2. Geng Populer

22 3 0
                                    

Hai guys ini dia part 2 nya datang 😁
Oh iya, di part ini, lebih banyak aku ceritain tentang geng populer ya guys :).
Tapi tenang aja, tetap ada Adin, Alex dan Alfa serta temen-temennya juga ya :)
Khusus part ini, agak panjang dari part 1 .
Semoga kalian makin suka sama cerita aku ya guys.
Boleh banget yuk di kasih vote dan komentar kalian disini :).
Happy reading guys 😁

Mendengar kata 'Geng Populer', seperti nya sudah tidak asing lagi bagi para siswa-siswi SMA Bakti Persada. Ya, geng tersebut sudah tersebar luas ke beberapa sekolah lain dengan julukan King and Queen of Bullying. Mereka tidak segan mem-bully para siswa-siswi SMA Bakti Persada yang tidak patuh pada perintah mereka. Geng Populer itu sudah ada sejak lama. Dan, mereka semua sudah dekat dari SD. Mereka membentuk geng tersebut sejak mereka memasuki SMP dan dari situlah nama mereka melonjak naik. Mereka terkenal bukan dari prestasi, melainkan bad attitude. Wajar, mereka semua kurang kasih sayang dengan orang tua mereka. Keseharian mereka hanya menindas, bolos pelajaran, dan juga sering melawan guru.

Para guru disini sudah kebal dengan perilaku mereka. Dan, tidak ada yang berani mengeluarkan mereka, walaupun mereka bukan dari pemilik sekolah ini. Seakan sekolah ini milik mereka, Geng Populer tersebut datang dengan pakaian yang seperti nya tidak layak di contoh. Dasi tidak ada, baju ketat dan rok sangat pendek, serta tidak di kancing dan juga baju di gulung. Adin, Alex dan Alfa hanya bisa mengusap dada dengan sabar melihat tingkah mereka. Geng Populer tersebut, hanya menatap mereka sinis, yang dibalas oleh mereka dengan tatapan datar. Adin membuka pembicaraan.

"Kalau masih mau sekolah disini sampe lulus nanti, ubah penampilan kalian, atau kalau nggak, kalian bakalan di keluarin dari sekolah ini." Ucap Adin tegas.
"LO BERANI SAMA KITA? LO NGGAK TAU SIAPA KITA? HAH?" Bentak Danu.
"Tau kok. Sangat mudah bagi kita, untuk nemuin identitas kalian. Geng Populer. Right?" Ucap Alex sinis.
"Kalau masih mau sekolah, ikutin peraturan disini. Kalau nggak mau, ya gampang sih, kita bisa laporin kalian ke kepala sekolah, kalau kalian sering bolos dan suka mem-bully." Ucap Alfa santai.

Geng Populer sudah menahan emosi. Mereka sama sekali tidak tahu kalau si kembar adalah cucu dari pemilik sekolah ini. Wajar saja, saat pengenalan sekolah, mereka memilih bolos. Jadi, saat Wina memberikan pengarahan, mereka tidak tau apapun. Karena sudah di buat malu, mereka bergegas pergi dari hadapan ketiganya. Adin, Alex dan Alfa hanya menahan tawa melihat Geng Populer takut sama mereka. Itu baru permulaan bagi Adin, Alex dan Alfa untuk melawan Geng Populer. Walaupun mereka sangat ramah, akan tetapi, mereka memiliki sifat tegas dari Oma dan Opanya. Sama seperti ketiga sepupu mereka yang juga tegas dengan siapapun. Di lain tempat, yang bisa di bilang markas mereka, mereka sangat kesal dan ingin membalas perbuatan Adin, Alex dan Alfa. Baru kali ini, mereka melihat ada yang berani melawan mereka. Sebelumnya, tidak ada yang berani melawan, menegur atau membatah mereka. Bel masuk telah berbunyi sejak tadi.

Para siswa-siswi SMA Bakti Persada juga sudah masuk ke kelas mereka masing-masing. Di kelas X IPA 1, sedang tidak ada guru karena tadi kepala sekolah mereka datang dan memberikan mereka free class. Mendengar kata itu, membuat kesenangan tersendiri bagi Adin yang merupakan anak baru. Belum ada sebulan dia sekolah, dia sudah di kejutkan dengan adanya berita ini. Mungkin, dia akan menanyakan kepada Wina sang Oma. Chiara yang duduk di samping Adin pun merasa bosan karena, tidak ada jam pelajaran. Bagi Chiara yang anak beasiswa, belajar dengan nilai yang sempurna sampai lulus, semaksimal mungkin harus di pertahankan. Walaupun, dirinya selalu peringkat 2 tetapi itu tidak jadi masalah. Baginya, selama beasiswa aman, itu tidak menjadi masalah. Adin memutuskan untuk mengobrol dengan Chiara tentang Olimpiade yang akan dia ikuti dan ternyata, Chiara juga akan mengikuti Olimpiade juga.

"Chiaaaa....kita ikut olimpiade Chi. Semoga kita bisa lakuin yang terbaik ya." Ucap Adin memeluk Chiara.
"Iya Din. Gue juga yakin, lo pasti menang juga sama kayak gue." Ucap Chiara membalas pelukan Adin.
"Intinya, kita harus semangat mau nanti juara berapa pun itu nggak masalah. Yang penting kita udah berusaha." Ucap Adin tersenyum.

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang