~7~

348 35 2
                                    

Clopeh memijat kepalanya saat dia melakukan pekerjaannya. Postur tubuhnya masih bagus meski sudah hampir jam tidur.

"Apakah kamu tidak ingin istirahat?"

Kucing Perak memasuki ruangan itu melihat kondisinya.

"Aku baik-baik saja. Aku ahli pedang, jadi, tidak mungkin aku mudah lelah."

Clopeh tersenyum sebelum melihat kembali dokumen yang dibawanya dari kerajaan Paerun.

Dia sakit kepala.

'Bahkan raja kerajaan Paerun menginginkan perang ini. Kasus korupsi di kerajaan ini benar-benar membuatku ingin membunuh raja bajingan ini.'

Jika hanya 30% bangsawan yang peduli dengan kerajaan, apa yang akan terjadi pada desa kumuh?

Ibu kota Bago masih hidup dan semua orang masih bisa tertawa. Namun, beberapa kota dan desa lain mati karena membeku.

Bahkan biaya perang adalah uang dari keluarga Sekka. Uang mereka tidak akan cukup untuk kerajaan mereka sendiri.

"Kamu terlihat tertekan meong."

Clopeh menyimpan dokumen itu di tas luar angkasanya.

"Ya, sedikit. Sudah lama sejak aku melakukan pekerjaan sebanyak ini.".

On duduk di depan meja, berusaha terlihat se sopan mungkin meski dalam wujud kucingnya. Mungkin karena postur tubuh Clopeh yang terlalu sopan dan kaku seperti bangsawan.

"Kamu tidak harus duduk seperti bangsawan. Itu hanya ke biasaanku."

Clopeh membelai On dengan lembut.

"Cale akan mencari mu jika kamu tidak ada di kamarnya."

"Apakah kamu tidak akan tidur bersama dengan kami?"

Wajah Clopeh memerah mendengarnya.

"Aku tidak terlalu memikirkannya. Apakah kamu ingin aku tidur dengan kalian semua?"

Clopeh tahu dari Hong bahwa mereka semua sering tidur dengan Cale.

On berubah menjadi manusia, meraih tangan Clopeh, dan menariknya.

"Ini ruang belajar. Tidak ada tempat tidur. Mau tidur di mana? Bahkan belum ada sofa."

Clopeh yang tidak ingin menyakiti On hanya mengikuti kemanapun dia menariknya.

Sesampainya di kamar Cale, dia sudah memakai piyama sambil mengeringkan rambutnya.

"Kamu akhirnya ingin keluar dari kantor itu. Mandilah."

Clopeh pergi ke lemari, ingin mendapatkan baju tidur prajurit.

Cale menyerahkan piyama itu padanya.

"Mengapa kamu mengenakan sesuatu seperti itu ketika kamu bahkan tidak sedang bertugas."

Sebagai ksatria pelindung, Clopeh harus selalu waspada terhadap apapun yang terjadi di kerajaannya.

“Kau kaya sekali membeli kain selembut ini hanya untuk tidur.”

Cale memandang Clopeh dengan bingung.

"Bukankah kamu anak CEO, kenapa kamu seperti tidak terbiasa dengan ini?"

Clopeh tersenyum sedih.

"Pakaian yang ku kenakan sampai kiamat terjadi, adalah baju rumah sakit. Entah itu energi dari monster atau berkah dewa, aku berhasil bertahan hidup."

Dan setelah kiamat terjadi, Clopeh tidak pernah berpikir untuk memakai pakaian bagus karena itu bukan suatu keharusan.

Cale menghela nafas.

THE SON OF THE SEKKA HOUSEHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang