◾ Chapter | 33

545 26 3
                                    

••••

Jillian menatap hamparan hijau di depannya dengan pandangan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jillian menatap hamparan hijau di depannya dengan pandangan kosong. Sudah dua minggu berlalu dia tidak keluar dari kamarnya. Dihari kelima di sini, Kay telah memberitahukan kebenaran tentang dirinya yang kehilangan calon anak mereka.

Tidak ada lagi air mata yang keluar, mungkin sudah kering karena Jillian tidak berhenti menangis selama seminggu.

Kalau saja perutnya tidak sakit lagi, Jillian akan bisa mendesak Kay untuk memberitahunya apa yang telah terjadi padanya.

Jillian mengamuk tentu saja setelah mengetahui kebenarannya. Kenapa Kay tidak memberitahunya hal sepenting ini langsung padanya. Jillian bahkan memukuli Kay yang hanya diam saja menerima semuanya. Dan setelahnya, dia mengusirnya dari kamar ini hingga saat ini.

Bisa-bisanya dia tidak tahu jika di dalam perutnya tumbuh makhluk hidup tanpa dia sadari. Dia merasa gagal karena tidak bisa melindunginya. Jika saja dia bisa lebih berhati-hati dengan tubuhnya. Mungkin saat ini dia masih berada di dalam perutnya.

Sungguh, Jillian sangat menyesalinya dan menyalahkan dirinya sendiri. Mungkin ini hukuman dari Tuhan karena telah melakukannya tanpa membuat ikatan.

Yang dia izinkan masuk ke sini hanya Paulina saja, itu pun untuk mengantarkan makanan. Dua hari pertama Jillian tidak menyentuh sedikitpun makanannya. Bahkan dia juga tidak bisa tidur, hanya memegangi perutnya sepanjang waktu dengan tatapan kosongnya.

Bahkan berat badannya pun turun drastis, kembali seperti awal kedatangannya. Jillian benar-benar terlihat menyedihkan dengan kondisinya.

Kay sudah beberapa kali membujuk Jillian, tapi wanita itu tidak menanggapinya sedikit pun. Karena urusan pekerjaannya pun banyak, Kay tidak bisa terus menemuinya. Dia hanya bisa mengawasinya dari rekaman kamera yang selalu dia bawa kemana pun.

Kay tidak bisa memaksa Jillian untuk menemuinya. Dia tidak ingin Jillian semakin menjaga jarak dengannya, Kay menyadari hal itu. Dia akan memberinya waktu.

Kay berjanji, setelah pekerjaannya selesai dia akan menemui Jillian dengan benar dan menjelaskan semuanya.

Saat ini Kay tengah berada di Karaptos karena ada klien yang memintanya untuk bertemu secara langsung di sini.

Tidak Kay kira, ternyata kliennya berubah menjadi seorang wanita. Karena dari awal yang menghubungi pihaknya dan membuat konfirmasi dengannya adalah seorang laki-laki tua.

“Dimana Tuan Aboni?” Tanya Kay dengan suaranya yang dingin.

“Perkenalkan, saya Theodora Aboni orang yang membuat janji dengan anda.” Wanita itu mengulurkan tangannya ke depan Kay yang tidak pria itu tanggapi.

Menaikkan sebelah alisnya, Kay melirik Elger yang juga tengah menatapnya dengan ekspresi yang mengatakan jika pria itu juga tidak tahu.

“Maaf nona sepertinya telah terjadi kesalahpahaman-“

LABYRINTHINE [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang