Chapter 1

862 65 1
                                    

Sudah 1 tahun lamanya sejak Kerajaan Astoria dipimpin oleh raja baru mereka, Bible Astoria. Beliau merupakan anak satu-satunya dari mendiang raja sebelumnya. Tahta sebagai raja langsung diberikan kepadanya ketika sang Ayah meninggalkan dunia ini.

Sebagai salah satu syarat sebagai raja, Bible diharuskan untuk menikahi seorang perempuan dari keluarga bangsawan yang kelak akan menjadi ratu untuk Astoria. Di usianya yang saat itu baru saja menginjak 25 tahun, beliau belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Sehingga, sang Ibu dan para petinggi kerajaan memilih untuk menikahkan Bible dengan seorang Putri dari negeri seberang, Jeanny Valoria.

Ketika dia berpikir bahwa dengan menikahi Jeanny dan menjadi raja maka hidupnya akan tenang. Nyatanya, Ibu beserta petinggi kerajaan lainnya saat ini telah menuntut kelahiran penerus Astoria.

"Bib, menurutmu apakah kali ini kita akan segera memiliki bayi?" tanya Jeanny sembari mengelus perutnya.

Mereka baru saja melakukan kewajiban mereka sebagai suami-istri, yaitu berhubungan intim.

"Lihat saja nanti" Jawab Bible cuek dan segera meninggalkan Jeanny untuk membersihkan diri dan kembali bekerja.

Jeanny sudah terbiasa dengan perilaku suaminya itu. Dia sadar bahwa pernikahannya tidak dilandasi oleh cinta, melainkan paksaan. Bahkan untuk berhubungan intim pun Bible melakukannya ala kadarnya. Semuanya begitu datar dan seperti tanpa hasrat selama setahun ini.

Jujur saja, Jeanny juga sebenarnya ogah-ogahan dengan Bible. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai Ratu.

Bible? Dia memang tidak memili ketertarikan dengan hubungan percintaan maupun hasrat seksualitas. Itu bukan kebutuhan pokok baginya.

"Ken, tolong siapkan perlengkapan berburuku. Aku akan berangkat pagi esok" perintah Bible kepada pelayan pribadinya. Dia memang hobi sekali untuk berjalan-jalan di luar istana dengan alasan berburu.

"Baik yang Mulia. Kemanakah kau akan berburu kali ini?" tanya Ken.

"Aku ingin ke daerah selatan, Paman Mile mangatakan disana banyak kelinci-kelinci gemas. Aku ingin melihatnya" Jawab Bible penuh antusias.

"Apakah yang kau maksud dengan kelinci itu adalah hewan?" Ken bertanya lagi. Dia tahu sekali bahwa bagian selatan dari Astoria adalah habitat bagi bisnis prostitusi.

"Tentu saja itu hewan, apa maksudmu menayakan hal itu?" Sepertinya Bible masih belum mengerti arti sesungguhnya dari ucapan Paman Mile.

"Baik Yang Mulia. Kalau begitu saya pamit undur diri untuk menyiapkan segalanya" Ken tidak ingin berkata lebih banyak lagi dan memutuskan untuk meninggalkan ruang kerja sang Raja.

Keesokan harinya, Bible telah bersiap dengan pakaian juga peralatan berburunya. Sebenarnya dia membawa panah dan pedang hanya sebagai hiasan karena dia tidak suka membunuh. Dia selalu membawa beberapa sayuran maupun buah-buahan untuk diberikan kepada hewan-hewan lucu yang dia temui.

Kudanya terus berlari menuju selatan Astoria. Membelah hutan, dan juga perumahan warga. Bible tampak sangat girang karena dia bisa menghirup udara pedesaan dan hutan yang asri.

Dari siang hingga sore hari, Bible masih terus berkeliling hutan Selatan Astoria. Bahkan persediaan sayuran dan buah yang ia bawa kini telah habis. Sudah waktunya dia untuk pulang.

"Hei, kemari kau kelinci kecil" Bible mengejar seekor kelinci putih yang berlari berlawanan arah dengannya. Dia terus berlari dan meninggalkan kuda kesayangannya demi bisa bermain dengan si kelinci putih.

"Bunbun, darimana saja kau anak manis?" Bible mendengar seseorang berbicara. Suaranya sedikit berat seperti seorang pria tetapi juga terdengar manis di telinganya.

Bible mencoba untuk berjalan pelan menuju sumber suara. Betapa kagetnya dia ketika melihat seseorang dengan paras yang cantik dengan tubuh yang kecil sedang berbicara dengan seekor kelinci yang sedari tadi ia kejar. Setelah beberapa saat memantau sang kelinci dan si cantik kecil, ia sadar bahwa si cantik bukanlah seorang wanita. Suaranya jelas sekali seperti seorang pria tapi mengapa pria itu tampak cantik dan manis sekali.

Bible terperanga karena pria itu menggunakan dress satin ketat dengan belahan dibagian paha yang sangat tinggi hingga ke bagian atas paha putihnya. Baru kali ini ia melihat hal seperti itu.

"Selamat sore tuan, apakah tuan sedang mencari teman? Silahkan datang ke toko saya" Pria kecil itu melihat kearah Bible. Dia sudah merasa bahwa seseorang sedang memperhatikannya sedari tadi.

"Ah, iya." Bible menjawab seadanya dan dibalas dengan senyuman manis pria itu yang lalu mengarahkan Bible untuk berjalan mengikutinya sembari menggendong seekor kelinci.

Bible sampai di pintu masuk sebuah tempat yang terlihat seperti penginapan tetapi sangat ramai. Dia tidak bertanya banyak dan hanya mengikuti pria kecil di depannya.

"Apakah Tuan memiliki kriteria khusus? Saya akan berusaha mencarikan teman sesuai dengan kriteria yang tuan sampaikan" Pria kecil itu duduk di sebuah meja kecil dan membuka sebuah buku yang dipenuhi dengan foto hitam putih yang Bible tidak paham apa maksudnya.

"Kriteria?" Bible masih belum paham kemana arah obrolan ini.

"Iya, atau Tuan bisa melihat katalog ini. Semua yang ada disini dijamin bisa memberikan kesenangan kepada tuan" Sang pria kecil tersenyum dan memperlihatkan lesung pipi yang membuat senyumannya semakin manis.

"Kamu" hanya satu kata itu yang mampu Bible ucapkan melihat pria tercantik yang pernah ia temui seumur hidupnya. Pria-pria di sekitarnya semua selalu berpenampilan keras dan sangar. Sangat kontras dengan pria kecil di depannya.

"Saya? Maaf tuan saya hanya seorang kasir disini. Tuan tidak bisa tidur dengan saya" Jawab pria kecil itu masih dengan senyumannya. Bible dapat melihat pipi pria itu semakin memancarkan warna kemerahan.

"Sebentar, tidur? Teman? maksudnya? " Bible membelalakkan matanya saat ia sadar bahwa dia sedang berada di sisi gelap Astoria.

"Saya yakin tuan mengeri masud saya. Jadi bagaimana tuan? Apakah transaksinya akan dilanjutkan?" Tanya pria kecil itu dengan tenang.

Bible menutup matanya sekilas dan menarik nafas panjang.

"Saya akan lanjutkan jika itu kamu" Bible telah jatuh hati kepada pria di depannya ini.

"Baiklah, spesial untuk tuan, saya bersedia. Tetapi tarif saya berbeda, apakah tuan keberatan?" Pria kecil itu menatap Bible dengan tatapan menggoda yang membuat bagian selatannya sedikit terbangun.

"Berapapun akan saya bayar" Bible menarik tangan mungil nan lentik pria itu dan menciumnya sekilas.

"Baiklah. Silahkan ikuti saya, tuan tampan" Biu memegang tangan Bible dan menuntunnya untuk beranjak dari ruangan tersebut.

Bible diajak melewati banyak ruangan diantar koridor sempit tempat itu. Namun, pandangannya tidak bisa lepas dari bongkahan sintal yang tercetak jelas dibalik dress ketat yang dikenakan pria manis di depannya.

Pinggul pria itu terus bergoyang seolah menghipnotis Bible.

"Wih Bi, malam ini kamu terima tamu?" Tanya seorang pria yang memiliki badan kekar hampir seperti Bible. Dari tampilannya, Bible yakin pria itu adalah pria bayaran di rumah ini.

"Iya, tuan ini sangat menginginkanku. Aku tak bisa menolaknya, benar kan tuan?" pria itu berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan si pria besar.

Bible hanya mengangguk.

"Selamat bersenang-senang. Hati-hati tuan, jepitan Biu katanya luar biasa" Pria besar itu berteriak sambil melambaikan tangannya kearah Bible dan si pria manis.

Selir Untuk Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang