Lavender Haze pt.1

198 5 0
                                    

Haechan as Hans : Top (24)
Mark as Mars: Bottom (25)

Hans menyukai aroma buku baru, uang baru, cat yang baru saja dibuka, parfum lavender dan juga aroma tubuh Mars.

Ingatkan dia tidak akan melepaskan sang pujaan hati. Ya meskipun dia hanya sekedar sahabat dekat yang sering berpelukan ketika menginap, namun perasaan yang selalu tersimpan ada di dalam hatinya.

Mars adalah seorang financial consultant bekerja di sebuah perusahaan swasta, memiliki badan yang ideal, memiliki skill public speaking yang baik, rupawan, baik hati dan tidak memandang kasta sosial dalam berteman. Sungguh, inilah yang dimaksud dengan kata sempurna. Jangan lupakan aroma tubuhnya yang khas, jangan biarkan Hans menjelaskannya.

Sedangkan Hans hanyalah seorang anak sulung dari keluarga menengah keatas, bekerja sebagai chief mechanical engineer di sebuah pabrik otomotif asing, badan yang tidak memiliki ABS hanya otot bisepnya yang bisa dibanggakan. Ya walaupun pendapatan yang diraupnya setiap bulan hampir 18 juta, namun tetap saja dia masih insecure jika bersanding dengan Mars.

Ya, seperti saat ini di apartemen sederhana milik Hans, Mars sedang memeluk badan Hans dengan erat, seolah-olah Hans akan pergi dari tempat ini.

"Ck, ayolah Mars. Aku ingin mandi dulu, apa kau tidak mencium aroma tak sedap dari bauku? Lihatlah ketiakku yang penuh bulu ini sudah basah." Sembari menunjukkan ketiaknya yang memang basah karena keringat, dia hanya memakai kaos tipis tanpa lengan.

Mars malah tertawa dan dengan jahilnya dia mencabut satu bulu ketiaknya Hans. Membuat Hans mengaduh terkejut.

"Jika kau tau, aroma mu memiliki nuansa lavender dan bercampur dengan keringat. Itu sangat seksi, Hans. Dan-"

Menjeda kalimat, entah pemikiran darimana Mars menjilat ketiak Hans yang basah. Aroma lavender dan keringat menjadi satu itu adalah candunya. Ditambah bisep Hans yang lumayan.

"Aku candu dengan aroma tubuhmu."

Dengan mata sayu, Mars membenamkan wajahnya di dada Hans yang terbentuk bidang tipis-tipis. Hans menahannya, bagaimana kalau Mars kehilangan kendali, bisa-bisa dia yang menjadi sasarannya.

"Sudah sudah, aku mau mandi. Kau tunggu disini dulu."

Hans langsung berjalan menuju kamar mandi yang ada di sebelah kiri kasurnya. Bunyi shower yang mulai terdengar.

Ada yang sebenarnya rahasia Mars simpan, yaitu menjadi stalker seorang Hans, sahabat kecilnya. Menahan kagum dan rasa sukanya kepada sang sahabat.

Berkutat dengan pikirannya, dia menokeh ketika pintu kamar mandi telah terbuka. Dilihatnya Hans yang memakai handuk sepinggang, rambut setengah kering dan badan yang masih sedikit basah. Dan jangan lupa aroma lavender yang menyeruak darinya. Badannya yang bisa dikatakan seksi membuat mukanya memerah.

Hans berjalan ke sisi kanan kasur, nakasnya. Mengambil deodorant yang sisa setengah, mengoleskan body lotion ke area badan atasnya.

"HANS!"

Mars berteriak ketika Hans debgan santainya melepas handuknya, mengeringkan area penisnya dan tertawa melihat reaksi Mars.

"Kenapa? Bukankah kita sesama laki-laki? Dan kita memiliki hal yang sama bukan?"

"Ya!, Tapi eumhhh."

Entahlah ucapannya terhenti ketika Hans mengambil telapak tangannya menuangkan lotion milik Hans. Dia mengernyit bingung, dan ekspresi Hans yang menyebalkan membuatnya bingung.

"Bantu aku mengoleskan di area bawah, kita sama-sama laki-laki. Tidak perlu malu."

"Tapi, penismu besar Hans." Dia langsung menutup mulutnya dan menutup matanya. Sialan, mulutnya kelepasan.

Tangan Hans mengarahkan telapak tangan Mars kearah penisnya dan paha dalamnya. Dengan menutup mata dia bisa merasakan penis Hans yang besar dan bulu-bulu sekitarnya, dia mencoba membuka matanya. Dia sangat terkejut dengan ekspresi Hans.

"Mars? Kau seorang Top, bukan?"

Mars mengangguk ragu, melihatnya Hans kurang puas. Dia memainkan tangan Mars di penisnya.

"Maka dari sekarang, kau adalah bottom ku."




TBC....

Rainbow 「虹」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang