kembali kau hadirkan ingatan yang ingin dilupakan
setelah sepersekian detik kembali menjadi kenangan
tak pantas diri untuk terus memiliki rasa lancang
lancang untung mengatakan sayang atau kehilangan
bukan sedikit rasa yang pernah kita hadirkan
tapi kalah dengan waktu bahkan keadaan
terlalu naif hati untuk dikatakan
oleh jiwa yang sekarang aku anggap figuran
memang cinta dan benci bisa datang bergantian
mereka suka memberikan harapan
atau menghempaskan ungakapan yang berujung himbauan
himbauan bahwa kita saat ini hanya orang-orangan
yang punya rasa setelah itu terlupakan
terntu jadian juga belum tentu jawaban
siapa tau dia hanya pilihan dari benturan dari sebuah acuan