Chapter 3

559 45 0
                                    

"Selamat pagi, Biu" Ucap sang tuan sembari menciumi kening si cantik yang tidur dengan memeluknya.

"Selamat pagi, Tuan. Aku rasanya tidak ingin beranjak dari tempat tidur ini" Biu menenggelamkan wajahnya di dada sang tuan.

Bible tersenyum dan kembali memeluk si cantik. Ia pun sama, rasanya tak ingin berpisah dengan lelaki manis ini.

Tok Tok

Suara pintu diketuk terdengar dan membuat Biu lantas bangun dari tempat tidur. Rupanya, Apo mengantarkan sarapan untuk keduanya.

"Bagaimana?" Tanya Apo seraya melirik kondisi kamar Biu.

"Sssst, sudah pergi sana. Jangan lihat-lihat" Biu mengusir Apo dan kembali menutup pintu kamarnya dan berlenggang ke meja did alam kamarnya.

"Tuan, mari sarapan" Ajak Biu.

Setelah meninmati sarapan yang begitu romantis, keduanya berjalan-jalan di taman sekitar.

Senyuman manis tidak pernah hilang dari wajah Biu selama ia bersama sang Tuan. Hari ini bagaikan hari terbahagia dalam hidupnya.

Bible pun sama, ia benar-benar sudah jatuh cinta terhadap pria ini. Semua tingkah laku Biu membuat dirinya tergila-gila.

"Ahh" Biu kaget ketika sang tuan menggenggam tangannya tiba-tiba.

"Kenapa, Tuan?" Biu bertanya-tanya heran ketika sang Tuan menatapnya sangat dalam.

"Biu, aku tahu ini sangat singkat tapi aku sudah terlanjur jatuh hati denganmu. Aku ingin terus bersamamu. Kehadiranmu sungguh membuatku bahagia. Apakah kau mau hidup bersamaku di rumahku?" Tanya sang tuan seraya menggenggam kedua tangan Biu.

Biu tak mampu menyembunyikan rasa haru dan bahagianya ketika mengetahui cintanya terbalaskan.

Biu menggangguk lembut dengan pipi yang merona merah.

"Kemarilah" Sang Tuan menarih tubuh Biu untuk memeluknya dalam kasih sayang dan hangat.

"Sore ini aku akan pulang dulu dan mempersiapkan semuanya untuk kedatangamu. Aku akan datang kembali dalam 3 hari untuk menjemputmu. Tolong rindukan aku" sang tuan mencium kening Biu dengan lembut.

"Aku akan menunggumu disini. Berjanjilah untuk datang tepat waktu" Biu mengerucutkan bibirnya, sesungguhnya ia tak ingin berpisah dengan sang Tuan. Tetapi, kepercayaan bahwa sang tuan akan kembali lagi menjemputnya.

"Aku janji, sayang"

"Apa yang kau lamunkan?" Apo berusaha membangunkan Biu dari lamunan panjangnya.

"Apakah dia benar akan datang esok?" Biu tiba-tiba menitihkan air mata karena merindukan sang tuan dan pikiran-pikiran negatif terus saja menghampirinya 2 hari ini.

"Percayalah dia akan datang. Dari wajahnya aku bisa meihat bahwa ia adalah orang yang menepati janji" Hibur Apo.

"Hmmm. Semoga saja. Aku sudah menyiapkan barang-barangku, dia harus datang!" Biu kembali optimis.

"Oh iya, salah satu pelangganku berkata bahwa ia mengenal si tuan mu itu. Katanya, si tuan adalah raja Astoria. Wah, Jika benar maka kau akan segera tinggal di istana HAHA" Goda Apo.

"Ah ada-ada saja. Mana mungkin seorang raja mau dengan seorang pelacur sepertiku?" Biu mencubit Apo karena pendapatnya sungguh tidak masuk akal.

"Bagaimana jika itu benar?" Tanya Apo kembali serius.

"Tidak mungkin. Sudahlah, aku akan menyerahkan semua ini kepadamu selama aku pergi. Jangan buat aku bangkrut, mengerti?" Ancam Biu kepada Apo. Ya, Tempat prostitusi ini adalah milik Biu.

"Aku akan menjempul selirku esok. Kau siapkan segala persiapannya" Titah Bible kepada pelayannya.

"Apakah kau benar-benar akan membawa seorang lelaki sebagai selirmu?" Tanya Jeanny, sang Ratu. Ia masih tidak percaya bahwa suaminya menyukai sesama pria dan bahkan hendak membawa pria itu ke istana.

"Harus ku bilang berapa kali kepadamu? Dia akan tiba disini besok" Bible menjadi sumringah mengigat pria kecilnya akan segera bersanding dengannya. Ia tidak pernah sedikit pun tidak memikirkan Biu.

"Apa kurangku, Bib? Apa aku kurang memuaskanmu sehingga kau memilih anus pria?" Jeanny menangis karena dirinya merasa rendah.

"DIAM KAMU! Aku memang tidak puas kepadamu. Hentikan tangisan buaya mu itu. Biarkan aku tenang bersamanya dan aku akan terus menutup mataku mengenai hubunganmu dan pelayanmu itu!" Bible benar-benar murka atas apa yang dikatakan istrinya.

Jeanny merasa kalah dan berlenggang pergi dari hadapan Bible.

"BIUUUUUUU KEKASIHMU DATANG BERASAMA BANYAK ROMBONGAN!" Teriak Apo di depan kamar Biu.

Biu telah mulai untuk bersolek sejak pagi hari, ingin menyambut tuannya dengan penampilan terbaiknya.

"Benarkah?" Biu segera berlari menuju pintu masuk tempat usahanya.

"TUAN! Aku sangat merindukanmu!" Biu langsung memeluk Bible dan disambut dengan hangat.

"Aku juga merindukanmu, sayang. Mari, pulang ke rumah kita" Bible mencium pucuk kepala Biu.

"Siapa mereka? Kenapa kau membawa banyak sekali orang?" Biu melihat sekitar dan kaget ketika banyak orang yang melihat momen romantisnya bersama sang Tuan.

"Mereka adalah orang-orang yang akan melayanimu mulai saat ini" Bible mengusap wajah Biu dan mencium bibirnya sebentar.

"Ayo, mari kita pulang" Bible membantu Biu untuk menaiki kereta kencananya.

"Selamat datang di Istana. Bgaimana saya harus memanggil Anda? Nona atau Tuan?" Tanya seorang pelayan saat Biu tiba di Istana dan sontak saja pelayan tersebut mendapatkan tatapan tajam dari Sang Raja.

"Apa pun tidak masalah bagiku" Jawab Biu sambil menggenggam lengan Bible, menahan Bible untuk marah.

"Baik Tuan, silahkan ikuti saya menuju kamar Anda" Ajak si pelayan dan dijawab anggukan oleh Biu. Dia masih kaget mengenai kenyataan bahwa sang Tuan yang ia sayangi adalah seorang Raja dan ia akan dinobatkan sebagai selir esok hari.

Dalam perjalanan, Bible telah menjelaskan banyak hal mengenai keadaannya dan tentu saja membuat Biu tak henti membelalakkan matanya. Namun, ia sudah terlanjur di dalam perjalanan dan mencintai Bible. Ditambah Bible yang terus menerus memberikan banyak pengertian dan janji bahwa ia akan baik-baik saja, tentu saja membuat Biu mengiyakannya.

Selir Untuk Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang