BAB 7

195 73 57
                                        

Hii 💐

Pertama makasih guys 1K nya, seneng banget bisa sampai 1k yg baca.
Walaupun yg vote masih sdikit gapapa, maklum emang segaje itu cerita aku guys.

Intinya makasih yang udah mau baca sampai hari ini, makasih udah selalu nungguin Your Iman Update

Ga bosen ka guys?

ini cerita pertama aku yng bisa sampai 1k pembaca, dulu ada cerita pertama aku juga ga nyampe 100 yg baca akhirnya aku republish,, dan sekarang aku udah bisa wujudin satu keinginan aku yaitu cerita aku bakalan banyak pembaca nya .

So, do you want to accompany this story until it is pinned by one of the publishers?

I hope you will accompany this story until it is successful later

Thank you for wanting to accompany me until now, especially my parents

☁️☁️☁️

Oh iya guys aku bikin gc di WhatsApp ada yang mau ikut join? Kalau ada silahkan spam comen aja

Your Imam gc

☁️☁️

•••••Happy reading•••••

“hii boleh gabung”

Mereka ber 4 menoleh dan menatap orang yang berdiri di samping meja mereka.

“hii, kalian masih mengenalku?”  ucap lelaki itu

Mereka ber 4 hanya diam saja,tidak menanggapi pernyataan laki laki itu, dan asik dengan melamun mereka.

“kalian mendengarkan ku tidak?” ucap orang itu sekali lagi

“ekhem” dehem seseorang dari arah belakang

“eh ada babang Aaraf, ayo duduk bang” April yang tersadar dengan kedatangan Aaraf dkk, langsung mempersilahkan mereka duduk karena masih muat, sedangkan lelaki yang menyapa mereka hanya menatap cengo ke arah mereka

“eh Lo, Lo anak baru kan?” tanya Riki

“iyaa aku anak baru itu” jawab lelaki itu

“ayo duduk, Lo ga cape berdiri terus”

Akhirnya lelaki baru itu duduk bersama mereka bersembilan , Azarin hanya menatap sebentar lalu makan dengan khidmat lagi.

“lo namanya siapa” tanya Dimas

“gua, gua Bintang  Alandra Putra, biasa di panggil Bintang” jawab nya

Ya dia adalah Bintang, lelaki yang baru pindah dari Belanda, cinta masa kecilnya Azarin.

Sedangkan Aaraf hanya menatap jengah lelaki yang bernama Bintang itu, tidak tampan masih tampan an dirinya, masih keren dirinya, dia jauh dari dirinya namun matanya genit sekali menatap Azarin dengan tatapan yang sulit di artikan

Your Imam { HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang