh kamuu!! Nyebelin!!" Ucap Amel.

Bryan tertawa keras melihat Amel yg merajuk kepada nya. Pipi nya yang chubby bergerak saat mengunyah membuat Bryan begitu gemas dengan pipi nya.

***

Hari mulai malam, Bryan dan Amel melangkah keluar gedung kantor Bryan. Banyak karyawan Bryan yang memperhatikan mereka berdua. Bryan mengeratkan genggaman tangannya kepada Amel. Ia ingin semua orang tau bahwa ia memiliki kekasih. Bryan menghentikan langkah kaki nya di lobby.

"Kamu tunggu sini ya, aku ambil mobil. Aku ngga mau kamu jalan jauh." Ucap Bryan.

"Ngga papa ko, aku ikut aja." Ucap Amel.

"No! kamu tunggu sini ya." Ucap Bryan.

Amel menggangguk.

"Okay!"

"Good girl." Ucap Bryan mengelus rambut Amel.

Bryan berjalan ke arah parkiran. Sebenarnya ada Valet, tetapi Bryan lebih suka mengambil mobil nya sendiri. Ia tidak suka ada yang memasuki mobil nya selain diri nya.

Saat Bryan tengah mengambil mobil, Amel berdiri di lobby. Banyak sekali karyawan-karyawan Bryan. Mereka terlihat cantik, putih, modis. Sedangkan Amel, gendu, tidak cantik. Amel melihat dirinya sendiri. Ia menunduk melihat tubuh nya yg begitu gendut.

Tiba-tiba ada dua orang yang mendatangi Amel.

"Hi!"

Amel melihat 2 wanita yang begitu cantik mendatangi nya.

Amel tersenyum dan menanggapi mereka.

"Hi."

Mereka tersenyum, tapi tunggu. Senyuman mereka terlihat begitu meremehkan Amel.

"Kamu siapa nya pak bos ya? Kok jalan berdua sama pak bos?" Ucap salah satu wanita tersebut.

"Saya.."

"Ohh... Pasti kamu pembantu nya yaa?? Tapi kok pembantu jalan bersama yaa?? Kamu ngga sopan! Lihat badan kamu. Ngga cocok banget jalan bersama dengan bos." Potong salah satu wanita tersebut.

"Betul tuh! kamu punya kaca kan di rumah?? Kamu berkaca dulu, lihat dirimu. Jangan mimpi untuk bersama dengan bos Bryan. Sudah yaa, saya cuman mau ngomong itu aja. Byeee gendut..." Mereka melangkah pergi meninggalkan Amel.

Amel melihat mereka pergi, sakit hati mendengar ucapan dari mereka. Mereka benar, Amel tidak pantas bersama dengan Bryan.

Tiba-tiba mobil Bryan datang di hadapan Amel. Bryan menurunkan kaca mobil nya.

"Ayo masuk!" Ucap Bryan.

Amel masuk ke dalam mobil Bryan dan Bryan menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan Amel hanya diam. Ia masih memikirkan perkataan 2 wanita tadi. Bryan melihat ke arah Amel, ia heran mengapa Amel terus saja diam.

"Kamu kenapa Mel?" Tanya Bryan.

"Aku ngga papa." Ucap Amel tersenyum.

"Kenapa diam? kamu sakit?" Tanya Bryan.

"Eum.. hanya sedikit ngga enak badan." Ucap Amel berbohong. Ia tidak.mau memberitahukan kepada Bryan tentang yang tadi.

"Kamu sakit? kita ke dokter ya." Ucap Bryan khawatir.

"Ehh.. tidak-tidak.  Aku ngga papa koo, kita pulang saja yaa." Ucap Amel.

"Kamu yakin?" Tanya Bryan memastikan.

"Yakin, aku mau tidur sebentar ya." Ucap Amel.

"Iya sayang, tidur saja. Istirahat ya." Ucap Bryan.

Amel menggangguk dan memejamkan matanya. Bryan mengelus rambut Amel. Ia khawatir dengan Amel yang tiba-tiba tidak enak badan.

Bryan tetap menjalankan mobil nya dengan hati-hati. Amel tertidur pulas di mobil Bryan. Bryan menggenggam tangan Amel dengan erat. Bryan berjanji ia tidak akan menyakiti Amel.

***

Hi.. Hi.. Hiii

Wahh udah lama banget aku ngga lanjutin cerita ini. Maaf yaa guyss😭

aku benar-benar ngga ada niat buat lanjutin cerita ini kemarin2 tuhh😭

Aku mulai lanjutin cerita ini lagii, semoga kalian sukaa😍

Thanks guyss!!!

AMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang