Alasan kembali | Bab 04

240 23 2
                                    

HAMBURG, JERMAN
Empat bulan lalu

POV : FOURTH


"Mengapa dia tega melakukan itu padaku" fourth meneteskan air matanya

"Aku pikir dia benar-benar tulus" fourth meracau sambil menangis

"Hei nak, jangan minum terlalu banyak. Kau terlalu muda untuk jadi seorang pemabuk" ucap seorang bartender yang ada di depan fourth

Dalam cahaya lampu bar yang cukup redup dengan suara musik yang memekakkan telinga, fourth terduduk sambil memesan banyak alkohol untuk menenangkan hatinya yang kini telah hancur dan frustasi

"Jika tuan abemacher tau kau ada disini dan aku melayani semua pesanan alkohol mu, aku bisa di pecat fourth" bartender itu mulai gelisah melihat fourth yang sudah semakin mabuk

"Ayaahh..? Dia tidak a..kan datang kema..ri tenang sa..ja" ucap fourth yang dikuasai alkohol

Tak lama kemudian, seorang pria dengan setelan jas hitam yang rapih bersama dengan dua orang di belakang yang mengikuti masuk kedalam bar tersebut dan menghampiri fourth yang tengah meneguk segelas bir

"Sampai kapan kau akan disini?" Suara berat khas pria parubaya terdengar tak asing di telinga fourth

Fourth yang kaget mendengar suara itu, tiba-tiba sadar kembali dan menoleh ke arah pria tersebut

"AYAH?" Fourth kaget

"Ayo pulang!"

.

.

.

"Sekarang katakan padaku. Apa yang terjadi dengan mu? Hari ini keluar tanpa permisi kepadaku, tak kunjung pulang sampai larut, dan malah mabuk di bar?" Ayahnya mulai mengintrogasi fourth

"Ayah...aku minta maaf" fourth menundukkan kepalanya

"Apakah rasa tanggung jawab yang ku ajarkan padamu sudah kau lupakan? Jika ada sesuatu yang menggangu mu kau bisa mengatakan padaku, Aku sekarang adalah ayahmu. Mengapa masih ragu untuk bercerita padaku?"

Fourth terdiam. Ini pertama kalinya ia membuat kesalahan, baru saja tuan abemacher mengangkatnya menjadi anaknya beberapa waktu lalu, dan sekarang ia telah mengecewakan ayah angkatnya itu

Pria parubaya itu menghela nafas dan melanjutkan perkataannya

"Kau putus dengan dia bukan?"

Mata fourth melebar kaget dan sontak mengangkat kepalanya menatap sang lawan bicara dengan sorot mata yang ingin menangis

"Apa kau pikir aku tidak tau kalau kau sedang berkencan dengan seorang pria?" Lanjutnya

"Maaf ayah... Aku telah mengecewakan mu"

"Kecewa? Karena kau berpacaran dengan sesama pria? Aku tidak pernah kecewa. Aku hanya marah karena kau tidak mengatakannya padaku. Bukankah aku sudah menjadi ayahmu?"

"Aku pikir ayah tidak akan menerimaku jika aku mengatakan yang sebenarnya. Aku takut....ayah akan kecewa dengan ku karena tidak bisa menjadi pria sejati pada umumnya" fourth menahan air matanya agar tak jatuh

"Kemari lah nak" tuan abemacher membuka tangannya memberikan celah untukku memeluknya

Dengan cepat aku memeluknya dan menangis di pundaknya.

"Kau melakukan banyak hal yang baik. Tidak ada yang kecewa padamu, bagi ayah kau adalah pria sejati apapun seksualitas mu"

Fourth menangis sejadi jadinya, setelah beberapa saat akhirnya dia dapat tenang kembali, merasa lega bahwa ayahnya sangat mencintainya

"Ayah... fourth punya permintaan" akhirnya fourth membuka suara

"Katakan"

"Fourth ingin kembali ke thailand, fourth tak ingin tinggal di tempat ini lagi, aku tak ingin bertemu dengan orang itu di sini"

"Baiklah. aku tak keberatan, jika itu membuat perasaan mu lebih baik"

"Satu hal lagi, aku ingin menjadi pelayan prim sekali lagi ayah. Apa boleh? Terakhir kali aku pergi tanpa melihat wajahnya, aku belum memenuhi janji ku padanya untuk tetap menjaganya....aku ingin menebusnya!"

"Kau yakin?"

"Ya ayah" fourth memantapkan pandangannya

"Okeh... Tetap jaga dia dengan seluruh hatimu fourth, hanya kau yang dapat aku percayai"

Fourth memeluk ayahnya kembali sambil berkata "terima kasih ayahh"

"Kemasi lah seluruh barang mu fourth, kita akan pulang mulai besok"

Fourth tersenyum manis. Akhirnya ia dapat pergi meninggalkan hamburg, kota ini telah menyimpan kenangan manisnya bersama sang kekasih tapi kini dia harus meninggalkan tempat itu karena sang kekasih pula.

Aku berdoa semoga saat di thailand nanti aku dapat melupakan mu. tak ingin ingat lagi semua hal tentang mu

Homophobic loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang