[10] Lomba olimpiade

27 5 0
                                    

masih acak-acakan say
banyak typo.




"aku sudah lama menyukainya.
aku butuh waktu lama untuk melupakan nya.
aku tak ingin menyukainya lagi"
[Dari author]

siapa crushnya yang kagak peka??
ya crush saya ☺️🙏🏻.

Happy reading 🤗

"Bener enggak papa?".

"Enggak ma, aku bisa jalan sendiri"

"Butuh bantuan mama ga?".

"Yaampun ma Queen bisa jalan sendiri ini liat".

"Reno! Kamu gimana si ini bantuin dulu adeknya".

"Papa juga awasin dulu dong anaknya, mama lagi masak ini".

Ya begitulah dikediaman Dirgantara, hanya ada suara kesal, teriakan, kekhawatiran sang ibu terhadap anaknya yang sedang sakit. Siapa lagi kalau bukan mama Alisha? Sampai-sampai sang suami geleng-geleng kepala melihat sang istri marah-marah saat Alia hanya jalan sendirilah, makan-makan yang ga dianjurin ke dokterlah, sampai-sampai hanya di kamar mandi pun diawasi hanya sampai didepan pintunya saja. Reno pun kewalahan saat disuruh mama nya kesana kemari untuk menggendong adiknya. Sedangkan Fernand? Ya dia hanya melihat saja, kadang juga membantu kalau dibutuhkan.

"Good morning mama,papa,Abang". Ucap Alia saat turun dari tangga.

"Morning too sayang." Jawab Alisha tersenyum hangat. Alisha menggiring Alia untuk duduk dan mengambilkan nasi serta sayur yang ia masakan untuk Alia khusus. "Rumput laut lagi?". Ucap Alia memelas.

"Ini terakhir besok boleh kok kamu makan-makanan ringan, oh ya mama bawain bekel sandwich ya". Ujar Alisha memasukan bekal Alia ke dalam tas Alia. Semua pun makan dengan tenang, hanya suara detingan sendok saja. "Aku selesai". Ucap Reno lalu berdiri hendak menyalimi Fernand, "Reno sekalian anterin Queen sekolah ya biar cepet satu arah juga kan?". Ujar Alisha. Alia berhenti mengunyah, ia menatap Reno pertanda ia tak mau. Tapi respon Reno berbeda.

"Iya ma." Ucap Reno.

"Yaudah cepet Queen makannya." Ucap Alisha. Alia mengangguk pasrah lalu meminum susu hingga tersisa setengah. "Queen berangkat!". Ucap Alia lalu menyusul Reno ke garasi.

Didalam mobil hanya ada keheningan yang melanda mereka berdua. Alia yang dasarnya tak tahu apa yang harus dibicarakan, dan Reno yang fokus menyetir. Reno menoleh ke arah Alia yang sedang memandangi jalanan.

4 menit sampai pun di sekolah. Alia bergegas membuka pintu mobil namun pintu nya di kunci. Alia menoleh ke arah Reno. Yang ditatap pun tersenyum.

Reno mencondongkan badannya ke arah Alia. Semakin dekat, semakin mengikis jarak mereka berdua. Alia hanya bisa menahan nafasnya, ia tak berani menatap mata obsidian Reno.

"Makin hari, makin cantik." Ujar Reno membingkai wajah Alia dari kepala sampai rahang, lalu tangannya beralih ke bibir mungil Alia. Reno rasanya ingin merasakan bagaimana bibir sang adiknya ini.

"Ba-bang.. jangan bang sadar.. ak-aku adik Abang..". Alia rasanya ingin menangis saat abangnya yang berani-beraninya memegang pinggangnya. Reno memeluk Alia, mengeratkan pelukannya dan menumpahkan dagunya ke leher Alia bau lavender yang sangat menenangkan. Sebenarnya ia hanya penasaran dengan wangi Alia sangat harum. Ia jadi sangat betah berlama-lama memeluk Alia. Semakin mencengkram erat pinggang Alia. Mengendus leher Alia yang sangat lembut dan mulus.

REGALENTA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang