|| New Family ||
╔══ ❀•°❀°•❀ ══╗Kabar kematian bundanya adalah sebuah fakta dan kenyataan baru yang harus Riona terima meskipun sangat pahit dan menyakitkan. Ia menyaksikan tubuh bundanya yang kaku dan dingin serta tidak menghembuskan napas lagi. Saat itu Riona hanya meraung-raung dengan tangisannya yang pecah. Selama ini yang selalu men-support dan menjadi tempat ceritanya hanyalah, bundanya. Bundanya tidak mampu bertahan berjuang melawan kanker yang menggerogoti dirinya terus-menerus.
Pada siang hari yang cerah, Riona datang ke makam bundanya pada hari kedua setelah bundanya di kubur. Ia membawa setangkai bunga mawar pink dan meletakkannya di atas tanah makam bundanya.
"Riona, apresiasi perjuangan, Bunda. Bunda telah berjuang keras melawan kanker, meskipun gagal ... Tapi, Bunda yang terbaik. Terima kasih, Bunda."
"Bunda, besok adalah hari pertama aku ujian untuk kelulusan. Bunda tolong doakan yang terbaik untukku, ya. Aku sudah belajar banyak untuk persiapan ujian, Bunda. Riona, berharap besok lancar."
Riona menatap kuburan ibunya dengan sayu, ia sebenarnya tidak mau pulang ke rumahnya. Ia masih sangat berharap ada keajaiban yang terjadi, misalnya bahwa kematian ibunya hanyalah mimpi buruknya dan ia segera bangun dari tidurnya, kemudian melihat ibunya sedang membuat sarapan dan bekal sekolah untuknya. Namun, ini sudah hari kedua dan keajaiban itu belum datang atau mungkin dia belum bangun dari alam mimpinya.
"Ya, mungkin ini hanya mimpi. Baiklah, Bunda aku pulang dulu. Besok aku datang menjenguk lagi, yaa!"
Keesokan harinya, setelah hari pertama ujian. Riona dengan riang gembira menuju toko bunga yang belakangan ini sering ia kunjungi.
"Kakek, pesan satu tangkai bunga mawar pink, ya! Nggak perlu dihias apapun. Satu tangkai saja!"
Seorang pria tua yang merupakan florist itu segera tersenyum dan memberikan bunga yang diinginkan Riona. Ia senang dengan keberadaan Riona yang kembali datang meskipun hanya membeli satu tangkai bunga.
"Kamu beli mawar lagi, suka banget sama bunga ya?"
Riona mengambil bunga yang dibelinya kemudian memberikan uang untuk membayar, "Bukan, ini untuk Bundaku, Kek. Tapi, uhm ya aku juga suka mawar pink. Baiklah, makasih bunganya, Kek! Selamat siang, aku pergi dulu!"
"Baiklah, terima kasih, nak!"
Riona tersenyum dan segera berlari menuju makam bundanya ketika sampai di tempat pemakaman. Ia dengan segera meletakkan satu tangkai bunga mawar itu di atas makam bundanya.
"Hai, Bunda. Aku berkunjung lagi, hehe."
"Bunda hari ini, hari pertama ujian. Dan berkat doa bunda, aku mengerjakannya dengan lancar. Tapi, yaa ... Pokoknya lancar."
"Istirahat dan pulang sekolah juga aku ditemani banyak teman. Mereka ... sangat baik padaku," ujar Riona lirih menahan air matanya karena berbohong di depan makam ibunya.
Riona tidak mau terus-menerus berbohong, dan terus teringat kejadian dimana ia kembali dijadikan bahan bullyan karena tidak mau memberikan contekan. Riona tidak mau membuat bundanya yang sudah meninggal bersedih karena dirinya. Riona kemudian berlari keluar dari pemakaman untuk segera pulang karena tiba-tiba air matanya mengalir deras.
⋆ ˚。⋆୨୧˚❀˚୨୧⋆。˚ ⋆
Riona menunduk sembari menyeka sisa-sisa air matanya. Kemudian, ia memasuki rumahnya yang terasa hampa tanpa sambutan manis nan hangat dari bundanya seperti dulu. Samar-samar ia mendengar suara tawa seorang wanita yang tidak dikenalinya. Detik berikutnya, ia mendengar suara ayahnya yang ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Rose
Teen FictionRiona Flowerina, gadis yang menjadi sasaran empuk untuk para remaja nakal yang suka mengejek dan membully demi kesenangan mereka karena penampilannya yang tidak sesuai standar kecantikan dan kepribadiannya yang cenderung pasif dan pendiam. Di tenga...