Di minggu pagi yang cerah ini, Vania memutuskan untuk berkeliling taman untuk sekedar melepas penat selama seminggu bersekolah. Ia bukan tipe gadis seperti Syifa yang hanya menghabiskan waktu di rumah saat hari libur, kalau bisa keluar jalan jalan kenapa enggak?
Vania mengistirahatkan tubuhnya di salah satu bangku taman setelah lelah berkeliling 5 kali putaran. Gadis itu memejamkan mata menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, sangat menyegarkan apalagi di saat tubuhnya berkeringat seperti ini.
Setelah di rasa cukup, Vania kembali melanjutkan langkahnya menuju salah satu stand penjual makanan. Sarapannya pagi ini jatuh kepada bubur ayam yang sedari tadi sudah menarik perhatiannya, apalagi aramonya yang sangat menggugah selera, Vania jadi sabar ingin merasakannya.
"Pakde, bubur ayamnya 2 ya, satu di makan disini satunya lagi di bungkus." Gini gini, ia juga anak baik yang akan selalu ingat pada umma tercintanya di rumah.
"Siap! Tunggu sebentar ya."
Sembari menunggu pesanannya siap, Vania memilih memainkan ponselnya guna mencari referensi drama baru yang akan ia tonton, stok dramanya sudah mulai menipis, kalau beneran abis bisa kelimpungan sendiri nantinya. Maklum, Vania ini sangat pilih pilih kalau nonton, tipe orang yang sangat memperhatikan visual, apalagi kalau drmanya bergenre roman, sudah di pastikan pershipperan di dramanya pun terbawa hingga ke dunia nyata.
Disaat sedang memilah-milah drama, Vania di kejutkan dengan kedatangan seorang lelaki yang langsung duduk di depannya, yang menjadi masalah, ia tak mengenal siapa sosok lelaki ini, bukannya apa apa, meja kosong di kedai ini banyak, kenapa harus duduk di depannya? Fyi Vania ini walaupun suka jalan jalan tapi konteksnya me time ya ges, jadi ia agak risih jika ada orang baru di dekatnya, tipe orang ansos gitu loh.
Vania berusaha mengabaikan keberadaan lelaki itu walau sejujurnya ia risih. Bukan ia tak sadar sedang di perhatikan oleh lelaki di depannya ini, namun pada dasarnya ia adalah orang yang malas berurusan dengan orang lain, jadilah ia memilih diam.
"Sendirian aja mbak." Sampai akhirnya si lelaki pun membuka pembicaraan.
Vania berdecak malas dalam hati, matanya buta atau rabun sih, udah jelas jelas lagi sendirian masih aja di tanyain, lagi nyari topik apa begimane?
"Menurut mas?" Vania berucap dengan tatapan datarnya.
Si mas lelaki justru tertawa melihat respon yang di berikan Vania, "Gue suka nih yang galak galak begini."
Vania tak habis pikir dengan pola pikir lelaki ini, bisa bisanya ia menunjukkan ketertarikannya langsung di hadapannya, benar benar tak punya malu.
"Lo udah punya pacar?" Tanya lelaki itu lagi.
"Perlu banget gue jawab."
"Ok ok, santai. Gue Malvin, lo?" Lelaki yang memperkenalkan dirinya dengan nama Malvin itu mengulurkan tangannya hendak berkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANIA
RomanceSquel Pertama Azka&Syifa Sudah menjadi rahasia umum jika Revan Galaskar Wijaya menaruh hati pada gadis cantik Vania Haima Farsha. Terpatri manis di ingatan keduanya, pertemuan konyol di dalam mobil saat Vania menuduh Revan supir taxi online. Namun s...