Chapter 9

1.3K 143 14
                                    

.

.

.


Kriiiinggg krriiinnggg kriiinngg...

Zhao Lusi terbangun dari tidurnya saat mendengar jam wekernya berbunyi. Ia melihat sudah pukul 6.30 pagi.

Hooaamm...

Sambil menguap Lusi berjalan menuju kamar mandi dengan mata setengah terpejam. Ia masih mengantuk, waktu tidurnya hanya dua jam padahal ia ada kelas pagi ini.

Lima belas menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lemari pakaiannya.

Setelah selesai bersiap siap ia melangkah keluar kamar, saat tiba di depan kamar Xiao Zhan ia berhenti sebentar dan memandang kesal kearah kamar tersebut.

Lalu setelahnya ia kembali melangkah menuruni tangga dan menuju meja makan.

"Pagi bu, yah" ucap Lusi dengan wajah ditekuk serta lingkaran hitam tercetak jelas dibawah matanya.

"Pagi sayang, ada apa dengan wajahmu, kau terlihat seperti kurang tidur" ucapnya melihat wajah putrinya yang tertekuk.

"Ini semua gara-gara Zhan ge dan Tuan Wang itu, aku tidak bisa tidur semalam, lihatlah aku baru tidur dua jam dan hari sudah pagi" keluhnya kesal menghentak hentakkan kakinya.

Cheng Xiao hanya tersenyum menanggapi keluh kesah putrinya itu.

"Biarkan saja, sepertinya tidak lama lagi kau akan mendapatkan keponakan baru" sahut sang ayah sambil menyantap menu sarapan yang disediakan oleh istrinya itu.

"Ish... Kenapa ayah mempertemukan mereka sih! Lihatlah lingkaran hitam di wajahku terlihat jelas" kesalnya.

Tak berselang lama Wang Yibo tiba dan ikut bergabung dengan mereka.

"Pagi Tuan Zhao, Nyonya Zhao" sapa Yibo.

"Ah.. Selamat pagi nak Yibo" ucap Zhao Zhuliu tersenyu senang dan Cheng Xiao hanya tersenyum.

"Ah.. Menantuku memang tampan putraku memang tidak salah pilih" batin Cheng Xiao senang.

Wang Yibo memandang kearah Zhao Lusi yang menatapnya kesal.

"Ada apa dengannya, apa aku berbuat kesalahan padanya?" monolog Yibo bingung.

Kemudian ia mulai menyantap sarapannya yang telah disiapkan oleh ibu Xiao Zhan.

Setelah sarapan Wang Yibo kembali kekamar Xiao Zhan dengan membawa nampan berisi makanan.

Cheng Xiao mendekati suaminya "Putra kita tak salah memilih pasangan dia benar-benar tampan" puji Cheng Xiao duduk disebelah suaminya itu.

Zhao Lusi mendengus kesal dan segera beranjak dari posisinya.

"Ibu, ayah, Zhao Zhao berangkat dulu" pamitnya dan mengecup pipi ayah dan ibunya tersebut.

Lalu melangkah pergi dari sana.

*****

Sementara itu di Beijing, seorang bocah laki-laki berusia hampir lima tahun bernama Wang Yixi memandang kesal pada dua orang dewasa dihadapan nya itu.

"Ibu dan kakek sama saja!" teriaknya dan berlari kecil menuju kamarnya tanpa mendengarkan panggilan Ibunya.

"Hiks... Gege.. Yiyi rindu gege hiks..." tangisnya memeluk figura seorang pria yang diyakini sebagai ayahnya.

Tak lama pintu kamar tersebut diketuk dan masuklah seorang wanita berpakaian modis dan seksi.

"Sayang maafkan mama dan kakek ya, jika mama tidak sibuk mama pasti akan datang ke acara sekolah Yixi" ucapnya lembut mengusap surai hitam legam putranya.

Lalu ia menangkup wajah bocah kecil dihadapan nya itu dan menatapnya lekat, sorot mata tajam serta wajah terlihat hampir mirip dengan Wang Yibo namun wajah Wang Daniel lebih mendominasi diwajah putranya tersebut.

Wanita itu menunduk menahan rasa sakit dihatinya. Orang yang dicintainya tak pernah sedikitpun mencintainya.

Berbagai cara ia lakukan, termasuk menjebak Wang Yibo untuk tidur dengannya.

Namun rencananya gagal yang tidur dengannya bukanlah Wang Yibo melainkan Wang Daniel ayah Wang Yibo.

Berawal dari kesalahan itu hingga terlahirlah Wang Yixi putra Yang Zi bersama Wang Daniel.

Meskipun begitu Wang Daniel tetap bersikeras ingin menikahkan Wang Yibo dengan Yang Zi, dan meminta Wang Yibo mempertanggungjawabkan kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.

Wang Yibo selalu menolak permintaan Wang Daniel, karena ia merasa tak pernah melakukan itu dengan Yang Zi, meskipun Yixi terlihat hampir mirip dengannya namun ia tak pernah menganggap Yixi sebagai putranya.

Pada Awalnya Wang Yibo tidak menyukai kehadiran Wang Yixi dan selalu bersikap dingin kepada bocah itu.

Tanpa sepengetahuan siapapun Wang Yibo melakukan tes DNA, dan hasilnya tidak ada kecocokan sama sekali diantara keduanya.

Sejak saat itu Wang Yibo mulai memberikan perhatian kepada Wang Yibo dan menganggapnya sebagai adiknya karena wajah mereka yang terlihat hampir mirip.

Yang Zi melihat putranya memeluk gambar Wang Yibo lalu tersenyum hangat.

"Apa putra Ibu merindukan papa?" tanya nya.

"No, Papa, tapi gege! Yiyi rindu Ibo gege" ucap Yixi.

Yang Zi cukup terkejut mendengar penuturan putranya yang mengatakan bahwa Wang Yibo adalah gege-nya.

"Sayang, dia bukan gege tapi papa" ucapnya lembut.

"Papa?" tanya nya.

"Mmn.." angguk Yang Zi.

Kemudian Yixi menggeleng tak setuju.

"Kakek, Papa Yiyi dan Ibo gege, gege Yiyi" ucap Yixi lagi.

Yang Zi membulatkan matanya tak percaya dengan penuturan putranya itu.

Bagaimana Yixi bisa tau kali Daniel adalah ayahnya. Monolognya.

Yang Zi beranjak keluar dari kamar Yixi tanpa berkata apapun.

Setelah kepergian ibunya, Wang Yixi beranjak dari posisinya dan membuka laci mejanya.

Ia mengambil sebuah amplop coklat dan membukanya.

"Kata Bibi itu Yixi adalah anak kakek, tapi kenapa kakek tidak mengakui ku sebagai anaknya?" gumamnya sendu dan menatap kertas hasil DNA yang bertuliskan 99,99% cocok.

Kemudian ia menyimpan kembali kertas itu lalu naik kembali ketempat tidur dan membaringkan tubuhnya di sana.

Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan datar dan kosong.

Wang Yixi adalah anak cerdas, kecerdasannya setara dengan anak SD padahal usianya baru menginjak lima tahun.

Ia sudah mengerti dan memahami yang terjadi di sekitarnya.

____________

T
B
C

Youre My Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang