Giselle kini sedang bersiap dia akan pergi berangkat sekola, Giselle mengenakan baju putih abu-abu khas anak SMA, penampilan Giselle biasa saja seperti anak sekolah pada umumnya rambut di ikat satu baju rapih dan jangan lupa sepatu hitam dengan kaos kaki putih.
dengan langkah ringan Giselle meninggalkan kamar dengan seragam sekolah yang sudah rapih, dan turun untuk memulai sarapan bersama keluarganya.
dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya, Giselle berjalan menuju dapur untuk sarapan bersama
Giselle duduk tenang di meja makan, dihadiri oleh kedua orang tua dan juga adiknya yang dengan hangat menyapanya, menciptakan suasana keluarga yang penuh kasih dan kebersamaan.
"Giselle, kamu ada latihan sekarang nak?" tanya ayah Giselle
"ada yah, jadi nanti Giselle pulangnya agak sore. " dengan antusias, Giselle menjelaskan kepada ayahnya bahwa saat ini dia sedang ada latihan basket dan berencana akan pulang sedikit sore.
"semangat ya sayang. " dengan senyum hangat sang bunda memberi dukungan kepada Giselle
"iya makasih Bun" Giselle tersenyum senang mendengar dukungan dari bundanya
"nanti kamu berangkat sama Kaka kamu ya Navee. " dengan lembut ayah meminta Naveen untuk berangkat sekolah bersama Giselle kakanya
"loh emang ayah kenapa?" Naveen terkejut dan heran saat ayah mengubah rutinitas pagi yang biasanya dia berangkat dengan ayahnya tapi kini sang ayah memintanya untuk berangkat bersama Giselle.
"Ayah nggak searah sekarang sayang, jadi kamu hari ini sama Kaka kamu ya?" bunda dengan lembut menjelaskan bahwa ayah tidak searah dengan sekolah anaknya itu.
"gapapa lah dek kali-kali lo berangkat sama gue. " giselle yang merasa selama mereka sekola adiknya ini tidak pernah berangkat bersama dirinya, pasti sama ayah saja karena searah sama kantor
meskipun sekolah Giselle dan Navee berjarak dekat, Giselle memilih untuk mengendarai motor setiap hari. keputusan ini bersangkutan dengan jadwal latihan yang membuatnya sering pulang sore.
"yaudah gapapa. " Naveen menyadari bahwa selama ini dia tidak pernah berangkat bersama kakaknya. meskipun sebenarnya ingin berangkat bersama Giselle, tapi mengingat bagaimana Giselle saat membawa motor Naveen sedikit takut.
setelah sarapan bersama, kini saatnya bagi keluarga tersebut untuk berpisah. ayah bersiap-siap menuju kantor untuk memulai hari kerjanya sementara Giselle dan Navee bersiap-siap untuk pergi ke sekolah mereka masing-masing.
"kak awas ya kalo bawa motornya ngebut. " Navee memberikan tatapan sinis dan berharap kakanya membawa motor seperti manusia pada umumnya saja.
"iya santai aja kali gak bakal gue ajak mati juga. " Giselle menjawab santai ucapan Navee sembari memberikan helm kepada adiknya itu
"Giselle ngomongnya!" Giselle dengan kebiasaannya yang asal bicara membuat bunda sering menegurnya.
"hehe nggak bunda, bercanda aja kok. " senyum manis terpancar di wajah Giselle saat mendengar teguran dari bundanya itu.
"yaudah sana berangkat nanti telat. " dengan lembut bunda meminta kedua anaknya itu untuk berangkat
"iya, yaudah kita berangkat ya Bun. "
Navee menyalimi tangan bunda dan hal itu di ikuti Giselle menciptakan momen antara ibu dan anak yang sangat bahagia."Giselle juga ya Bun. "
mereka berdua keluar dan langsung menemukan motor jihoon yang ternyata sudah di keluarkan.
di perjalanan Naveen tidak henti-hentinya mengingatkan Giselle agar tidak membawa motor ngebut, tapi sayang teriakannya itu tidak membuahkan apa-apa.
"KAK PELAN-PELAN ANJERR!! LO KAYA DI KEJAR RENTENIR AJE!" dengan nada tinggi Naveen berteriak saat melihat kakaknya yang membawa motor dengan kecepatan tinggi. meskipun sudah di ingatkan sebelumnya untuk tidak melaju terlalu kencang, Giselle tetap mengabaikan permintaan Navee.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BF IS MY ENEMY|| revehours
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] di dunia ini ada yang namanya KARMA bisa saja orang yang dulunya sangat menyebalkan di matamu tapi suatu saat nanti dia menjadi pasangan hidupmu. jodoh sudah ada yang ngatur dan kamu tidak bisa mengubah aturan tuhan ⚠️⚠️ J...